Wikipedia

Hasil penelusuran

Minggu, 23 Maret 2014

Teori Perkembangan Kognitif menurut Vygotsky


Teori Perkembangan Kognitif menurut Vygotsky
  • Biografi singkat

Lev Semyonovich Vygotsky lahir pada tahun 1896 di Tsarist Russia, di suatu kota Orscha, Belorussia dari keluarga kelas menengah Keturunan Yahudi. Dia tumbuh dan besar di Gomel, suatu kota sekitar 400 mil bagian barat Moscow. Sewaktu dia masih muda, dia tertarik pada studi-studi kesusastraan dan analisis sastra, dan menjadi seorang penyair dan Filosof.

Memasuki usia 18 tahun, dia menulis suatu ulasan tentang Shakespeare's Hamlet yang kemudian dimasukkan dalam satu dari berbagai tulisannya mengenai psikologi. Dia memasuki sekolah kedokteran di Universitas Moscow dan dalam waktu yang tidak lama kemudian dia pindah ke sekolah hukum sambil mengambil studi kesusastraan pada salah satu universitas swasta. Dia menjadi tertarik pada psikologi pada umur 28 tahun.
Setelah dia meninggal pada usia yang masih dibilang sangat muda (38 tahun), pada tahun 1934 akibat menderita penyakit tuberculosis (TBC), barulah seluruh ide dan teorinya diterima oleh pemerintah dan tetap dianut dan dipelajari oleh mahasiswanya.
Kepeloporannya dalam meletakkan dasar tentang psikologi perkembangan telah banyak mempengaruhi sekolah pendidikan di Rusia yang kemudian teorinya berkembang dan dikenal luas di seluruh dunia hingga saat ini.  Namun di Amerika sendiri, baru diperkenalkan pada tahun 1960-an melalui karya terjemahan inggrisnya.
  • Asumsi Vygotsky
Seperti Piaget, Vygotsky menekankan bahwa anak-anak secara aktif menyusun pengetahuan mereka. Ada tiga klaim dalam inti pandangan Vygotsky (Tappan, 1998), yakni:
  1. Keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila dianalisis dan diinterpretasikan secara developmental.
Menurutnya, menggunakan pendekatan developmental berarti memahami fungsi kognitif anak dengan memeriksa asal-usulnya dan transformasinya dari bentul awal ke bentuk selanjutnya.
  1. Kemapuan kognitif dimediasi dengan kata, bahasa dan bentuk diskursus yang berfungsi sebagai alat psikologis untuk membantu dan mentransformasi aktivitas mental.
Vygotsky percaya bahwa bahasa merupakan alat yang paling penting dalam pembentukan kognitif anak. Pada masa kanak-kanak awal (early childhood), bahasa mulai digunakan sebagai alat yang membantu anak untuk merancang aktivitas dan memecahkan problem.
  1. Kemampuan kognitif berasal dari relasi sosial dan dipengaruhi oleh latar belakang sosiokultural.
Dia percaya bahwa perkembangan anak tidak dapat dipisahkan dari kegiatan sosial dan kultural (Hollan, dkk., 2001). Perkembangan memori, perhatian, dan nalur melibatkan pembelajaran untuk menggunakan alat yang ada didalam masyarakat.
Didalam ketiga klaim dasar ini, Vygotsky mengajukan gagasan (ide) yang unik dan kuat tentang hubungan antara pembelajaran dan perkembangan. Gagasan-gagasan tersebut antara lain:
1)      Zona Perkembangan Proksimal (ZPD)
Zona Perkembangan Proksimal adalah istilah Vygotsky untuk rangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak seorang diri tetapi dapat diipelajari dengan bantuan dan bimbingan orang dewasa atau anak-anak yang lebih mampu.  Batas bawah dari ZPD adalah tingkat problem yang dapat dipecahkan oleh anak secara mandiri. Batas atasnya adalah tingkat tanggung jawab atau tugas tambahan yang dapat diterima oleh anak dengan bantuan seorang instruktur yang lebih mampu. Penekanan Vygotsky pada ZPD menegaskan kenyakinanya akan arti penting dari pengaruh sosial, terutama pengaruh instruksi atau pengajaran, terhadap perkembangan kognitif anak (Hasse, 2001).
