Wikipedia

Hasil penelusuran

Senin, 27 April 2015

LAPORAN KEGIATAN STORY TELLING


KELOMPOK 3


Tema : Story Telling
Topik : Malin Kundang dan Si Kancil dan Si Musang yang Licik
A.    Pendahuluan
Suatu proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan tidak terbatas pada penyampaian materi pelajaran saja, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana agar materi yang diterima anak dapat diterapkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu diperlukan keterampilan mengajar yang baik. Tugas dan tanggung jawab utama seorang pengajar adalah mengelola pengajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif di antara dua subjek pengajaran. Pengajar sebagai penginisiatif awal dan pengarah serta pembimbing, sedang peserta didik sebagai yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam pengajaran.
Sehubungan dengan pernyataan di atas, dalam kegiatan belajar dan mengajar keterampilan menyimak menjadi salah satu bagian keterampilan berbahasa yang harus diajarkan kepada peserta didik dan dikuasai oleh peserta didik. Salah satu bentuk keterampilan menyimak tersebut adalah keterampilan menyimak isi cerita story telling. Keterampilan menyimak cerita story telling memiliki beberapa manfaat bagi peserta didik (khususnya di sekolah dasar) yaitu meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan baik, membentuk karakter peserta didik, sportivitas peserta didik, memberikan sentuhan manusiawi, dan mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berbahasa melalui pesan yang tersirat dan tersurat di dalam story telling yang diperdengarkan kepada peserta didik.
Kualitas pemahaman anak terhadap isi cerita yang disampaikan oleh pengajarnya, tergantung dari cara pengajar menyampaikannya cerita tersebut. Penggunaan media pembelajaran dan pengembangannya dapat dikatakan berhasil, harus dilihat dari sudut input, proses, hingga output pembelajaran. Hal ini selain membutuhkan kesungguhan pengajar untuk mau mengembangkan metode-metode pembelajarannya, sesuai dengan kriteria anak yang dihadapi, juga dituntut adanya kreativitas dan kecerdasan pengajar yang tinggi untuk mengkreasikan sumber-sumber pembelajaran yang ada dan memanfaatkannya secara proporsional. Perkembangan bahasa anak-anak dapat dilihat dari segi kemampuan menerima, memahami dan melahirkan semula. Konteks Pengembangan bahasa atau yang dikenal dengan ketrampilan berbahasa meliputi: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pada metode pembelajaran storytelling yang kami berikan kepada anak-anak kami menggunakan keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan dan berbicara. Menyajikan story telling yang menarik bagi anak-anak bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Terlebih lagi anak-anak hanya dapat berkonsentrasi mendengarkan cerita hanya dalam waktu yang singkat, jika waktu mendongeng terlalu lama membuat anak merasa cepat bosan dan tidak antusias lagi.

B.     Landasan Teori
Storytelling adalah cara yang dilakukan untuk menyampaikan suatu cerita kepada para penyimak, baik dalam bentuk kata-kata, gambar, foto, maupun suara. Storytelling sering digunakan dalam proses belajar mengajar utamanya pada tingkat pemula atau anak-anak. Teknik ini bermanfaat melatih kemampuan mendengar secara menyenangkan. Orang yang ingin menyampaikan storytelling harus mempunyai kemampuan public speaking yang baik, memahami karakter pendengar, meniru suara-suara, pintar mengatur nada dan intonasi serta keterampilan memakai alat bantu. Dikatakan berhasil menggunakan teknik storytelling, jika pendengar mampu menangkap jalan cerita serta merasa terhibur. Selain itu, pesan moral dalam cerita juga diperoleh.

