Teori Perkembangan Kognitif menurut Vygotsky
- Biografi singkat
Lev Semyonovich
Vygotsky lahir pada tahun 1896 di Tsarist Russia, di suatu kota Orscha,
Belorussia dari keluarga kelas menengah Keturunan Yahudi. Dia tumbuh dan besar
di Gomel, suatu kota sekitar 400 mil bagian barat Moscow. Sewaktu dia masih
muda, dia tertarik pada studi-studi kesusastraan dan analisis sastra, dan
menjadi seorang penyair dan Filosof.
Memasuki usia 18
tahun, dia menulis suatu ulasan tentang Shakespeare's Hamlet yang kemudian
dimasukkan dalam satu dari berbagai tulisannya mengenai psikologi. Dia memasuki
sekolah kedokteran di Universitas Moscow dan dalam waktu yang tidak lama
kemudian dia pindah ke sekolah hukum sambil mengambil studi kesusastraan pada
salah satu universitas swasta. Dia menjadi tertarik pada psikologi pada umur 28
tahun.
Setelah dia
meninggal pada usia yang masih dibilang sangat muda (38 tahun), pada tahun 1934
akibat menderita penyakit tuberculosis (TBC), barulah seluruh ide dan teorinya
diterima oleh pemerintah dan tetap dianut dan dipelajari oleh mahasiswanya.
Kepeloporannya dalam
meletakkan dasar tentang psikologi perkembangan telah banyak mempengaruhi
sekolah pendidikan di Rusia yang kemudian teorinya berkembang dan dikenal luas
di seluruh dunia hingga saat ini. Namun di Amerika sendiri, baru diperkenalkan
pada tahun 1960-an melalui karya terjemahan inggrisnya.
- Asumsi
Vygotsky
Seperti Piaget, Vygotsky menekankan bahwa anak-anak secara aktif menyusun
pengetahuan mereka. Ada tiga klaim dalam inti pandangan Vygotsky (Tappan,
1998), yakni:
- Keahlian kognitif
anak dapat dipahami apabila dianalisis dan diinterpretasikan secara
developmental.
Menurutnya,
menggunakan pendekatan developmental berarti memahami fungsi kognitif anak
dengan memeriksa asal-usulnya dan transformasinya dari bentul awal ke bentuk
selanjutnya.
- Kemapuan kognitif
dimediasi dengan kata, bahasa dan bentuk diskursus yang berfungsi sebagai
alat psikologis untuk membantu dan mentransformasi aktivitas mental.
Vygotsky
percaya bahwa bahasa merupakan alat yang paling penting dalam pembentukan
kognitif anak. Pada masa kanak-kanak awal (early childhood), bahasa mulai
digunakan sebagai alat yang membantu anak untuk merancang aktivitas dan
memecahkan problem.
- Kemampuan kognitif
berasal dari relasi sosial dan dipengaruhi oleh latar belakang
sosiokultural.
Dia
percaya bahwa perkembangan anak tidak dapat dipisahkan dari kegiatan sosial dan
kultural (Hollan, dkk., 2001). Perkembangan memori, perhatian, dan nalur
melibatkan pembelajaran untuk menggunakan alat yang ada didalam masyarakat.
Didalam ketiga klaim
dasar ini, Vygotsky mengajukan gagasan (ide) yang unik dan kuat tentang
hubungan antara pembelajaran dan perkembangan. Gagasan-gagasan tersebut antara
lain:
1) Zona
Perkembangan Proksimal (ZPD)
Zona Perkembangan Proksimal adalah
istilah Vygotsky untuk rangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak seorang
diri tetapi dapat diipelajari dengan bantuan dan bimbingan orang dewasa atau
anak-anak yang lebih mampu. Batas bawah dari ZPD adalah tingkat
problem yang dapat dipecahkan oleh anak secara mandiri. Batas atasnya adalah
tingkat tanggung jawab atau tugas tambahan yang dapat diterima oleh anak dengan
bantuan seorang instruktur yang lebih mampu. Penekanan Vygotsky pada ZPD
menegaskan kenyakinanya akan arti penting dari pengaruh sosial, terutama pengaruh
instruksi atau pengajaran, terhadap perkembangan kognitif anak (Hasse, 2001).
Misalnya: ketika saya pertama sekali
belajar mengaji di salah satu sekolah MDA yang berada disekitar rumah saya. Ketika
saya masuk ke sekolah itu, saya diberikan sebuah tantangan untuk membaca sebuah
buku yang biasa dikenal dengan sebutkan Iqra’.
