Wikipedia

Hasil penelusuran

Minggu, 23 Maret 2014

Teori Perkembangan Kognitif menurut Vygotsky


Teori Perkembangan Kognitif menurut Vygotsky
  • Biografi singkat

Lev Semyonovich Vygotsky lahir pada tahun 1896 di Tsarist Russia, di suatu kota Orscha, Belorussia dari keluarga kelas menengah Keturunan Yahudi. Dia tumbuh dan besar di Gomel, suatu kota sekitar 400 mil bagian barat Moscow. Sewaktu dia masih muda, dia tertarik pada studi-studi kesusastraan dan analisis sastra, dan menjadi seorang penyair dan Filosof.

Memasuki usia 18 tahun, dia menulis suatu ulasan tentang Shakespeare's Hamlet yang kemudian dimasukkan dalam satu dari berbagai tulisannya mengenai psikologi. Dia memasuki sekolah kedokteran di Universitas Moscow dan dalam waktu yang tidak lama kemudian dia pindah ke sekolah hukum sambil mengambil studi kesusastraan pada salah satu universitas swasta. Dia menjadi tertarik pada psikologi pada umur 28 tahun.
Setelah dia meninggal pada usia yang masih dibilang sangat muda (38 tahun), pada tahun 1934 akibat menderita penyakit tuberculosis (TBC), barulah seluruh ide dan teorinya diterima oleh pemerintah dan tetap dianut dan dipelajari oleh mahasiswanya.
Kepeloporannya dalam meletakkan dasar tentang psikologi perkembangan telah banyak mempengaruhi sekolah pendidikan di Rusia yang kemudian teorinya berkembang dan dikenal luas di seluruh dunia hingga saat ini.  Namun di Amerika sendiri, baru diperkenalkan pada tahun 1960-an melalui karya terjemahan inggrisnya.
  • Asumsi Vygotsky
Seperti Piaget, Vygotsky menekankan bahwa anak-anak secara aktif menyusun pengetahuan mereka. Ada tiga klaim dalam inti pandangan Vygotsky (Tappan, 1998), yakni:
  1. Keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila dianalisis dan diinterpretasikan secara developmental.
Menurutnya, menggunakan pendekatan developmental berarti memahami fungsi kognitif anak dengan memeriksa asal-usulnya dan transformasinya dari bentul awal ke bentuk selanjutnya.
  1. Kemapuan kognitif dimediasi dengan kata, bahasa dan bentuk diskursus yang berfungsi sebagai alat psikologis untuk membantu dan mentransformasi aktivitas mental.
Vygotsky percaya bahwa bahasa merupakan alat yang paling penting dalam pembentukan kognitif anak. Pada masa kanak-kanak awal (early childhood), bahasa mulai digunakan sebagai alat yang membantu anak untuk merancang aktivitas dan memecahkan problem.
  1. Kemampuan kognitif berasal dari relasi sosial dan dipengaruhi oleh latar belakang sosiokultural.
Dia percaya bahwa perkembangan anak tidak dapat dipisahkan dari kegiatan sosial dan kultural (Hollan, dkk., 2001). Perkembangan memori, perhatian, dan nalur melibatkan pembelajaran untuk menggunakan alat yang ada didalam masyarakat.
Didalam ketiga klaim dasar ini, Vygotsky mengajukan gagasan (ide) yang unik dan kuat tentang hubungan antara pembelajaran dan perkembangan. Gagasan-gagasan tersebut antara lain:
1)      Zona Perkembangan Proksimal (ZPD)
Zona Perkembangan Proksimal adalah istilah Vygotsky untuk rangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak seorang diri tetapi dapat diipelajari dengan bantuan dan bimbingan orang dewasa atau anak-anak yang lebih mampu.  Batas bawah dari ZPD adalah tingkat problem yang dapat dipecahkan oleh anak secara mandiri. Batas atasnya adalah tingkat tanggung jawab atau tugas tambahan yang dapat diterima oleh anak dengan bantuan seorang instruktur yang lebih mampu. Penekanan Vygotsky pada ZPD menegaskan kenyakinanya akan arti penting dari pengaruh sosial, terutama pengaruh instruksi atau pengajaran, terhadap perkembangan kognitif anak (Hasse, 2001).