C.     Tujuan Program Pembelajaran
·      Memberikan pesan moral yang terdapat dalam cerita.
Adapun pesan moral yang terdapat dalam cerita ialah:
1.      Malin Kundang
Cerita Malin Kundang memberikan pesan moral untuk menghormati orangtua. Orangtua sangat berjasa kepada anaknya, merekalah yang membesarkan, menafkahi, memberi kasih sayang, dan memberi pendidikan. Orangtua melakukan semuanya dengan ketulusan, kita sebagai anak harus menghormati orangtua kita, jangan membuat hati mereka terluka. orangtua memang bisa memaafkan anaknya, namun ketika anak melakukan hal yang sangat menyakiti hati mereka hal apapun tak dapat mengobati luka tersebut. Malin Kundang merupakan salah satu contoh anak yang telah menyakiti hati ibunya. Ia tidak mengakui ibunya karena ibunya hanya orang miskin, dan berpakaian compang-camping.  hati ibunya sangat terluka dan ibunya pun berdoa kepada Allah SWT, ia mengutuk Malin Kundang menjadi sebuah batu. ternyata hal tersebut menjadi kenyataan, itu membuktikan bahwa doa orangtua sangat mujarab.
2.      Anak Si Kancil dan Musang yang Licik
Cerita kancil dan musang tersebut memberikan pesan moral kepada kita bahwa kita tidak boleh menipu orang lain dengan kelicikan kita, karena bisa saja kelicikan tersebut menimpa kta sendiri, dan sayangilah makhluk Tuhan agar kita bisa hidup damai dan sejahtera. hal tersebut terlihat ketika musang menjebak kancil, ternyata ia yang terkena jebakannya sendiri.
·         Mengetahui bagaimana penalaran anak terhadap cerita.
Story telling yang kami lakukan juga bertujuan untuk melihat bagaimana pemahaman anak terhadap jalan cerita, dan meyimpulkan hal apa yang bermakna. Kami juga ingin mengetahui bagaimana short term memory pada anak usia 4-7 tahun. Kami menanyakan kepada mereka tentang apa yang mereka ingat setelah mendengar cerita yang kami sampaikan.

D.    Alat yang Digunakan
Alat-alat yang digunakan selama proses pelaksanaan:
·         Alat tulis 
·         Tab
·         Gambar tentang cerita yang akan dibawakan.

E.     Lokasi
Jl. Mesjid Taufik gg. Damai no. 12, Medan 

F.      Perencanaan Kegiatan
Tanggal
Kegiatan
9 – 22 Maret 2015
Menyusun perencanaan kegiatan
23 April 2015
Diskusi pelaksanaan
25-26 April 2015
Pelaksanaan kegiatan

G.    Rincian Kegiatan
Sabtu, 25 April 2015
·         12.00-12.30 ( Perkenalan)
·         12.30-13.15 (Story telling)
·         13.15-13.30 (Tanya jawab tentang cerita)
·         13.30-13.45  (Games)
·         13.45-14.00  (Penutup)

Minggu, 05 April 2015
·         11.00-11.30 ( ice breaking)
·         11.30-12.15 (Story telling)
·         12.15-12.30 (Tanya jawab tentang cerita)
·         12.30-12.45 (Games)
·         12.45-13.00(Penutup)

H.    Tantangan
Tantangan merupakan bagian-bagian yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran ini agar pelaksanannya maksimal dan sesuai yang di-harapkan. Tantangan dalam melaksanakan pembelajaran Story Telling ini antara lain:
·         Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksaan harus sesuai dengan waktu anggota kelompok, dimana semua anggota kelompok harus bisa meluangkan waktu untuk melaksanakan pembelajaran tersebut.
·         Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan  juga menghadirkan dilema. Untuk menentukan di mana kami akan melaksankan pembelajaran tersebut, kami sangat bingung karena tempat pelaksanaan tersebut harus dekat dengan tempat tinggal anak-anak yang menjadi subjek. Akhirnya kami memutuskan untuk melaksanakan kegiatan tersebut di salah satu tempat tinggal anggota kelompok, yang berketepatan ada tiga subjek di daerah tempat tinggalnya.
·         Proses Pelaksanaan
Kami sangat susah untuk mengatur anak-anak yang baru kami kenal, tetapi dengan segala upaya dan pengendalian emosi yang baik akhirnya kami melaksanankan berjalan dengan baik.

