Wikipedia

Hasil penelusuran

Jumat, 20 Juni 2014

LEARNING CONT. . III



Pendekatan Kognitif dalam Pembelajaran (Teori Bandura)
      Bandura lahir di Mundare, Alberta Utara, kanada 04 desember 1925. Setelah SMA dia bekerja pada musim panas di Alaska High Way.
Ia menerima gelar sarjana psikologi dari University of British Columbia pada tahun 1949 dan mendapat gelar Ph.D dari University of Lowa pada tahun 1952. Di sanalah ia berada dibawah pengaruh tradisi behavioris dan teori pembelajaran.
Teori kognitif sosial menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif, dan juga faktor perilaku memainkan peran penting dalam pembelajaran. Faktor kognitif berupa ekspetasi seseorang untuk meraih keberhasilan. Model determinisme resi prokal yang terdiri dari 3 faktor utama : perilaku, person atau kognitif , dan lingkungan. Bandura menggunakan istilah person tetapi kita memodifikasinya menjadi person (cognitive) karna banyak faktor orang yang dideskripsikannya adalah faktor kognitif.
Dalam model pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif) memainkan peran penting. Faktor person (kognitif) yang ditekankan Bandura (1997,2001) pada masa belakangan ini adalah self-efficacy, yakni keyakinan bahwa seseorang bisa menguasai situasi dan menghasilkan hasil positif. Bandura menyatakan bahwa self-efficacy berpengaruh besar terhadap perilaku. Misalnya seseorang yang self-efficacynya rendah tidak mau berusaha menghilangkan rasa takut terhadap ular karena dia tidak percaya rasa takut tersebut tidak bermanfaat baginya ketika ia pergi camping bersama temannya.
Bandura berfokus pada sikap-sikap yang terlihat dan sedikit atau sama sekali tidak ada perhatian pada proses-proses mental. Sejak itu ia memulai pendekatan kognitif, dalam pembelajarannya, Bandura berfokus pada bagaimana manusia belajar melalui hal-hal yang diamati. Contohnya, Bandura berkata bahwa seorang anak dapat belajar membenci laba-laba karena mengamati sikap orang lain yang menunjukkan rasa sangat takut pada laba-laba (social kognitif learning).
Bandura percaya bahwa jika kita hanya belajar dengan cara trial-and-error, maka belajar menjadi sesuatu yang sangat sulit dan memakan waktu lama. Dari pada melakukan sesuatu secara trial-and-error, banyak prilaku kompleks yang berhasil dilakukan karna adanya paparan atau karna kita melihat contoh prilaku (yang dilakukan oleh model, orang lain disekitar kita). Dengan mengamati orang lain, kita dapat memiliki pengetahuan, keterampilan, peraturan, strategi, kepercayaan dan sikap (Schunk, 2008).
Bandura menemukan bahwa manusia belajar sambil mengamati dan banyak pembelajaran pada manusia melalui pengamatan.
Bobo Doll Experiment
Dalam sebuah eksperimen yang dilakukan Bandura (1995) mengilustrasikan bagaimana pembelajaran dapat dilakukan hanya dengan mengamati model yang bukan sebagai penguat atau penghukum. Eksperimen ini juga mengilustrasikan perbedaan antara pembelajaran dan kinerja ( performance). Sejumlah anak taman kanak-kanak secara acak ditugaskan untuk melihat 3 film dimana ada seseorang (model) sedang memukuli boneka plastik seukuran orang dewasa yang dinamakan boneka bobo. Dalam film pertama, penyerangnya diberi permen, minuman ringan, dan dipuji karena melakukan tindakan agresif.
Dalam film kedua, si penyerang ditegur dan ditampar karena bertindak agresif. Dalam film ketiga, tidak ada konsekuensi atas tindakan si penyerang boneka. Kemudian masing-masing anak dibiarkan sendiri berada di ruang penuh mainan, termasuk boneka bobo. Perilaku anak diamati melalui cermin satu arah. Anak yang menonton film dimana perilaku penyerang diperkuat atau tidak dihukum apapun lebih sering meniru tindakan model ketimbang anak yang menyaksikan si penyerang dihukum. Anak lelaki lebih agresif ketimbang anak perempuan. Namun, poin penting dalam studi ini adalah pembelajaran observasi terjadi sama ekstensifnya baik itu ketika perilaku agresif diperkuat maupun tidak diperkuat. Poin penting kedua dalam studi ini difocuskan pada perbedaan antara pembelajaran dan kinerja karna murid tidak melakukan respon bukan berarti mereka tidak mempelajarinya. Dalam studi Bandura, saat anak diberi insentif ( dengan stiker atau jus buah) untuk meniru model, perbedaan dalam perilaku initatif anak dalam tiga kondisi itu hilang. Bandura percaya bahwa ketika anak mengamati perilaku tetapi tidak memberikan respon yang dapat diamati, anak itu mungkin masih mendapatkan respon model dalam bentuk kognitif.
Model Pembelajaran  Melalui Pengamatan Bandura
Dalam pembelajaran ini, tidak ada pembelajaran yang terjadi secara coba-salah seperti pada pengondisian instrumental. Pemebelajaran melalui pengamatan biasanya memakan waktu yang lebih singkat.
Menurut Bandura ada 4 proses yang terlibat didalam pembelajaran melalui pengamatan:
a.      Attention
Pengamat harus memberi perhatian pada apa yang dikatakan dan dikerjakan oleh model (orang yang diamati). Memberi perhatian kepada model dipengaruhi oleh karakteristik model tersebut. Orang yang hangat, memiliki kekuasaan, unik akan sanggup menyita perhatian dari pada orang yang dingin, lemah atau biasa-biasa saja.
Contoh : pengamat melihat seorang wanita yang sedang memegang seekor laba – laba besar. Ia merasa sangat takjub.
b.   Memory
Pengamat harus mengingat setiap informasi didalam ingatan sehingga dapat mengeluarkan ingatan tersebut saat diperlukan yang akan membantu pengamat meniru sifat model.
Contoh : pengamat selalu mengingat model yang tidak takut memegang laba-laba.
c.       Imitation
Pengamat harus mampu mengingat informasi dan kemudian meniru sikap yang dilakukan oleh model.
Contoh : pengamat akan meniru rasa tidak takut dan cara model memegang seekor laba-laba.