Pada saat saya membaca tulisan arab yang ada di dalam Iqra’ tersebut, pada
halaman pertama, kedua, ketiga sampai seterusnya, saya dapat membacanya dengan
baik, meskipun sedikit tersendat-sendat. (hal ini yang disebut batas bawah dari
ZPD). Namun di lembar kesepuluh saya mulai mengalami kesulitan saat membacanya.
Ketika itu, salah satu guru yang berada di sana, membantu saya membaca bacaan
tersebut. Beliau memberitahu saya bacaan-bacaan apa saja yang sulit saya baca
pada saat itu. Sampai akhirnya saya menyelesaikan bacaan tersebut dengan baik
dan benar.
2) Scaffolding
Scaffolding ialah sebuah
teknik untuk mengubah level dukungan. Scaffolding adalah
istilah terkait perkembangan kognitif yang digunakan Vygotsky untuk
mendeskripsikan perubahan dukungan selama sesi pembelajaran, dimana orang yang
lebih terampil mengubah bimbingan sesuai tingkat kemampuan anak. Saat kemampuan
anak meningkat, maka semakin sedikit bimbingan yang diberikan. Dialog adalah
alat yang penting dalam teknik ini di dalam ZPD. Vygotsky memandang anak memiliki
konsep yang kaya tetapi tidak sistematis, acak, dan spontan. Dalam dialog,
konsep-konsep tersebut dapat dipertemukan dengan bimbingan yang sistematis,
logis dan rasional.
Misalnya: saat saya belajar di MDA
tadi. Setelah melalui tantangan, keesokan harinya saya mulai diajarkan cara
membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Setiap bulannya mereka memberikan
teknik-teknik pembelajaran yang berbeda-beda. Di bulan pertama, mereka
mengajarkan saya teknik membaca Iqra’, kemudian bulan berikutnya berkembang ke pembelajaran
tajwid-tajwidnya, berkembang lagi kepada pengenalan ilmu-ilmu islam lainnya,
sampai pada akhirnya saya dapat membaca Al-Qur’an dengan fasih seperti yang
sudah diharapkan sebelumnya.
3)
Bahasa dan Pemikiran
Menurut Vygotsky, anak menggunakan
bahasa bukan hanya untuk komunikasi sosial, tetapi juga untuk merencanakan,
memonitor perilaku mereka dengan caranya sendiri. Penggunaan bahasa untuk
mengatur diri sendiri ini, dinamakan dengan “pembicaraan batin” (inner speech) atau “pembicaraan privat”
(private speech). Menurut Piaget, private speech bersifat egosentris dan
tidak dewasa, tetapi menurut Vygotsky private
speech adalah alat penting bagi pemikiran selama masa kanak-kanak (early childhood). Lebih jauh Vygotsky yakin bahwa anak pada usia
dini menggunakan bahasa unuk merencanakan, membimbing, dan memonitor perilaku
mereka. Vygotsky mengatakan bahwa bahasa dan pikiran pada awalnya berkembang
terpisah dan kemudian menyatu. Anak harus menggunakan bahasa untuk
berkomunikasi dengan orang lain sebelum mereka dapat fokus ke dalam
pemikirannya sendiri. Anak juga harus berkomunikasi secara eksternal dan
menggunakan bahasa untuk jangka waktu yang lama sebelum mereka membuat transisi
dari kemampuan bicara ekternal menjadi internal. Periode ini biasanya terjadi
antara usia 3 (tiga) hingga 7 (tujuh) tahun. Ketika ini terjadi, anak telah
menginternalisasikan pembicaraan egosentris mereka dalam bentuk inner speech, dan pembicaraan batin ini
lalu menjadi pemikiran mereka. Vygotsky percaya bahwa anak yang banyak
menggunakan private speech akan lebih
kompeten secara sosial ketimbang mereka yang tidak, karena private speech merepresentasikan transisi awal untuk menjadi lebih
komunikatif secara sosial.
Seperti misalnya saat saya yang berumur 5 tahun
bermain dengan boneka seorang diri dan berinteraksi dengannya, layaknya seorang
teman yang bisa berbicara. Hal ini dapat membentuk private speech kita yang
merupakan transisi awal saat berkomunikasi di dunia luar menurut Vygotsky.