I.       Pelaksanaan
Pada hari yang telah ditentukan kami melaksanakan kegiatan tersebut berdasarkan rancangan yang telah kami buat. Adapun kegiatan yang kami lakukan ialah:
Pelaksanaan Hari Pertama
1.      Perkenalan
Kami memulai dengan memperkenalkan diri kami terlebih dahulu kepada anak-anak. Kami menyebutkan nama kami satu persatu, kemudian kami menanyakan kembali kepada mereka apakah mereka telah mengingat nama kami. Hasilnya, kami harus mengulang beberapa kali dalam menyebutkan nama kami agar mereka bisa mengingatnya. Setelah mereka mengingat nama kami, kami mengajak mereka agar mereka mau memperkenalkan diri mereka. Mereka pun menyebutkan nama panjang dan nama panggilan masing-masing. Mereka bernama:
·         Ibrahim Timoti Leboksa Ababil Ali (Baim)
·         Freizkayla Ababil Ali (Kayla)
·         Amira Ananya (Naya)
2.      Story Telling Malin Kundang
Story telling ini dibawakan oleh Ilmi Khoir Purba. pertama sekali Ilmi bertanya kepada mereka apakah mereka pernah mengetahui cerita tersebut, ternyata mereka belum pernah mendengarnya. Ilmi melanjutkan dengan menunjukkan gambar Malin Kundang untuk menarik perhatian anak. Anakpun mulai tertarik dan mereka mendengarkan cerita dengan baik. Beberapa bagian cerita diikuti dengan gambar, dan hal tersebut membuat mereka lebih antusias untuk mendengarkan cerita yang disampaikan. Ilmi juga memilih bahasa yang mudah dipahami oleh anak. Jika ada kata-kata yang asing untuk anak, Ia menanyakan kepada mereka apakah mereka mengerti atau tidak. Jika tidak Ilmi kembali menjelaskan dengan bahasa yang sering mereka dengar dalam kehidupan sehari-hari. Ketika menunjukkan gambar, Ilmi juga menjelaskan hal apa yang terjadi dalam gambar tersebut, Ia juga menunjukkan mana Malin Kundang, Ibunya, Istrinya, dan hal-hal lain yang terdapat dalam gambar yang ditunjukkan. Pada akhir cerita, Ilmi menanyakan kepada anak, apakah mereka mengerti cerita yang telah disampaikan. setelah mengerti, Ilmi juga menjelaskan pesan moral yang terdapat dalam cerita tersebut.
Ilmi juga menyampaikan pesan moral bahwa sebagai seorang anak kita harus menghormati, menyayangi, mematuhi serta menghormati orangtua. Kita tidak boleh melupakan orangtua walaupun kta telah menjadi orang yang berhasil.
3.      Tanya Jawab
Proses tanya jawab dilakukan oleh Rizky Wadiah Pulungan. Dia memulai dengan menunjukkan gambar kembali, dan bertanya hal apa yang terjadi dalam gambar tersebut. Ia juga menyakan apakah ada hal-hal yang igin ditanykan, atau yang mereka tidak ingat. Ia juga kembali menekankan hal-hal moral yang terdapat dalam cerita.
4.      Game
Game dibawakan oleh Juliani Sapitri dan Nurul Nia Aqsari. jenis game yang mereka bawakan ialah menebak suara binatang/hewan. Hal ini dilakukan dengan menyuruh anak mendengar suara binatang melalui aplikasi yang ada di tablet, kemudian anak disuruh untuk mengangkat tangan lalu menebak suara tersebut jika mereka mengetahuinya.
5.      Penutup
Penutup dibawakan oleh semua anggota kelompok, yang dilakukan dengan menyanyi bersama dan pemberian reward.
Pelaksanaan Hari Kedua
1.    Ice Breaking
Ice Breaking dibawakan oleh Jerni Hati, jenis Ice Breaking yang dibawakan ialah dengan tepuk tangan untuk anak. Hal ini dilakukan pertama dengan menanyakan kepada anak apakah mereka sudah mengetahui yang mana hidung, mata, dan kepala sambil menunjuknya. Kemudian akan diperaktekkan pertama kali dengan cara jika menunjuk hidung tepuk satu kali, mata tepuk dua kali, kepala tepuk tiga kali. Setelah diperaktekkan akan dilakukan Ice Breaking dengan membolak balik menunjuk hidung, mata dan kepala sambil anaka tepuk tang dengan peraturan yang telah ditentukan.
2.      Story Telling Si Kancil dan Si Musang yang Licik