d.      Motivation
Pengamat harus memiliki beberapa alasan atau dorongan untuk meniru sikap model. Pada banyak kejadian, kita dapat memberikan perhatian dengan baik pada apa yang model lakukan, mengendapkan informasi tersebut dan memiliki alasan atau dorongan yang baik untuk melakukan tindakan yang dilakukan oleh model. Namun, kita sering kali gagal untuk melakukan tindakan tersebut karna kurangnya alasan atau dorongan. Pentingnya hal ini ditunjukkan oleh bandura (1965) dalam studi awalnya mengenai seorang anak yang melihat seorang model dihukum karna agresifitas, mengulang tindakan model hanya karna mereka ditawarkan insentif untuk melakukannya.
Menurut Bandura ada beberapa jenis motivasi  yaitu : dorongan masa lalu, dorongan yang dijanjikan ( insentif ), dorongan-dorongan yang kentara.
·         Dorongan masa lalu
Dorongan-dorongan sebagaimana yang dimaksud kaum behavioris tradisional.
·         Dorongan yang dijanjikan ( insentif ) yaitu yang bisa kita bayangkan
·         Dorongan-dorongan yang kentara yaitu seperti melihat atau teringat akan model-model yang patut ditiru.
Contoh : pengamat termotivasi untuk tidak takut pada laba-laba karena ia akan pergi camping bersama teman-temannya, jika pengamat berhasil meniru sikap tenang model ketika memegang laba-laba dan menghilangkan rasa takutnya ketika ia pergi camping bersama teman-temannya.
Contoh tersebut menunjukkan bagaimana 4 proses mental berlangsung selama social cognitive  learning. Berikut merupakan pembelajaran kognitif yang biasanya membutuhkan waktu dan usaha.
Bandura juga menekankan pentingnya nilai-nilai dan standar diri dalam kepribadian. Kita belajar standar diri bagi perilaku kita melalui observasi atau pengamatan. Standar diri orang lain yang menjadi model. Kita juga mempelajari standar diri kita melalui standar yang digunakan orang lain ketika dihargai atau menghukum kita. Ketika kita mengadopsi standar-standar bagi diri kita sendiri dan menggunakannya untuk mengevaluasi perilaku kita sendiri, kita telah mengembangkan yang disebut Bandura dengan regulasi diri. Ketika kita berperilaku dengan cara yang memenuhi standar diri kita, kita memperkuat diri kita sendiri. Umumnya kita tidak benar-benar mengatakan kepada diri kita sendiri, “  semuanya baik -  kamu telah melakukan yang benar. Sebaliknya, kita merasakan kebanggaan diri atau kebahagian ketika kita menemukan standar ( teori Freud: ego ideal) . sebaliknya, kita menghukum diri kita sendiri ( merasa berdosa, kecewa) ketika kita gagal menemukan standar ( seperti teori kesadaran Freud ) . Dengan cara ini , kita menemukan proses regulasi diri sama seperti tujuan super ego Freud. jadi, regulasi diri adalah kemampuan mengontrol perilaku diri sendiri yang merupakan salah satu dari sekian penggerak utama dari perilaku manusia.
Penerapan Social Cognitive Learning dalam Menghadapi Ketakutan pada Ular
·           Latar belakang
Walaupun kebanyakan orang waspada pada ular, ada beberapa orang yang memiliki ketakutan intens pada ular. Bandura dan teman-temannya menemukan bahwa orang-orang yang memiliki ketakutan intens pada ular tidak menyukai kegiatan di luar rumah seperti hiking dan berkebun. Ketakutan subject pada ular dengan objective dapat diukur dengan mencatat berapa banyak dari 29 langkah yang meningkatkan reaksi ketakutan yang di tunjukkan oleh subject.
Contoh :
Langkah 1 yaitu, menyentuh kandang kaca tempat ular tersebut.
 Langkah 29 yaitu,meletakkan ular dipangkuan mereka dan membiarkannya merayap di badan mereka.
·           Treatment
Satu kelompok mengamati seorang model menengani seekor ular cobra ganas sepanjang 4 kaki, setelah mengamati selama 15 menit subject diajak untuk sedikit demi sedikit mendekati ular. Kemudian model mulai memegang ular dan menyuruh subject meniru perbuatannya, selagi model memegang ular subject didorong untuk menyentuh ular dengan sarung tangan.
Kelompok subject lain yang memiliki ketakutan intens pada ular masih merasa takut yang intens karena mereka tidak menerima treatment.
·           Hasil dan kesimpulan
Subject yang mengamati seorang model menangani ular dan kemudian meniru sikap model mencapai rata-rata 27 dari 29 langkah mendekati skala. Subject yang tidak menerima treatment hanya mencapai 10 dari 29 langkah.
Ini menunjukkan bahwa sikap dapat merubah melalui social cognitive learning yang menekankan pengamatan dan peniruan. Bandura percaya bahwa manusia memperoleh informasi tentang ketakutan, aturan-aturan sosial, diskriminasi dan intraksi sosial melalui socoal cognitive learning.

LEARNING CONT. .