Misalnya: ketika saya pertama sekali belajar mengaji di salah satu sekolah MDA yang berada disekitar rumah saya. Ketika saya masuk ke sekolah itu, saya diberikan sebuah tantangan untuk membaca sebuah buku yang biasa dikenal dengan sebutkan Iqra’. Pada saat saya membaca tulisan arab yang ada di dalam Iqra’ tersebut, pada halaman pertama, kedua, ketiga sampai seterusnya, saya dapat membacanya dengan baik, meskipun sedikit tersendat-sendat. (hal ini yang disebut batas bawah dari ZPD). Namun di lembar kesepuluh saya mulai mengalami kesulitan saat membacanya. Ketika itu, salah satu guru yang berada di sana, membantu saya membaca bacaan tersebut. Beliau memberitahu saya bacaan-bacaan apa saja yang sulit saya baca pada saat itu. Sampai akhirnya saya menyelesaikan bacaan tersebut dengan baik dan benar.
2)      Scaffolding
Scaffolding ialah sebuah teknik untuk mengubah level dukungan. Scaffolding adalah istilah terkait perkembangan kognitif yang digunakan Vygotsky untuk mendeskripsikan perubahan dukungan selama sesi pembelajaran, dimana orang yang lebih terampil mengubah bimbingan sesuai tingkat kemampuan anak. Saat kemampuan anak meningkat, maka semakin sedikit bimbingan yang diberikan. Dialog adalah alat yang penting dalam teknik ini di dalam ZPD. Vygotsky memandang anak memiliki konsep yang kaya tetapi tidak sistematis, acak, dan spontan. Dalam dialog, konsep-konsep tersebut dapat dipertemukan dengan bimbingan yang sistematis, logis dan rasional.
Misalnya: saat saya belajar di MDA tadi. Setelah melalui tantangan, keesokan harinya saya mulai diajarkan cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Setiap bulannya mereka memberikan teknik-teknik pembelajaran yang berbeda-beda. Di bulan pertama, mereka mengajarkan saya teknik membaca Iqra’, kemudian bulan berikutnya berkembang ke pembelajaran tajwid-tajwidnya, berkembang lagi kepada pengenalan ilmu-ilmu islam lainnya, sampai pada akhirnya saya dapat membaca Al-Qur’an dengan fasih seperti yang sudah diharapkan sebelumnya.
3)      Bahasa dan Pemikiran
Menurut Vygotsky, anak menggunakan bahasa bukan hanya untuk komunikasi sosial, tetapi juga untuk merencanakan, memonitor perilaku mereka dengan caranya sendiri. Penggunaan bahasa untuk mengatur diri sendiri ini, dinamakan dengan “pembicaraan batin” (inner speech) atau “pembicaraan privat” (private speech). Menurut Piaget, private speech bersifat egosentris dan tidak dewasa, tetapi menurut Vygotsky private speech adalah alat penting bagi pemikiran selama masa kanak-kanak (early childhood).  Lebih jauh Vygotsky yakin bahwa anak pada usia dini menggunakan bahasa unuk merencanakan, membimbing, dan memonitor perilaku mereka. Vygotsky mengatakan bahwa bahasa dan pikiran pada awalnya berkembang terpisah dan kemudian menyatu. Anak harus menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain sebelum mereka dapat fokus ke dalam pemikirannya sendiri. Anak juga harus berkomunikasi secara eksternal dan menggunakan bahasa untuk jangka waktu yang lama sebelum mereka membuat transisi dari kemampuan bicara ekternal menjadi internal. Periode ini biasanya terjadi antara usia 3 (tiga) hingga 7 (tujuh) tahun. Ketika ini terjadi, anak telah menginternalisasikan pembicaraan egosentris mereka dalam bentuk inner speech, dan pembicaraan batin ini lalu menjadi pemikiran mereka. Vygotsky percaya bahwa anak yang banyak menggunakan private speech akan lebih kompeten secara sosial ketimbang mereka yang tidak, karena private speech merepresentasikan transisi awal untuk menjadi lebih komunikatif secara sosial.
Seperti misalnya saat saya yang berumur 5 tahun bermain dengan boneka seorang diri dan berinteraksi dengannya, layaknya seorang teman yang bisa berbicara. Hal ini dapat membentuk private speech kita yang merupakan transisi awal saat berkomunikasi di dunia luar menurut Vygotsky.