Story Telling ini dibawakan oleh Juliani Sapitri. Pertama kali Juli bertanya kepada anak-anak apakah merka pernah mengetahui cerita tersebut, ternyata mereka belum pernah mendengarnya. Juli melanjutkan dengan menunjukkan gambar Anak Kancil dan musang yang Licik untuk menarik perhatian anak. Anakpun mulai tertarik dan mereka mendengarkan cerita dengan baik. Beberapa bagian cerita diikuti dengan gambar, dan hal tersebut membuat mereka lebih antusias untuk mendengarkan cerita yang disampaikan. Juli juga memilih bahasa yang mudah dipahami oleh anak. Jika ada kata-kata yang asing untuk anak, Ia menanyakan kepada mereka apakah mereka mengerti atau tidak. Jika tidak Juli kembali menjelaskan dengan bahasa yang sering mereka dengar dalam kehidupan sehari-hari. Pada akhir cerita, Juli menanyakan kepada anak, apakah mereka mengerti cerita yang telah disampaikan. setelah mengerti, Juli juga menjelaskan pesan moral yang terdapat dalam cerita tersebut.
3.      Tanya Jawab
Proses tanya jawab dilakukan oleh Nurul Nia Aqsari. Dia memulai dengan menunjukkan gambar kembali, dan bertanya hal apa yang terjadi dalam gambar tersebut. Ia juga menyakan apakah ada hal-hal yang igin ditanyakan, atau yang mereka tidak ingat. Ia juga kembali menekankan hal-hal moral yang terdapat dalam cerita.
4.      Game
Game dibawakan oleh Ilmi Khoir Purba. Jenis Game yang Ilmi bawakan ialah menyebutkan anggota badan sambil menunjuk anggota badan meskipun kata yan diucapin berbeda dengan yang ditunjuk. Hal ini dilakukan apakah anak mengerti yang mana yang di ucapkan mana yang ditunjuk.
5.      Penutup
Penutup dibawakan oleh semua anggota kelompok, yang dilakukan dengan menyanyi bersama dan pemberian reward.
J.       Pencapaian Tujuan Pembelajaran
·         Pencapaian pesan moral yang didapat oleh anak
Cerita malin kundang mendapatkan pesan moral untuk menghormati orang tua dan tidak boleh durhaka. Pada pencapaian moral ini kami tidak mengetahui apakah anak akan menghormati orang tua atau tidak . Tetapi, kami sangat menekankan agar seorang anak tidak melawan terhadap orang tua dan tidah boleh nakal.
Cerita kancil dan musang tersebut mendapatkan pesan moral bawha tidak boleh menipu orang lain dengan kelicikan. Disini juga kami tidak mengetahui apakah anak akan mengaplikasikan atu hanya sekedar diingat saja.
·         Pencapaian  penalaran anak terhadap cerita.
Kami bisa mengetahui sort term memory  anak, diman anak tidak bisa mengingat semua jalan ceriata yang diberikan. Ketika kami menyakan kepada anak tentang jalan cerita kami harus membantu dengan menyebutkan kata yang tidak lengkap untuk membantu anak mengingat cerita tersebut.
K.    Kendala yang dihadapi
·         Waktu Pelaksanaan
Kami telah menentukan bahwa kami akan berkumpul di kampus pada jam 10.00 WIB. Namun beberapa orang ada yang tidak datang tepat waktu karena kendala saat di perjalanan. Kami menunggu teman-teman hingga pukul 10.30 WIB. Salah orang dari anggota memutuskan untuk langsung pergi ke tempat pelaksanaan karena menggunakan kendaraan sepeda motor dan satu anggotakelompok merupak tempat tinggalnya .
Kami memperkirakan bahwa kamia akan melaksanakan pembelajaran pada pukul 11.00 WIB ( estimasi perjalanan menuju tempat 30 menit), namun kenyatannya tidak terlaksana karena salah satu anggota datang ketempat tidak tepat waktu. Pelaksanaan  akhirnya dapat terselesaikan pada pukul 14.00 dengan waktu pengerjaan sekitar 2jam.
·         Tempat Pelaksanaan
Kami mengalmi kendala untuk menuju tempat pelaksanaan tersebut, karena tempat tersebut belum pernah kami datangi sebelumnya. Setelah kami turun dari angkot kami tidak tahu yang mana tempat pelaksanaanya.
·         Proses Pelaksanaan
Dalam proses pembuatan kami merasa kesulitan untuk mengatur anak-anak yang memiliki tingkah laku yang berbeda-beda, diman untuk mengatur anak-anak tidak semudah yang dibayangkan.