PENGONDISIAN OPERAN
Jika Classical Conditioning (Pengondisian Klasik) menjelaskan respon yang tidak disengaja (involuntary responses), maka pengondisian operan menjelasakn perilaku yang tidak disengaja (voluntary behaviour). Pengondisian operan ialah pembelajaran dimana konsekuensi dari perilaku mengakibatkan perubahan dalam probabilitas kejadian tersebut (mengubah kemungkinan berulangnya perilaku). Pengondisian operan menjelaskan perilaku yang disengaja seperti belajar keras sebelum ujian dan bermain frisbee, hal ini tentu lebih baik daripada pengondisian klasik itu sendiri. Pengondisian operan pertama kali dicetuskan oleh seorang psikolog dari Amerika B.F. Skinner (1938).
Hukum Efek Thorndike
Meskipun Skinner muncul sebagai tokoh utama dalam pengondisian operan ini, namun E.L.Thorndike (1898) menemukan kekuatan konsekuensi dalam menentukan perilaku disengaja. Teori Thorndike ini muncul, ketika ia melakukan eksperimen dengan seekor kucing yang sedang kelaparan dimasukkan ke dalam kotak misteri. Ketika kucing tersebut dimasukkan, Thorndike meletakkan seekor ikan di luar kotak tersebut dan untuk mendapat makanan itu, si kucing harus belajar untuk membuka pintu kotak dari sebuah pedal yang dapat diinjak di dalam kotak. Awalnya, kucing itu membuat beberapa respon yang tidak efektif. Ia mencakar  dan menggigit – gigit papan kayu itu, namun pada suatu saat, ia tidak sengaja menyentuh pedal yang dapat membuka pintu kotak tersebut. Hal ini dilakukan secara berulang-ulang sampai akhirnya si kucing tersebut dapat keluar dari kotak tersebut. Sebanyak 24 kali percobaan dilakukan dan hanya sekitar 5 kali percobaan  yang berhasil keluar dari kotak tersebut dengan cepat.
Dari percobaan tersebut, Thorndike mencetuskan sebuah istilah “law of effect” yang merupakan perilaku yang diikuti oleh positif akan dikuatkan, sementara perilaku yang diikuti dengan hasil yang negatif akan melemah.
Dan pada akhirnya, pandangan Thorndike ini disebut dengan teori S-R (S-R theory) karena perilaku organisme berasal dari hubungan antara rangsangan dan respon.
Skinner terhadap Pengondisian Operan
Dalam eksperimen Skinner, beliau menggunakan peluru kendali yang  diarahkan kepada seekor merpati. Dia ingin membantu angkatan militer selam perang Dunia II dengan menggunakan perilaku melacak dari burung merpati. Sebuah elektroda emas dipasang di ujung paruh burung. Kontak dengan layar yang berisikan gambar dari target diproyeksikan, kemudian mengirimkan sebuah sinyal yang menginformasikan mekanisme kontrol dari peluru agar mengarah ke lokasi tujuan. Makanan diberikan sewaktu-waktu untuk mempertahankan perilaku melacaknya. Namun petugas senior angkatan laut tidak dapat menerima pilot seekor burung merpati yang mengendalikan peluru mereka pada saat perang. Setelah melakukan eksperimen dengan burung merpati, Skinner (1948) menulis Walden Two, sebuah novel tempat ia mengungkapkan gagasannya tentang membangun sebuah masyarakat yang teratur secara ilmiah.
Percobaan kedua Skinner dengan mengamati perilaku seekor tikus. Dalam hal ini, Skinner menggunakan sebuah alat yang bernama  “Skinner box” yang digunakan untuk mengirim kapsul makanan ke dalam nampan secara acak. Setelah tikus tersebut terbiasa di dalam kotak, Skinner memasangkan sebuah tuas dan mengamati perilaku tikus. Saat tikus kelaparan, ia menjelajahi kotak dan tanpa sengaja menekan tuas, maka secara langsung kapsul tersebut dikirimkan kepada tikus. Dengan segera tikus tersebut belajar tentang konsekuensi positif dari menekan tuas dan ia mendapatkan makanan.
Shaping, yakni pemberian ganjaran terhadap perilaku-perilaku yang mendekati perilaku yang diinginkan. Misalnya, shaping bisa dilakukan untuk melatih seekor tikus menekan tombol untuk mendapatkan makanan.
Prinsip Penguatan, sebuah proses atau peristiwa yang dikuatkan atau meningkatkan kemungkinaan dari sebuah perilaku atau peristiwa yang menyertainya.
·         Penguatan Positif vs Penguatan Negatif
Penguatan positif adalah perilaku meningkat, karena adanya rangsangan atau ganjaran. Sedangkan penguatan negatif adalah perilaku meningkat karena hilangnya rangsangan yang tidak menyenangkan (contoh: obat sakit kepada, ketika rasa tersebut menghilang maka kita akan meminumnya lagi ketika kita merasakan hal yang sama dikemudian hari.
·         Penguatan Primer vs Pengutan Sekunder
Penguatan primer adalah penguatan yang secara alamiah memuaskan (tanpa pembelajaran ). Contoh, makan, minum dan kepuasan sexual. Sedangkan penguatan sekunder adalah penguatan yang dipelajari atau dikondisikan (conditioned reinforcers). Contoh, ketika seorang anak diberi hadiah karena mendapat nilai yang tinggi maka hadiah tersebut disebut sebagai penguatan sekunder.
·         Penguatan berkesinambungan vs penguatan sebagian
Penguatan berkesinambuangan merupakan pengutan dimana sebuah perilaku dikuatkan setiap kali perilaku itu muncul, ketika muncul maka orgasme akan belajar dengan cepat. Contoh: ketika seseorang memasukkan koin ke dalam telepon umum, apabila telepon tersebut tidak nyambung, maka secara otomatis orang tersebut akan berhenti memasukkan koin kembali. Sedangkan penguatan sebagian, mengikuti sebuah perilaku hanya sebagian waktu. Contoh: seorang pemain golf tidak akan mungkin menang setiap pertandinagn yang ia ikuti.
Jadwal Penguatan, merupakan jadwal yang menentukan kapan sebuah perilaku akan dikuatkan.
·         rasio tetap, menguatkan perilaku setelah terdapat beberapa pangkat perilaku.
·         rasio bervariasi, perilaku diberikan ganjaran setelah muncul beberapa kali. Akan tetapi ganjaran tersebut tidak dapat diprediksi kapan datangnya.
·         interval tetap, menguatkan perilaku utama setelah jangka waktu tertentu yang telah ditentukan berlalu
·         interval bervariasi, sebuah jadwal dari sebuah perilaku dikuatkan setealah jumlah waktu tertentu yang bervariasi telah berlalu.
Generalisasi, kecenderungan memberikan respon yang sama kepada rangsangan yang serupa.
Diskriminasi, merespon rangsangan yang menunjukkan bahwa sebuah perilaku akan atau tidak akan dikuatkan.
Extiction, muncul ketika perialku sebelumnya mendapat penguatan, tidak lagi dikuatkan dan terdapat kecenderungan penurunan perilaku.
Hukuman (punishment), sebuah konsekuensi yang menurunkan kemungkinan bahwa perilaku akan muncul. Terdapat 2 jenis dalam punishment, ada punishment positif dan punishment negatif