  • Perbandingan Teori Vygotsky dengan Piaget
Topik
Vygotsky
Piaget
Konteks sosiokultural
Penekanan Kuat
Sedikit penekanan
Konstruktivisme
Konstruktivis sosial
Konstruktivis kognitif
Tahapan
Tidak ada pandangan tentang tahapan umum perkembangan
Penekanan kuat pada tahapan (sensorimotor, pra-operasional, operasional konkret, dan operasional formal)
Proses utama
Zone of proximal development, bahasa, diialog, alat dari kultur
Skema, asimilasi, akomodasi, operasi, konservasi, klasifikasi, penalaran hipotesis-deduktif
Peran Bahasa
Bahasa memainkan peranan kuat dalam membetuk pemikiran
Mininal; kognisi terutama mengatur bahasa
Pandangan tentang Pendidikan
Pendidikan memainkan peran sentral, membantu anak mempelajari alat-alat kultur
Pendidikan hanya memperbaiki keahlian kognitif anak yang sudah muncul
Implikasi Pengajaran
Guru adalah fasilitator dan pembimbing, bukan pengatur; memberikan banyak kesempatan bagi murid untuk belajar bersama guru dan teman yang lebih ahli.
Juga memandang guru sebagai fasilitator dan pembimbing,bukan pengatur; memberikan dukungan untuk anak agar mengeksplorasi dunia mereka dan menemukan pengetahuan.




Perkembangan Bahasa
Apa itu bahasa? Bahasa adalah bentuk komunikasi, entah itu secara lisan, tertulis atau tanda, yang didasarkan pada sistem simbol. Semua bahasa manusia adalah generatif (diciptakan) dan juga mengikuti aturan fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatis.
ü  Fonologi yaitu sistem suara bahasa.
ü  Morfologi yaitu aturan untuk mengkombinasikan morfem, yang merupakan rangkaian suara yang merupakan kesatuan bahasa terkecul.
ü  Sintaksis yaitu cara kata dikombinasikan untuk membentuk frasa dan kalimat yang bisa diterima
ü  Semantik yaitu mkna dari kata atau kalimat
ü  Pragmatis yaitu penggunaan percakapan yang tepat.

  1. Pengaruh Biologis dan Lingkungan
Anak-anak secara biologis sudah disiapkan untuk belajar bahasa saat mereka berinteraksi dengan pengasuhnya (dunia luar)bukti paling kuat untuk basis biologis dari bahsa ini adalah bahwa anak di seluruh dunia mencapai titik utama bahasa pada usia yang kira-kira sama meskipun ada banyak perbedaan dalam lingkungan dan pengalaman. Akan tetapi, anak tidak belajar bahasa secara terpisah dari lingkungan sosial. Anak mendapat banyak manfaat apabila orang tua dan guru melibatkan mereka aktif dalam percakapan, dan memberi pertayaan, dan berbicara dengan mereka. Ringkasnya, pengalaman dan aspek biologis berinteraksi untuk melahirkan perkembangan bahasa.

  1. Bagaimana Bahasa Berkembang
Penguasaan bahasa melewati beberapa tahap. Celoteh terjadi pada usia kira-kira 3 sampai 6 bulan, biasanya kata pertama muncul pada usia 10 sampai 13 bulan, dan pengucapan dua kata terjadi ada usia 18 sampai 24 bulan. Saat anak melampaui tahap pengucapan dua kata ini, mereka dapat menunjukkan bahwa mereka menguasai beberapa aturan morfologi, seperti didokumentasikan dalam studi Berko-Gleason. Anak- anak juga mengalami kemajuan dalam fonologi, sintaksis, semantik dan pragmatik. Menjelang akhir sekolah dasar, kebanyakan anak dapat mengaplikasikan aturan tata bahasa yang benar. Pada masa remaja, kosakata bertambah dengan kata abstrak. Pada masa remaja akhir (late adolescence), individu mulai bisa mengapresiasi karya sastra dewasa.

sumber bacaan: 
Santrock, John W.2007.Psikologi Pendidikan.Jakarta:Kencana.

