Wikipedia

Hasil penelusuran

Kamis, 19 Juni 2014

PELATIHAN



A.    Teori Pelatihan
1.      Definisi pelatihan
Pelatihan adalah pengalaman belajar terstruktur yang dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan menjadi  keterampilan khusus,  pengetahuan atau sikap. Pelatihan adalah serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap seorang individu. Kemampuan tersebut adalah potensi fisik, mental, atau potensi psikologis. Keterampilan adalah aplikasi/penerapan khusus dari satu atau lebih potensi yang ada.  Sebagaimana orang berbeda dengan berbagai kemampuan mereka,  mereka mempunyai tingkatan keterampilan yang berbeda yang  mereka peroleh dari hasil pelatihan. Pelatihan berkenaan dengan perolehan keahlian-keahlian atau pengetahuan tertentu.
Berikut pengertian pelatihan menurut beberapa ahli:
1.      Sikula dalam Sumantri (2000:2) mengartikan pelatihan sebagai: “proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisir.
2.      Menurut Good, 1973 pelatihan adalah suatu proses membantu orang lain dalam memperoleh skill dan pengetahuan (M. Saleh Marzuki, 1992 : 5).
3.      Michael J. Jucius dalam Moekijat (1991 : 2) menjelaskan istilah latihan untuk menunjukkan setiap proses untuk mengembangkan bakat, keterampilan dan kemampuan pegawai guna menyelesaikan pekerjaan-­pekerjaan tertentu.
4.      Mathis (2002), Pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi.
5.      Menurut Center for Development Management and Productivity adalah belajar untuk mengubah tingkah laku orang dalam melaksanakan pekerjaan mereka.
6.      Menurut Gomes (2003:197), pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya
7.      Menurut Robbins, Stephen P, (2001:282), Training meant formal training that’s planned in advanced and has a structured format. Ini menunjukkan bahwa pelatihan yang dimaksudkan disini adalah pelatihan formal yang direncanakan secara matang dan mempunyai suatu format pelatihan yang terstruktur.
8.      Menurut DeCenzo dan Robin (1999:227), Training is a learning experience in that it seeks a relatively permanent change in an individual that will improve the ability to perform on the job. Ini berarti bahwa pelatihan adalah suatu pengalaman pembelajaran didalam mencari perubahan permanen secara relatif pada suatu individu yang akan memperbaiki kemampuan dalam melaksanakan pekerjaannya itu.
9.      Menurut Never Ending Transfusing - Application Training (NET-at), Pelatihan adalah kegiatan belajar dan praktek untuk sesuatu tujuan baik, dilakukan secara berulang-ulang dan terus-menerus untuk meningkatkan kemampuan (continuously and never end) manusia, dan fitrahnya.

2.      Fungsi Pelatihan
Pelatihan dalam hal ini adalah untuk tujuan mengubah kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman kedalam  pekerjaan khusus yang berhubungan dengan keterampilan. Pelatihan ini menyajikan setidaknya 3 fungsi  penting untuk sebuah organisasi.
1.      Fungsi Pemeliharaan, dimaksudkan untuk memelihara kinerja karyawan secara keseluruhan dalam kewajiban yang terbatas untuk memenuhi tujuan.
2.      Fungsi Sosialisasi, untuk menyampaikan kepada karyawan tentang prioritas,  nilai dan norma dalam sebuah organisasi baik strukturnya dan materinya
3.      Fungsi Motivasi, bisa meningkat jika pelayanan pelatihan juga meningkatkan ketertarikan karyawan pada pekerjaan mereka atau jika  itu dilihat sebagai bantuan untuk kesempatan meningkatkan posisi di organisasi.