MEMORI



2.1.       Definisi dan Teori Pengantar Memori
Memori mengacu pada representasi internal dari individu tentang apa yang telah dipelajarinya (Spear & Riccio, Memory: Phenomena and Principles, 1994). Memori yang merupakan bagian dari ulang tahun keenammu, misalnya, merupakan representasi dari kejadian dari pesta tersebut, siapa saja yang ada di sana, apa yang terjadi di sana, bagaimana suasananya, permainan apa saja yang kamu mainkan, apa hadiah favoritmu, dan sebagainya.
Memori adalah kemampuan untuk menyimpan informasi dalam jangka waktu yang lama melewati tiga proses; encoding (pembentukan), storing (penyim-panan), dan retrieving (mengingat kembali). Encoding mengacu pada pem-bentukan representasi mental dari informasi sehingga dapat ditempatkan di dalam memori kita. Storing adalah proses menempatkan informasi yang dikodekan ke dalam penyimpanan mental yang relatif permanen. Retrieving merupakan proses mengambil kembali (mengingat) informasi yang telah ditempatkan ke dalam penyimpanan jangka pendek atau jangka panjang.
Para psikolog telah mengembangkan teori-teori dari memori dengan menggunakan komputer sebagai modelnya. Teori pemrosesan informasi dari memori ini didasarkan pada kesamaan antara operasi dari otak manusia dan kerja komputer. Memori merupakan proses di mana kita mengkodekan (input), menyimpan (storage), dan menarik kembali informasi (retrieval). Anda dapat memikirkan proses di mana informasi masuk ke dalam otak dengan menganalogi-kan keyboard komputer, hard drive sebagai media penyimpanan, dan software (perangkat lunak) untuk mengakses informasi yang tersimpan untuk ditampilkan ke layar (penarikan kembali informasi).
Model teori memori yang terkenal membagi memori menjadi tiga proses yang berbeda, yaitu: memori sensori, memori jangka pendek (short-term memory), dan memori jangka panjang (long-term memory). Memori sensori adalah penyimpanan informasi awal yang sesaat yang berlangsung hanya sekejap, disebut juga memori kerja. Memori jangka pendek (short-term memory) adalah memori yang menyimpan informasi selama lima belas hingga dua puluh lima detik. Memori jangka panjang (long-term memory) adalah memori yang menyimpan informasi relatif permanen meskipun tampaknya akan sulit diingat kembali.
1.      Memori Sensori
Memori sensori adalah penyimpanan informasi awal sesaat, yang berlangsung hanya sekejap. Sebenarnya terdapat beberapa tipe memori sensori yang masin-masing terkait dengan sumber informasi memori yang berbeda.  Misalnya, memori iconic, mencerminkan informasi dari sistem visual. Memori echoic, menyimpan informasi auditori yang berasal dari telinga. Informasi sensori dapat menyimpan informasi dalam waktu yang sangat singkat. Misalnya, memori econic sepertinya bertahan kurang lebih satu detik, sementara memori echoic biasanya menghilang antara dua atau tiga detik.
Psikolog George Sperling (1960) mendemonstrasikan eksistensi dari memori sensoridalam serangkaian studi yang cemerlang. Ia secara singkat memperlihatkan kepada orang-oran serangkaian 12 huruf yang disusun dalam pola sebagai berikut:
F  T  Y  C
K  D  N  L
Y  W  B  M
Ketika dihadapkan pada pola huruf-huruf ini, hanya dalam waktu 1/20 detik, kebanyakan orang hanya dapat mengingat 4 atau 5 huruf dengan benar. Meskipun mereka tahu, bahwa mereka telah melihat lebih dari itu, memori tentang huruf-huruf tersebut telah menghilang pada saat mereka menyebutkan beberapa huruf pertama. Dengan demikian, dimungkinkan bahwa informasi tersebut telah secara akurat tersimpan dalam memori sensori.
Hasil dari penelitian ini, jelas memperlihatkan bahwa seseorang telah menyimpan pola yang lengkap di dalam memori. Terlepas dari cepatnya informasi tersebut menghilang, informasi dalam memori sensori tersebut merupakan representasi akurat dari apa yang telah dili-hat dari seseorang.
Fungsi dari memori sensori yaitu:
·         Prevents being overwhelmed
Sensori memori menjaga kamu agar jangan terlalu kewalahan dengan banyaknya stimuli yan masuk karena banyak informasi sensori yang tidak kamu ikuti karena hal tersebut akan segera menghilang.
·         Gives  decision time
Sensori memori memberikan kamu beberapa detik untuk menentukan apakah beberapa informasi yang datan menarik atau penting. Informasi yang akan kamu perhatikan akan secara otomatis  ditransfer ke dalam memori jangka pendek.
·         Provide stability, playback, and recognition
Memori iconic membuat benda-benda  yang ada di dalam dunia visualmu tampak lembut dan bekesinambungan seperti melihat pada saat kita berkedip. Memori echonic membiarkanmu menulang kembali informasi auditori seperti menahan suara-suara yang ada disekitar kita, sehingga kita dapat
2.      Memori jangka pendek
Memori jangka pendek adalah memori yang menyimpan informasi selama 15 hingga 25 detik. Proses spesifik dimana memori sensori ditransformasikan ke dalam memori jangka pendek adalah tidak jelas. Meskipun demikian, yang jelas adalah bahwa tidak seperti memori sensori yang menyimpan representasi dunia secara relatif menyeluruh dan mendetail, memori jangka pendek memiliki kapabilitas representasional yang tidak lengkap.
Pada kenyataannya, jumlah spesifik dari informasi yang dapat disimpan dalam memori jangka pendek telah diidentifikasi sebanyak tujuh item, atau bongkahan (chunks) informasi. Bongkahan adalah sekelompok stimulus yang berarti yang dapat disimpan sebagai unit dalam memori jangka pendek.
Fungsi memori jangka pendek:
·      Attending
·      Rehearsing
·      Storing
3.      Memori jangka panjang
Memori jangka panjang adalah memori yang menyimpan informasi relatif permanen dalam waktu cukup lama. Materi yang berhasil melewati memori jangka pendek dan beralih ke memori jangka panjang, memasuki sebuah pusat penyimpanan dengan kapasitas yang hampir tidak terbatas. Bukti adanya memori jangka panjang sebagai memori yang berbeda dengan memori jangka pendek, datang dari sejumlah sumber. Misalnya, orang dengan kerusakan otak tertentu tidak dapat mengingat informasi baru yang diterima setelah kerusakan terjadi, meskipun orang dan kejadian yang telah tersimpaan di dalam memori sebelum kerusakan teap dapat diingat (Milner,1996).
Perbedaan antara memori janka panjang dan memori jangka pendekjua didukung oleh efek posisi serial, dimana kemampuan untuk menginagat informasi dalam sebuah daftar tercantum pada posisi item tersebut di dalam daftar. Misalnya, serinkali efek dominansi/primancy muncul, dimana item-item yang terlebih dahulu disebutkan dalam daftar lebih diingat dibandingkan item yang disebut belakangan. Terdapat juga efek resensi, yaitu item-item yang disebutkan pada bagian akhir daftar adalah item yang paling baik diingat (Bonanni, et al., 2007; Tan & Ward,2008; Tyadat & Graigner, 2009).
Memori jangka panjang ini terbagi atas empat bagian: memori deklaratif dan memori prosedural. Memori deklaratif adalah memori tentang informasi faktual: nama, wajah, tanal, dan fakta, seperti “sebuah sepeda memiliki dua roda”. Sebaliknya memori prosedural atau memori nondeklaratif adalah memori tentang kecakapan dan kebiasaan, seperti baaimana cara mengendarai sebuah sepeda atau memukul bola pada permainan bisbol. Memori deklaratif dapat dibagi menjadi dua, yakni memori semantik dan memori episodik. Memori semantik adalah memori untuk penetahuan umum dan fakta-fakta tentang dunia, serta memori untuk aturan loika yang digunakan untuk menjelaskan fakta lain. Sebaliknya memori episodik adalah memori tentang kejadian-kejadian yang terjadi pada waktu, tempat,  konteks tertentu. Misalnya, ingatan tentang saat pertama sekali belajar mengendarai sepeda atau membuat rencana pesta ulang tahun ke-21 untuk saudara laki-laki kita disimpan dalam memori episodik.