Kelompok 7
Dedi Qalbu Hadi 13-011
Ririn Hapsari 11-103
Nurul Nia Aqsari 13-071
Marsela Giovani Aritonang 13-091
Fannisa Fitri Eliza13-099

Sabtu, 08 Maret 2014

psikologi pendidikan dan perkembangan teknologi



 Psikologi Pendidikan
Psikologi adalah studi ilmiah tentang perilaku dan proses mental. Psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara  memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Pengajaran dan pembelajaran merupakan sesuatu yang berbeda namun saling berhubungan. Apa sih yang dimaksud dengan “pengajaran dan pembelajaran” itu? Pengajaran merupakan suatu proses pendidikan yang sebelumnya direncanakan dan diarahkan untuk mencapai tujuan serta dirancang untuk mempermudah belajar. Sedangkan pembelajaran adalah suatu proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar di lingkungan belajar.
Psikologi pendidikan pertama sekali didirikan sebelum abad ke-20 dengan beberapa perintis  psikologi, seperti

  •  William James.

James meluncurkan buku psikologi pertamanya tahun 1890 yang berjudul Prinsiples of Psychology. Dia menegaskan pentingnya mempelajari proses belajar dan mengajar di kelas guna meningkatkan mutu pendidikan.

  • John Dewey.

Dewey merupakan motor penggerak dalam pengaplikasian psikologi di tingkat praktis. Kita  banyak mendapatkan ide penting yang dapat ditarik dari seorang tokoh psikologi ini, yaitu:Kita mendapatkan sebuah pandangan tentang anak sebagai pembelajar yang aktif (active learner).
-        Kita juga akan mendapatkan sebuah ide bahwa pendidikan yang seharusnya adalah memfokuskan pada anak secara keseluruhan dan memperkuat anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Dewey percaya bahwa anak-anak seharusnya tidak hanya mendapatkan pendidikan secara akademiknya saja, melainkan juga diperlukan pengajaran tentang cara untuk berfikir dan beradaptasi dengan dunia di luar sekolah agar mereka mampu memecahkan suatu maslah secar reflektif.
-        Dan kita juga mendapatkan gagasan bahwa semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang selayaknya. Mengingat pada saat itu, pendidikan hanya diberikan pada sebagian kecil anak, terutama anak dari keluarga yang kaya.
E.L. Thorndike
Thorndike lebih memfokuskan perhatian pada penilaian dan pengukuran serta perbaikan dasar-dasar belajar  secara ilmiah. Beliau berpendapat bahwa tugas pendidikan disekolah yang paling penting adalah menanamkan keahlian penalaran anak.

Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh psikologi yang mempengaruhi perkembangan pendidikan di era sekarang.
Sebagai sebuah ilmu, tujuan psikologi pendidikan adalah memberikan kita pengetahuan riset yang dapat secar efektif diaplikasikan untuk situasi mengajar. Tetapi masalah pengajarannya tetap merupakan sebuah seni mengajar. Para ahli psikologi juga mengakui bahwa mengajar terkadang harus mengabaikan saran-saran ilmiah, tetapi menggunakan improvisasi dan spontanitas kita semua.
Cara Mengajar yang Efektif
Guru harus menguasai beragam perspektif dan strategi, serta harus bisa mengaplikasikannya secara fleksibel. Ada dua hal utama yang dibutuhkan dalam hal ini, yaitu:
·         Pengetahuan dan Keahlian Profesional
Guru yang efektif dapat menguasai hal ini dengan baik. Mereka akan memiliki strategi pengajaran yang baik dan didukung oleh metode penetapan tujuan, rancangan pengajaran, dan manajemen kelas. Adapun beberapa hal yang harus dikuasai oleh seorang pengajar:
1.       Penguasaan materi pelajaran
2.       Staregi pengajaran
3.       Penetapan tujuan dan keahlian perencanaan instruksional
4.       Keahlian manajemen kelas
5.       Keahlian motivasional
6.       Keahlian komunikasi
7.       Bekerja secara efektif dengan murid dari latar belakang berbagai kultural yang berbeda
8.       Keahlian teknologi
·         Komitmen dan Motivasi
Di dalam komitmen dan motivasi ini, kita dapat membawa sikap positif dan semangat ke dalam kelas serta membuat kelas tersebut menjadi nyaman.