- Perbandingan Teori Vygotsky
dengan Piaget
Topik
|
Vygotsky
|
Piaget
|
Konteks
sosiokultural
|
Penekanan Kuat
|
Sedikit penekanan
|
Konstruktivisme
|
Konstruktivis
sosial
|
Konstruktivis
kognitif
|
Tahapan
|
Tidak ada
pandangan tentang tahapan umum perkembangan
|
Penekanan kuat
pada tahapan (sensorimotor, pra-operasional, operasional konkret, dan
operasional formal)
|
Proses utama
|
Zone of
proximal development, bahasa, diialog, alat dari kultur
|
Skema, asimilasi,
akomodasi, operasi, konservasi, klasifikasi, penalaran hipotesis-deduktif
|
Peran Bahasa
|
Bahasa memainkan
peranan kuat dalam membetuk pemikiran
|
Mininal;
kognisi terutama mengatur bahasa
|
Pandangan
tentang Pendidikan
|
Pendidikan
memainkan peran sentral, membantu anak mempelajari alat-alat kultur
|
Pendidikan
hanya memperbaiki keahlian kognitif anak yang sudah muncul
|
Implikasi
Pengajaran
|
Guru adalah
fasilitator dan pembimbing, bukan pengatur; memberikan banyak kesempatan bagi
murid untuk belajar bersama guru dan teman yang lebih ahli.
|
Juga
memandang guru sebagai fasilitator dan pembimbing,bukan pengatur; memberikan
dukungan untuk anak agar mengeksplorasi dunia mereka dan menemukan
pengetahuan.
|
Perkembangan Bahasa
Apa itu bahasa? Bahasa adalah bentuk komunikasi, entah
itu secara lisan, tertulis atau tanda, yang didasarkan pada sistem simbol. Semua
bahasa manusia adalah generatif (diciptakan) dan juga mengikuti aturan fonologi,
morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatis.
ü Fonologi yaitu
sistem suara bahasa.
ü Morfologi yaitu
aturan untuk mengkombinasikan morfem, yang merupakan rangkaian suara yang
merupakan kesatuan bahasa terkecul.
ü Sintaksis yaitu
cara kata dikombinasikan untuk membentuk frasa dan kalimat yang bisa diterima
ü Semantik yaitu
mkna dari kata atau kalimat
ü Pragmatis yaitu
penggunaan percakapan yang tepat.
- Pengaruh Biologis dan
Lingkungan
Anak-anak secara biologis sudah disiapkan untuk
belajar bahasa saat mereka berinteraksi dengan pengasuhnya (dunia luar)bukti
paling kuat untuk basis biologis dari bahsa ini adalah bahwa anak di seluruh
dunia mencapai titik utama bahasa pada usia yang kira-kira sama meskipun ada
banyak perbedaan dalam lingkungan dan pengalaman. Akan tetapi, anak tidak
belajar bahasa secara terpisah dari lingkungan sosial. Anak mendapat banyak
manfaat apabila orang tua dan guru melibatkan mereka aktif dalam percakapan,
dan memberi pertayaan, dan berbicara dengan mereka. Ringkasnya, pengalaman dan
aspek biologis berinteraksi untuk melahirkan perkembangan bahasa.
- Bagaimana Bahasa Berkembang
Penguasaan bahasa melewati beberapa tahap. Celoteh terjadi
pada usia kira-kira 3 sampai 6 bulan, biasanya kata pertama muncul pada usia 10
sampai 13 bulan, dan pengucapan dua kata terjadi ada usia 18 sampai 24 bulan. Saat
anak melampaui tahap pengucapan dua kata ini, mereka dapat menunjukkan bahwa
mereka menguasai beberapa aturan morfologi, seperti didokumentasikan dalam
studi Berko-Gleason. Anak- anak juga mengalami kemajuan dalam fonologi,
sintaksis, semantik dan pragmatik. Menjelang akhir sekolah dasar, kebanyakan
anak dapat mengaplikasikan aturan tata bahasa yang benar. Pada masa remaja,
kosakata bertambah dengan kata abstrak. Pada masa remaja akhir (late
adolescence), individu mulai bisa mengapresiasi karya sastra dewasa.
Kelompok 7
Dedi Qalbu Hadi 13-011
Ririn Hapsari 11-103
Nurul Nia Aqsari 13-071
Marsela Giovani Aritonang 13-091
Fannisa Fitri Eliza13-099
Tidak ada komentar:
Posting Komentar