2.2.       Teori Pemrosesan Informasi
Pemrosesan informasi berjalan dengan tahap sebagai berikut:
Bayangkan kalian sedang mendengarkan dosen saat menjelaskan suatu materi. Semua informasi yang masuk ke dalam memori sensori menetap dalam waktu beberapa detik atau kurang dari itu. Jika tidak memperhatikan informasi yang masuk dalam sensori memori, maka akan mudah dilupakan. Jika memper-hatikan informasi tersebut, maka informasi akan secara otomatis terkirim ke memori jangka pendek.
Berlaku juga untuk memori jangka pendek. Jika tidak memperhatikan informasi dalam memori jangka pendek, maka informasi akan mudah dilupakan. Jika memperhatikan dengan melatih informasi tersebut, seperti mencatat, maka informasi akan dikodekan untuk disimpan di dalam memori jangka panjang. Informasi yang dikodekan untuk disimpan di dalam memori jangka panjang akan menetap di sana dalam dasar permanen yang relatif. Kemampuan mengingat bergantung pada kemampuan bagaimana suatu informasi dikodekan.
1.        Encoding
Encoding mengacu pada pembentukan representasi mental dari infor-masi sehingga dapat ditempatkan di dalam memori kita. Ketika sedang mendengarkan materi yang dijelaskan dosen, mendengarkan musik, atau menonton film, informasi akan masuk ke dalam memori dengan dikodekan.
Ada dua jenis encoding, yaitu: automatic encoding, yaitu transfer informasi dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang tanpa usaha apapun dan biasanya tanpa kesadaran, contohnya: kejadian pribadi, fakta menarik, kemampuan dan kebiasaan, dan effortful encoding, yaitu transfer informasi dari jangka pendek ke memori jangka panjang baik dengan bekerja keras untuk mengulang atau berlatih informasi atau, terutama, dengan membuat asosiasi antara informasi baru dan lama, contohnya: mempelajari tentang suatu hal yang tidak umum atau terlalu rumit atau tidak menarik.