Perkembangan Teknologi
Teknologi merupakan suatu tema yang penting dalam pendidikan. Di sini kita akan mengeksplorasi tentang revolusi teknologi, internet, teknologi dan diversitas sosiokultural, serta potensi dan realitas teknologi dalam pendidikan.
Revolusi teknologi
Murid-murid dewasa ini tumbuh di dunia yang jauh berbeda dengan masa di mana ketika orang tua dan kakek mereka masih menjadi seorang murid. Revolusi teknologi adalah bagian dari masyarakat informasi di mana kita kini hidup. Eknologi telah menjadi bagian dari sekolah selama beberapa dekade, namun teknologi tersebut masih dipakai secara sederhana dan berubah dengan lamban. Namun kini bertambah secara dramatis. Perhatikan fakta berikut ini: pada tahun 1983, hanya ada sekitar 50,000 komputer di sekolah-sekolah Amerika. Pada 2002, ada lebih dari 6 juta. Setiap sekolah di Amerika ini sedikitnya punya satu komputer, dan hampir setiap minggu, dewan sekolah menyetujui pembelian sepuluh sampai dua puluh komputer untuk meningkatkan keterampilan murid.
Meskipun berpotensi meningkatkan pembelajaran murid, sekolah masih ketinggalan dalam memanfaatkan teknologi ini dibandingkan dengan lembaga lain, seperti bisnis. Komputer masih sering dipakai untuk kegiatan yang biasa, bukan untuk pembelajaran yang konstruktif dan aktif. Banyak guru tidak memiliki kemampuan yang memeadai dalam menggunakan komputer, dan banyak sekolah tidak menyediakan workshop atau pelatihan yang dibutuhkan. Hanya ketika sekolah mempunyai  guru yang terlatih secara teknologislah, maka revolusi teknologi akan benar-benar mengubah sekolah-sekolah.
Internet
Internet adalah inti dari komunikasi melalui komputer. Sistem internet berisi ribuan jaringan komputer yang terhubung di seluruh dunia, menyediakan informasi yang tak terhingga yang dapat diakses murid. Internet dapat menjadi alat penting untuk membantu murid belajar. Akan tetapi, internet mengandung beberapa kelemahan. Untuk menngunakannya secara efektif dengan murid, software  programnya harus diinstal di komputer kita. Agar internet dapat dipakai di dalam kelas, guru harus mempunyai dukungan teknis, instruksi dan training yang berkelanjutan.
Berikut ini beberapa cara efektif untuk menggunakan internet di dalam kelas:
·         Untuk membantu menavigasi dan mengintegrasikan pengetahuan. Internet mempunyai database informasi yang besar tentang berbagai topikyang berbeda. Saat murid, mengeksplorasi sumber-sumber internet, mereka bisa menempatkan sendiri karya mereka dalam riset dengan menyusun proyek yang mengintegrasikan informasi dari beragam sumber.
·         Mendorong belajar bersama. Salah satu cara yang paling efektif adalah melalui aktivitas proyek atau tugas untuk kelompok kecil. Salah satu cara pembelajaran kolaboratif dengan menggunakan internet adalah menyuruh satu kelompok murid untuk mensurvei suatu topik. Hal ini dimaksudkan agar mereka dapat mengorganisasikan, menganalisis, dan meringkas data dari surver lalu membaginya dengan kelas lain di seluruh dunia. Dengan kata lain, mengirim muridnya untuk “berburu” di Internet mencari informasi atau memecahkan masalah.
·         Menggunakan e-mail. Murid menggunakan e-mail untuk berkomunikasi dengan murid lain di sekolah, negara bagian atau negara lain secara mudah.
·         Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman guru.
Teknologi dan Diversitas Sosiokultural
Berikut ini beberapa rekomendasi untuk mencegah atau mengurangi kesenjangan dalam akses dan penggunaan komputer:
·         Saring materi teknologi untuk menghilangkan bias gender, kultur dan etnis.
·         Gunakan teknologi sebagai alat untuk menyediakan kesempatan pembelajaran yang aktif dan konstruktif untuk semua murid.
·         Beri murid informasi tentang pakar dari latarbelakang gender dan etnis yang berbeda yang menggunakan teknologi secara efektif di dalam kehidupan dan karier mereka.
·         Bicaralah dengan orang tua tentang pemberian aktivitas belajar berbasis komputer di rumah.
Strandar untuk Murid yang “Melek Teknologi”