Misalnya: ketika saya pertama sekali belajar mengaji di salah satu sekolah MDA yang berada disekitar rumah saya. Ketika saya masuk ke sekolah itu, saya diberikan sebuah tantangan untuk membaca sebuah buku yang biasa dikenal dengan sebutkan Iqra’. Pada saat saya membaca tulisan arab yang ada di dalam Iqra’ tersebut, pada halaman pertama, kedua, ketiga sampai seterusnya, saya dapat membacanya dengan baik, meskipun sedikit tersendat-sendat. (hal ini yang disebut batas bawah dari ZPD). Namun di lembar kesepuluh saya mulai mengalami kesulitan saat membacanya. Ketika itu, salah satu guru yang berada di sana, membantu saya membaca bacaan tersebut. Beliau memberitahu saya bacaan-bacaan apa saja yang sulit saya baca pada saat itu. Sampai akhirnya saya menyelesaikan bacaan tersebut dengan baik dan benar.
2)      Scaffolding
Scaffolding ialah sebuah teknik untuk mengubah level dukungan. Scaffolding adalah istilah terkait perkembangan kognitif yang digunakan Vygotsky untuk mendeskripsikan perubahan dukungan selama sesi pembelajaran, dimana orang yang lebih terampil mengubah bimbingan sesuai tingkat kemampuan anak. Saat kemampuan anak meningkat, maka semakin sedikit bimbingan yang diberikan. Dialog adalah alat yang penting dalam teknik ini di dalam ZPD. Vygotsky memandang anak memiliki konsep yang kaya tetapi tidak sistematis, acak, dan spontan. Dalam dialog, konsep-konsep tersebut dapat dipertemukan dengan bimbingan yang sistematis, logis dan rasional.
Misalnya: saat saya belajar di MDA tadi. Setelah melalui tantangan, keesokan harinya saya mulai diajarkan cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Setiap bulannya mereka memberikan teknik-teknik pembelajaran yang berbeda-beda. Di bulan pertama, mereka mengajarkan saya teknik membaca Iqra’, kemudian bulan berikutnya berkembang ke pembelajaran tajwid-tajwidnya, berkembang lagi kepada pengenalan ilmu-ilmu islam lainnya, sampai pada akhirnya saya dapat membaca Al-Qur’an dengan fasih seperti yang sudah diharapkan sebelumnya.
3)      Bahasa dan Pemikiran
Menurut Vygotsky, anak menggunakan bahasa bukan hanya untuk komunikasi sosial, tetapi juga untuk merencanakan, memonitor perilaku mereka dengan caranya sendiri. Penggunaan bahasa untuk mengatur diri sendiri ini, dinamakan dengan “pembicaraan batin” (inner speech) atau “pembicaraan privat” (private speech). Menurut Piaget, private speech bersifat egosentris dan tidak dewasa, tetapi menurut Vygotsky private speech adalah alat penting bagi pemikiran selama masa kanak-kanak (early childhood).  Lebih jauh Vygotsky yakin bahwa anak pada usia dini menggunakan bahasa unuk merencanakan, membimbing, dan memonitor perilaku mereka. Vygotsky mengatakan bahwa bahasa dan pikiran pada awalnya berkembang terpisah dan kemudian menyatu. Anak harus menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain sebelum mereka dapat fokus ke dalam pemikirannya sendiri. Anak juga harus berkomunikasi secara eksternal dan menggunakan bahasa untuk jangka waktu yang lama sebelum mereka membuat transisi dari kemampuan bicara ekternal menjadi internal. Periode ini biasanya terjadi antara usia 3 (tiga) hingga 7 (tujuh) tahun. Ketika ini terjadi, anak telah menginternalisasikan pembicaraan egosentris mereka dalam bentuk inner speech, dan pembicaraan batin ini lalu menjadi pemikiran mereka. Vygotsky percaya bahwa anak yang banyak menggunakan private speech akan lebih kompeten secara sosial ketimbang mereka yang tidak, karena private speech merepresentasikan transisi awal untuk menjadi lebih komunikatif secara sosial.
Seperti misalnya saat saya yang berumur 5 tahun bermain dengan boneka seorang diri dan berinteraksi dengannya, layaknya seorang teman yang bisa berbicara. Hal ini dapat membentuk private speech kita yang merupakan transisi awal saat berkomunikasi di dunia luar menurut Vygotsky.