Rehearsing
Seberapa mudahnya kita dapat mengingat atau menarik kembali memori tertentu dari otak tergantung pada seberapa banyak usaha untuk mengkodekan informasi. Ada dua jenis usaha untuk mengkodekan informasi, yaitu: maintenance rehearsal, mengacu hanya mengulangi atau berlatih informasi daripada membentuk asosiasi baru, dan elaborative rehearsal dimana melibatkan penggunaan upaya untuk secara aktif membuat asosiasi yang berarti antara informasi baru yang ingin dingat dan informasi lama atau akrab yang sudah tersimpan di memori jangka panjang. Maintenance rehearsal biasa digunakan untuk mengingat informasi hanya pada periode waktu yang singkat, seperti mengingat nomor telepon sebelum melakukan panggilan. Sementara elaborative rehearsal digunakan untuk mengingat informasi dalam periode waktu yang lama, seperti: mengingat materi dari dosen atau saat membaca literatur.


Levels of processing theory
Berapa banyak usaha dan waktu yang dimasukkan ke dalam pengkodean informasi adalah dasar untuk tingkat teori pemrosesan (Craik & Lockhart, 1972). Teori level of processing mengatakan bahwa mengingat bergantung pada bagaimana informasi dikodekan. Jika kita mengodekan dengan memperhatikan hanya fitur dasar (panjang nomor telepon), informasi hanya dikodekan pada tingkat dangkal dan mengakibatkan penarikan informasi menjadi rendah. Jika mengodekan dengan membuat asosiasi baru, informasi ini akan dikodekan pada tingkat yang lebih dalam, yang akan menghasilkan memori yang lebih baik.
Kedalaman dalam pemrosesan informasi terbagi menjadi tiga, yaitu: tingkat dangkal, dimana informasi hanya diproses berdasarkan aspek fisik dan sensorinya. Misalnya, kita hanya memikirkan huruf-huruf yang membentuk kata cinta. Lalu tingkat menengah, dimana bentuk diterjemahkan ke dalam unit yang berarti. Misalnya, kita tidak hanya memikirkan huruf yang membentuk kata cinta, tetapi juga suara fonetik tertentu yang mungkin tertaut dengan huruf tersebut. Dan terakhir tingkat terdalam, dimana informasi dianalisis dalam istilah arti. Kita melihat dalam konteks yang lebih luas dan menggambarkan asosiasi antara arti dari informasi dan jaringan pengetahuan yang lebih luas. Misalnya, kita tidak hanya memikirkan cinta sebagai sesuatu yang abstrak, tetapi juga melihat hubungan cinta terhadap orang-orang di sekitar kita dan bagaimana dia bisa mempengaruhi perilaku kita.
Kedalaman pemrosesan informasi ini penting ketika kita mempelajari materi perkuliahan. Menghafalkan satu daftar istilah kunci untuk ujian tidak akan menghasilkan penyimpanan infomasi dalam jangka panjang karena pemrosesan terjadi pada tingkat yang dangkal. Sebaliknya, memikirkan tentang arti dari istilah-istilah tersebut dan mencerminkan tentang bagaimana mereka terkait dengan informasi yang telah diketahui oleh seseorang akan menghasilkan penyimpanan yang jauh lebih efektif dan bertahan lama.

Elaboration
Elaborasi, dalam pengertian ini, berarti menciptakan asosiasi yang lebih antara memori baru dan memori yang ada melalui pengolahan yang lebih dalam. Contohnya, kita tidak hanya mengingat definisi dari memori, tetapi juga mempelajari konsep memori dengan menyebutkan contoh bagaimana informasi masuk ke dalam otak, bagaimana informasi disimpan, dan bagaimana informasi dapat diingat kembali.

2.        Storing
Storing adalah proses menempatkan informasi yang dikodekan ke dalam penyimpanan mental yang relatif permanen.

3.        Retrieval
Retrieval merupakan proses mengambil kembali (mengingat) informasi yang telah ditempatkan ke dalam penyimpanan jangka pendek atau jangka panjang.