International Society for Technology in Education (2000) bekerja sama dengan US Departmentn of Education, telah mengembangkan standar untuk murid guna mencapai level grade yang berbeda. Standar tersebut ialah:
1.       Pra taman kanak-kanak sampai grade 2:
·         Gunakan alat input (mouse, keyboard, dan lain-lain) untuk mengoperasikan komputer.
·         Gunakan variasi media dan teknologi untuk mengarahkan aktivitas pembelajaran yang independen.
·         Gunakan sumber daya multimedia yang sesuai.
·         Kerja sama dengan teman, anggota keluarga, dan orang lain saat menggunakan teknologi.
·         Gunakan sumber daya teknologi (seperti teka-teki, program berpikir logis, alat menulis dan kamera digital) dalam pembelajaran.
·         Tunjukan perilaku etis dan sosial yang positif saat menggunakan teknologi.
2.       Grade 3 sampai 5
·         Gunakan keyboard dan alat input dan output secara efektif
·         Diskusikan penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari dan keuntungan dan kerugian dari penggunaan itu.
·         Gunakan alat teknologi (seperti multimedia, alat presentasi, alat web, kamera digital, dan scanner) untuk kegiatan menulis, berkomunikasi, dan memublikasikan aktivitas individual.
·         Gunakan telekomunikasi secara efektif untuk mengakses informasi di tempat yang jauh, berkomunikasi dengan orang lain, dan mencari informasi yang menarik secara personal.
·         Gunakan telekomunikasi dan sumber daya online (seperti diskusi online, e-mail dan web) untuk berpartisipasi dalam proyek pembelajaran bersama.
·         Gunakan sumber daya teknologi (seperti kalkulator, alat pengumpul data, video dan software pendidikan)b untuk aktivitas pemecahan masalah dan pembelajaran mandiri.
3.       Grade 6 sampai 8
·         Aplikasikan strategi untuk mengidentifikasi dan memecahkan problem hardware dan software yang muncul dalam penggunaan sehari-hari.
·         Tunjukan pengetahuan tentang perubahan dalam teknologi informasi dan efeknya terhadap lapangan kerja dan masyarakat
·         Gunakan alat spesifik, software dan simulasi (seperti peralatan lingkungan, kalkulator, dan lingkungan percobaan) untuk mendukung pembelajaran dan riset.
·         Desain, kembangkan, publikasikan, dan paparkan produk (seperti halaman web dan rekaman video).
·         Teliti dan evaluasi akurasi, relevansi, dan bias dari sumber informasi elektronik yang berkaitan dengan problem dunia nyata.
4.       Grade 9 sampai 12
·         Identifikasi kapabilitas dan keterbatasan dari teknologi kontemporer dan nilailah potensi sistem dan layanan ini untuk memenuhi kebutuhan personal dan pekerjaan.
·         Gunakan sumber daya teknologi untuk mengelola dan mengomunikasikan informasi personal dan profesional (seperti keuangan, jadwal, alamat, pembelian dan korespondensi)
·         Gunakan informasi online secara rutin untuk memenuhi kebutuhan riset, publikasi, komunikasi, dan produktivitas.
·         Pilih dan aplikasikan alat teknologi untuk riset, analisis informasi, dan pemecahan problem dalam pembelajaran materi.
Masa Depan: Komputer di Mana-mana
Sekarang ini kita berada di era komputer pribadi (PC), di mana satu orang punya satu komputer. Beberapa komputer percaya bahwa generasi komputer berikutnya, akan berupa ubiquitous computing, yang menekankan pada distribusi komputer ke lingkungan, ketimbang ke personal.  Perangkat teknologi umum seperti telepon dan perangkat elektronik lainnya akan terkoneksi dengan internet dan pengguna mungkin tidak menyadari perangkat mana di lingkungannya yang terkoneksi. Ubiquitos computing akan memaksa komputer eksis di dunia masyarakat. Di Indonesia sendiri pun, mulai mengembangkan teknologi komputer di sekolah-sekolah. Mereka mulai mengembangkan metode pembelajaran berupa e-learning pada murid-muridnya. Hal ini merupakan apresiasi atas berkembangnya teknologi yang semakin canggih di era sekarang ini.


Sumber Bacaan:
Santrock, John W.2007.Psikologi Pendidikan.Jakarta:Kencana.