L.     Distribusi Tugas
Hari Pertama
·         Perkenalan : Seluruh anggota kelompok.
·         Penyampai story telling : Ilmi Khoir Purba
·         Tanya jawab : Rizki Wadiah
·         Games : Nurul Nia Aqsari dan Juliani Sapitri
·         Dokumentasi : Jerni Hati
·         Penutup : seluruh anggota kelompok
Hari Kedua
·         Ice breaking : Jerni Hati
·         Penyampai story telling : Juliani Sapitri
·         Tanya jawab : Nurul Nia Aqsari
·         Games : Ilmi Khoir Purba
·         Dokumentasi : Rizki Wadiah
·         Penutup : Seluruh anggota kelompok.

M.   Rincian Dana
Hari pertama
  • Ongkos : 16.000 x 3 = 48.000
  • Reward : 6.000 x 3= 18.000 
  • Jumlah = Rp 66.000,00 
Hari kedua
  • Ongkos : 16.000 x 3 = 48.000
  • Reward : 6.000 x 3 = 18.000 
  • Jumlah = Rp 66.000,00 
TOTAL = 132.000
N.    Testimoni Selama Pelaksanaan

·         Ilmi Khoir Purba  (13-003)
Saya merasa senang dapat menyampaikan Story Telling  kepada anak-anak. Ternyata mereka mudah dalam berinterksi dengan orang lain, dan mereka juga mampu mendengar, dan memahami dengan baik. Mereka juga mampu memahami pesan moral yang terdapat dalm cerita, walaupun daalm mengingat kita harus membantu dengan mengulang beberapa kali yang harus diingat tersebut. Tetapi ada juga tantangan dalam kegiatan tersebut, fokus anak sering kali terdistordi dengan hal lain, seperti memperhatikan anak lain yang bukan peserta Story Telling yang bemain Game.
·         Juliani Sapitri (13-025)
Kegiatan tersebut sangat asyik, apa yang saya lakukan membuat saya suka terhadap anak-anak, karena anak-anak tersebut dangat lucu, pintar, baik-baik hal tersebut membuat saya senang. Tetapi sebaiknya kelompok harus lebih mempersiapkan susunan kegiatannya sehingga kegiatan tersebut menjadi lebih asyik lagi dan cerita yang dipilihkan harusnya lebih menarik lagi, agar anak lebih antusias mendengarkan certanya.
·         Rizki Wadiah ( 13-037)
Menurut saya kegiatan yang kami laksanakan ini sangat menyenangkan karena ketika mengerjakan tugas tersebut saya bisa melihat pola tingkah laku anak-anak yang sangat polos dan susah ditebak.
·         Jerni Hati ( 13-067)
Menurut saya kegiatan ini sangt menantang, dimana untuk mengarur anak-anak tidak semudah yang dibayangkan. Kita harus lebih mengerti terhadap anak-anak yang memiliki tingkah laku yang berbeda-beda. Kemudian kita juga tidak hanya mempelajari teori saja tetapi dalam kegiatan ini kita di tuntut untuk mengaplikasikan teori-teori yang sudah dipelajari. Tetapi saya sangat sengan bisa berinteraksi dengan anak-anak tersebut dalam hal tersebut menuntut kita untuk mengelola emosi yang baik.
·         Nurul Nia Aqsari ( 13-071)

Selama melaksanakan kegitan ini cukup menyenagkan buat saya, meskipun dalam kegitan tersebut ada kesulitan. Kesulitannya kita harus benar-benar mengetahui tips dan trik cara mengajar anak yang baik. Jika kita tidak mengetahui cara mendidik dan mengajar anak dengan baik otomatis yang kita sampaikan terhadap anak tidak akan berhasil. Contohnya keponakan saya, kita sebagai pendidik harus mengetahui bagaimana cara mengatasi seperti keponakan saya, yang orangnya keras kepala dan susah untuk diatur. Kita harus mengetahui cara yang baik agar menjadi pendidik anak yang bertanggung jawab.