2.3.       Lupa dan Sebab Terjadinya
Jika diminta untuk menggambarkan apa yang terjadi hari ini, kita dapat secara akurat mengingat banyak peristiwa semisal percakapan pribadi. Namun, ketika esok harinya kita ada dua mata kuliah ujian, sekalipun kita sudah belajar pada malam sebelumnya, ada beberapa hal yang tampaknya telah kita lupakan. Mengapa beberapa memori menjadi hilang atau tidak dapat ditarik kembali? Apa yang menyebabkan terjadinya lupa? Kita akan membahasnya dalam subbab ini.
1.        Pengertian lupa
Lupa adalah istilah yang sangat populer di masyarakat. Setiap waktu pasti ada orang yang lupa akan sesuatu, baik tentang peristiwa masa lampau ataupun sesuatu yang akan dilakukan, atau mungkin hal yang baru saja dilakukan. Fenomena ini dapat terjadi pada siapapun, baik anak-anak, remaja, orangtua, guru, pejabat, profesor, petani, dan sebagainya.
Lupa mengacu pada ketidakmampuan untuk mengambil, mengingat, atau mengenali informasi yang disimpan atau masih tersimpan dalam memori jangka panjang. Lupa juga dapat diartikan sebagai suatu gejala dimana informasi yang telah disimpan tidak dapat ditemukan kembali untuk digunakan.
2.        Sebab-sebab terjadinya lupa
Daya ingat memori kita tidak sempurna. Banyak hal-hal yang pernah kita ketahui, tetapi tidak dapat diingat kembali pada suatu waktu. Alasannya antara lain: apa yang telah kita ingat, dimana disimpan dalam bagian tertentu di otak, tidak pernah atau jarang digunakan lagi. Akibatnya memori itu akan terhapus dari otak sehingga kita tidak dapat mengingatnya kembali. Atau ketika kita mempelajari sesuatu yang baru, ada kemungkinan hal-hal yang sudah kita ingat pada suatu waktu tidak dapat diingat kembali.
Beberapa sebab-sebab mengapa orang bisa melupakan tentang suatu hal akan dibahas di bawah ini.
1.      Represi
Menurut Freud, represi adalah proses mental yang secara otomatis menyembunyikan informasi tentang emosi mengancam atau kecemasan di bawah sadar, dimana memori yang ditekan tidak dapat dipanggil secara sukarela, tetapi sesuatu yang dapat menyebabkan mereka untuk memasuki kesadaran di lain waktu.
2.      Poor retrieval cues/ poor encoding
Isyarat pengambilan merupakan pengingat mental yang kita ciptakan dengan membentuk gambar mental yang jelas atau membuat asosiasi antara informasi baru dan informasi yang kita sudah tahu.
3.      Interference
Gangguan, dimana merupakan salah satu alasan umum dalam hal lupa, memiliki pengertian bahwa penarikan kembali beberapa memori tertentu diblokir atau dicegah dengan memori terkait lainnya.
4.        Amnesia
Amnesia, yang mungkin bersifat sementara atau permanen, adalah hilangnya memori yang mungkin terjadi setelah pukulan atau kerusakan pada otak atau setelah penyakit, anestesi umum, obat-obatan tertentu, atau trauma psikologis yang parah.
5.      Distorsi
Kita mungkin tidak menyadari kapan kita tidak dapat mengingat sesuatu karena distorsi memori yang disebabkan oleh bias atau sugesti. Misalnya, bias beroperasi ketika mahasiswa mengingat 89% dari nilai A di SMA tetapi hanya 29% dari nilai D yang diingat atau ketika pasangan bercerai hanya mengingat sebagian besar saat-saat yang buruk saja, tidak untuk yang baik. sugesti beroperasi ketika korban kejahatan merupakan orang yang salah diidentifikasi yang kemudian diperjelas oleh bukti DNA. karena bias dan sugesti, kita lupa atau tidak dapat mengingat suatu hal, sering tanpa kita menyadari distorsi memori.


3.        Teori-teori mengenai lupa
Ada empat teori utama tentang lupa: decay theory, yang menyatakan bahwa waktu sendiri menyebabkan memori jejak memudar, interference theory,  yang menunjukkan bahwa memori lain akan mengganggu dalam mengingat, reconstruction (schema) theory, yang menyatakan bahwa informasi dalam memori menjadi terdistorsi ketika kita mencoba untuk mengingatnya, dan motivated forgetting, yang menunjukkan bahwa kita lupa akan informasi yang tidak menyenangkan atau mengancam.
1.      Decay theory
Teori ini menyatakan bahwa memori menjadi semakin lemah dengan berlalunya waktu bila tidak pernah diulang kembali. Memori yang tidak digunakan akan memudar secara bertahap dari waktu ke waktu. Setiap informasi dalam memori akan meninggalkan jejak. Jejak ini akan hilang atau rusak bila tidak pernah dipakai lagi.
2.      Interference theory
Teori gangguan didasarkan pada bukti kuat bahwa kejadian lupa di LTM tidak terjadi karena berlalunya waktu, melainkan, karena memori lain mengganggu pengambilan apa yang kita coba ingat, terutama jika memori lain yang mirip dengan salah satu memori yang kita coba ingat. Dalam kata lain lupa terjadi karena informasi yang satu mengganggu proses mengingat informasi lainnya.
Psikolog merujuk pada gangguan yang dibangun oleh memori dari pembelajaran sebelumnya sebagai gangguan proaktif (proactive interference) dan gangguan yang dibangun oleh memori dari pembelajaran setelahnya sebagai gangguan retroaktif (retroactive interference).
3.      Reconstruction (schema) theory
Pertama kali disajikan pada tahun 1932 oleh Sir Fredric Bartlett, teori yang dikenal sebagai teori rekonstruksi, atau teori skema, menunjukkan bahwa informasi yang tersimpan dalam LTM tidak dilupakan dalam arti biasa, tetapi kadang-kadang diingat dalam kondisi terdistorsi, dengan cara yang salah. Skema adalah jaringan asosiatif yang terdiri dari keyakinan, pengetahuan, dan harapan. Ingatan kita tentang informasi dalam memori jangka panjang sering menjadi terdistorsi, karena kita mengingatnya dengan cara yang lebih konsisten dengan skema ini.
4.      Motivated forgetting
Bertahun yang lalu, Sigmund Freud menyarankan bahwa kita lupa beberapa informasi, karena itu mengancam kita dalam beberapa cara. kita akan memiliki lebih banyak untuk mengatakan tentang teori lupa termotivasi dalam kepribadian. Freud percaya bahwa pikiran sadar sering ditangani dengan informasi yang tidak menyenangkan atau berbahaya dengan mendorongnya tak sadarkan diri, dengan tindakan represi. Hal-hal yang menyakitkan atau tidak menyenangkan ini cenderung ditekan atau tidak diperbolehkan muncul dalam kesadaran.