  • Perbandingan Teori Vygotsky dengan Piaget
Topik
Vygotsky
Piaget
Konteks sosiokultural
Penekanan Kuat
Sedikit penekanan
Konstruktivisme
Konstruktivis sosial
Konstruktivis kognitif
Tahapan
Tidak ada pandangan tentang tahapan umum perkembangan
Penekanan kuat pada tahapan (sensorimotor, pra-operasional, operasional konkret, dan operasional formal)
Proses utama
Zone of proximal development, bahasa, diialog, alat dari kultur
Skema, asimilasi, akomodasi, operasi, konservasi, klasifikasi, penalaran hipotesis-deduktif
Peran Bahasa
Bahasa memainkan peranan kuat dalam membetuk pemikiran
Mininal; kognisi terutama mengatur bahasa
Pandangan tentang Pendidikan
Pendidikan memainkan peran sentral, membantu anak mempelajari alat-alat kultur
Pendidikan hanya memperbaiki keahlian kognitif anak yang sudah muncul
Implikasi Pengajaran
Guru adalah fasilitator dan pembimbing, bukan pengatur; memberikan banyak kesempatan bagi murid untuk belajar bersama guru dan teman yang lebih ahli.
Juga memandang guru sebagai fasilitator dan pembimbing,bukan pengatur; memberikan dukungan untuk anak agar mengeksplorasi dunia mereka dan menemukan pengetahuan.




Perkembangan Bahasa
Apa itu bahasa? Bahasa adalah bentuk komunikasi, entah itu secara lisan, tertulis atau tanda, yang didasarkan pada sistem simbol. Semua bahasa manusia adalah generatif (diciptakan) dan juga mengikuti aturan fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatis.
ü  Fonologi yaitu sistem suara bahasa.
ü  Morfologi yaitu aturan untuk mengkombinasikan morfem, yang merupakan rangkaian suara yang merupakan kesatuan bahasa terkecul.
ü  Sintaksis yaitu cara kata dikombinasikan untuk membentuk frasa dan kalimat yang bisa diterima
ü  Semantik yaitu mkna dari kata atau kalimat
ü  Pragmatis yaitu penggunaan percakapan yang tepat.

  1. Pengaruh Biologis dan Lingkungan
Anak-anak secara biologis sudah disiapkan untuk belajar bahasa saat mereka berinteraksi dengan pengasuhnya (dunia luar)bukti paling kuat untuk basis biologis dari bahsa ini adalah bahwa anak di seluruh dunia mencapai titik utama bahasa pada usia yang kira-kira sama meskipun ada banyak perbedaan dalam lingkungan dan pengalaman. Akan tetapi, anak tidak belajar bahasa secara terpisah dari lingkungan sosial. Anak mendapat banyak manfaat apabila orang tua dan guru melibatkan mereka aktif dalam percakapan, dan memberi pertayaan, dan berbicara dengan mereka. Ringkasnya, pengalaman dan aspek biologis berinteraksi untuk melahirkan perkembangan bahasa.

  1. Bagaimana Bahasa Berkembang
Penguasaan bahasa melewati beberapa tahap. Celoteh terjadi pada usia kira-kira 3 sampai 6 bulan, biasanya kata pertama muncul pada usia 10 sampai 13 bulan, dan pengucapan dua kata terjadi ada usia 18 sampai 24 bulan. Saat anak melampaui tahap pengucapan dua kata ini, mereka dapat menunjukkan bahwa mereka menguasai beberapa aturan morfologi, seperti didokumentasikan dalam studi Berko-Gleason. Anak- anak juga mengalami kemajuan dalam fonologi, sintaksis, semantik dan pragmatik. Menjelang akhir sekolah dasar, kebanyakan anak dapat mengaplikasikan aturan tata bahasa yang benar. Pada masa remaja, kosakata bertambah dengan kata abstrak. Pada masa remaja akhir (late adolescence), individu mulai bisa mengapresiasi karya sastra dewasa.

sumber bacaan: 
Santrock, John W.2007.Psikologi Pendidikan.Jakarta:Kencana.

Kelompok 7
Dedi Qalbu Hadi 13-011
Ririn Hapsari 11-103
Nurul Nia Aqsari 13-071
Marsela Giovani Aritonang 13-091
Fannisa Fitri Eliza13-099

Tidak ada komentar:

Posting Komentar