2.4.       Dasar Biologis Teori Memori
Banyak yang telah dipelajari tentang memori melalui studi tentang peran otak dalam penyimpanan dan pengambilan informasi. Pengetahuan tidak hanya memberi kita pemahaman yang lebih baik tentang otak, tetapi juga membantu kita untuk memahami tentang memori. Berikut adalah dasar biologis dari teori memori:
1.        Teori Sinaptic Memori
Beberapa perubahan fisik terjadi dalam sistem saraf ketika kita belajar tentang sesuatu hal yang baru. Karl Lashley, seorang peneliti tentang memori, mengatakan bahwa “sesuatu” yang tersisa setelah belajar yang disebut dengan engram merupakan dasar biologis dari memori. Dalam istilah neuro-psychology, engram diartikan sebagai sarana hipotetis dimana jejak memori disimpan.
Menurut Hebb, seorang peneliti Kanada, setiap pengalaman mengaktif-kan pola yang unik dari neuron yang ada di otak. Aktivitas ini menyebabkan perubahan struktural terjadi pada neuron-neuron di dekat synaptic gap yang menghubungkan mereka. Perubahan jangka panjang yang sering terjadi di neuron ini membuat tembakan di lingkaran neuron yang sama lebih banyak di masa yang akan datang. Menurutnya, perubahan-perubahan dalam fungsi sinapsis di otak, yang disebutnya fasilitas sinaptik (synaptic facilitation), adalah dasar biologis dari memori.
Dalam serangkaian percobaan pintar yang dilakukan pada siput laut (Aplysia), Kandel dan rekan-rekannya sangat mendukung teori sinaptik Hebb. Siput laut dipilih sebagai studi memori untuk respon klasik yang dikondisikan karena mereka memiliki sistem saraf yang sangat sederhana yang terdiri dari neuron yang sangat besar dan mudah untuk dipelajari. Selama pengkondisian klasik, siput laut disentuh lembut (CS), kemudian siput diberi kejutan listrik ringan (UCS), yang menyebabkan penarikan refleksif dari insang dan menyedot air (UCR). Kemudian, ketika siput tersentuh (CS) akan menyebab-kan insang tertarik dan menyedot air (CR). Perubahan dalam neuron pada sinapsis yang disebabkan oleh pengkondisian klasik dipelajari dengan mengukur jumlah neurotransmitter dalam koneksi saraf yang terlibat dalam penarikan insang dan sifon. Setelah pengkondisian klasik, jumlah neuro-transmitter di sinaps meningkat.
2.      Lokasi Memori di Otak
Untuk mengetahui bagaimana otak menyimpan memori, peneliti telah mempelajari pembentukan memori di siput laut, yang memiliki sistem saraf relatif sederhana, pada kerusakan otak masing individu, yang menunjukkan penurunan dalam beberapa jenis memori tetapi tidak yang lainnya, dan pada individu dimana otak mereka mengalami pemindaian untuk aktivitas saraf sementara mereka menggunakan berbagai jenis memori. Berdasarkan studi ini, peneliti telah mengidentifikasi beberapa area di otak yang termasuk dalam pemrosesan dan penyimpanan berbagai jenis pikiran dan memori.
1.      Cortex : short-term memory
Kemampuan untuk menahan kata-kata, fakta, dan peristiwa dalam memori jangka pendek tergantung pada aktivitas di korteks, yang merupakan lapisan tipis sel-sel otak yang menutupi permukaan otak depan.
2.      Cortex : long-term memory
Kemampuan untuk mengingat atau menarik kembali lagu, kata-kata, fakta, dan acara dalam satu hari, satu bulan, atau satu tahun tergantung pada daerah yang tersebar luas di seluruh korteks.
3.      Amygdala : memori emosional
Anggap saja bahwa setiap kali Anda mendengar lagu tertentu yang terkait dengan orang yang spesial, Anda memiliki perasaan romantis. Perasaan romantis yang terkait dengan memori emosional ini disediakan oleh amigdala, yang terletak di ujung lobus temporal dan menerima masukan dari semua indera. Peneliti menyimpulkan bahwa amigdala memainkan peran penting dalam mengenali ekspresi wajah, terutama yang ketakutan dan merasa seperti diancam, dan menambahkan berbagai emosi yang luas (positif atau negatif) pada memori kita.

4.      Hippocampus : mentransfer memori
Seperti perintah “save” pada komputer Anda dimana men-transfer file ke penyimpanan tetap pada hard drive Anda, hippocam-pus mentransfer kata-kata, fakta, dan peristiwa pribadi dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang yang lebih permanen. Hippocampus berbentuk melengkung, dengan struktur seukuran jari, yang terletak di bawah korteks di lobus temporal. Hippocampus sangat penting untuk menyimpan berbagai jenis memori. Hippocampus diperlukan untuk mentransfer informasi deklaratif (kata-kata, fakta, dan peristiwa) dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang tetapi tidak untuk mentransfer nondeklaratif atau prosedural informasi (keterampilan motorik dan kebiasaan).
5.      Otak : model memori
Temuan terbaru menunjukkan bahwa korteks menyimpan memori jangka pendek sama seperti memori jangka panjang; hippocampus mentransfer atau menyimpan informasi deklaratif di memori jangka panjang, tetapi tidak untuk mentransfer nondeklaratif atau prosedural informasi, dan amigdala menyimpan memori emosional baik positif atau negatif.

2.5.       Pembahasan Studi Kasus
Kebiasaan lupa meletakkan sesuatu setelah kita berinteraksi dengan orang lain termasuk dalam tahapan sensory register dimana informasi  hanya tersimpan kurang dari sepuluh detik. Karena pada saat meletakkan benda itu, orang tersebut mendapatkan banyak stimulus dari indera lainnya seperti indera pendengaran dan indera penglihatan. Oleh karena itu informasi yang diterima menjadi mudah terbuang.