B.     Metode Pelatihan
Sebelum membahas metode dari suatu pelatihan, kita akan membahas tentang dimana pelatihan tersebut dilakukan? Ada tiga lokasi, dimana pelatihan tersebut dapat dilakukan yang masing-masing juga memiliki kelebihan dan kekurangnya. Ketiga lokasi tersebut ialah:
1.      One the job training, suatu bentuk pembekalan yang dapat mempercepat proses pemindahan pengetahuan dan pengalaman kerja / transfer knowledge dari karyawan senior ke junior. Pelatihan ini langsung menerjunkan pegawai baru bekerja sesuai dengan job description / jobdesc masing-masing di bawah supervisi / pengawasan penyedia atau karyawan senior.
2.      One-site training, pelatihan dimana pegawai akan di training di lokasi perusahaan tetapi tidak di lokasi pekerjaan atau di jobdesc masing-masing.
3.      Off-site training, Secara umum, pekerjaan lebih langsung terkait aktivitas tersebut lebih bahwa "di tempat" memiliki keuntungan dari pembelajaran bergaul dengan tempat kerja. Untuk kegiatan pembangunan dalam persiapan untuk peran masa depan maka off-site mungkin terbukti lebih menguntungkan. Sebagian besar program pelatihan yang sekarang dijalankan diperusahaan karena meningkatnya tekanan pada perusahaan untuk memotong biaya, terutama yang terkait dengan perjalanan waktu dan biaya yang terkait.
Dalam memilih metode dan teknik suatu pelatihan ditentukan oleh banyak hal. Inti  dari program pelatihan adalah metode instruksional, atau tehnik dasar pengajaran dari situasi pelatihan tersebut . Ada banyak kemungkinan namun yang akan kita review berikut adalah hal yang paling sering digunakan dalam pelatihan kerja . Hal tersebut dibagi dalam 3 kategori ,yakni :
·         Nonparticipative Instructional Methods
NIM adalah metode dimana peran trainer adalah sebagai penerima informasi pasif. Informasi tersebut diuraikan melalui dokumen, tempat kuliah, bantuan visual, material tertulis atau kombinasi dari pilihan tersebut. Nonparticipative training methods tepat digunakan apabila peninjauan dari rencana pelatihan dan aktivitas pelatihan dibutuhkan sebelum pelatihan yang sebenarnya benar-benar terjadi.
·          Individual Participatice instructional Methods
Ada 4 metode yang umum digunakan dalam individual Participative Instructional Methods yaitu :
a.       Programmed Instruction
PI ( Programmed Instruction) mulanya terkenal di dalam bentuk alat-alat yang berhubungan dengan mesin yang disebut dengan pengajaran mesin yang mempelajari stimulus dan feedback pada pelajar. PI biasanya terdiri dari mengajar dengan bantuan sebuah buku khusus atau mesin pengajaran yang menyajikan materi terstruktur dalam urutan logis dan empiris dikembangkan atau urutan.
b.      Computer-Assisted Instruction
Menggunakan Computer-Assisted Instruction (CAI) atau komputer berbasis instruksi (CBI) adalah kasus-kasus di mana instruksi disajikan melalui program komputer untuk siswa pasif. Dalam definisi yang luas, komputer dibantu instruksi dapat mengikuti jalan yang berbeda untuk tujuan yang sama. Salah satu contohnya adalah bagaimana komputer dibantu instruksi yang digunakan dalam kaitannya dengan presentasi pengajaran lainnya. CAI dapat digunakan baik dalam isolasi, punya tanggung jawab keseluruhan untuk menyampaikan instruksi  kepada siswa, atau dalam kombinasi dengan konvensional, yaitu, tatap muka, metode pengajaran.
Menurut Bright (1983: 144-152), bila dibanding dengan pendekatan pengajaran tradisional, CAI sangat efektif dan efisien. Peserta pelatihan akan belajar lebih cepat, menguasai materi pelajaran lebih banyak dan mengingat lebih banyak dari apa yang sudah dipelajari. Dalam studi meta analisisnya terhadap hasil-hasil penelitian tentang efektifitas CAI selama 25 tahun, Kulik dkk.(1980: 525-544) menyimpulkan bahwa:
a.       Peserta belajar lebih banyak materi dari komputer (melalui CAI)
b.      Peserta mengingat apa yang telah dipelajari melalui CAI lebih Lama
c.       Peserta membutuhkan waktu lebih sedikit
d.      Peserta lebih betah di kelas
e.       Peserta memiliki sikap lebih positip terhadap komputer
·         Simulation Training
Simulation training adalah media maya di mana berbagai jenis keterampilan dapat diperoleh. Pelatihan simulasi dapat digunakan dalam berbagai macam genre. Namun yang paling sering digunakan dalam situasi perusahaan untuk meningkatkan kesadaran bisnis dan manajemen keterampilan. Simulation Training menyiratkan tiruan dari proses kehidupan nyata, biasanya melalui sebuah komputer atau perangkat teknologi lainnya, dalam rangka memberikan pengalaman hidup. Hal ini telah terbukti menjadi metode yang sangat handal dan sukses pelatihan dalam ribuan industri di seluruh dunia.
·         Job Rotation
Job Rotation adalah teknik manajemen yang memberikan peserta pelatihan untuk berbagai pekerjaan dan departemen selama beberapa tahun. Survei menunjukkan bahwa peningkatan jumlah perusahaan yang menggunakan rotasi pekerjaan untuk melatih karyawan.
·         Group Participative Instructional Methods
Keunikan dari Group Participative Instructional Methods adalah peserta pelatihan berinteraksi satu dan lainnya dari alat-alat ataupun pelatih. Hal ini mempertimbangkan peningkatan pelatihan, tetapi juga memasukkan unsur keragu-raguan kedalam pelatihan tersebut.Setiap kelompok pesera pelatihan berbeda dengan kelompok lainnya , sehingga apa yang terjadi tidak dapat diprediksi . Agar lebih efektif pelatih harus dapat memahami dinamika kelompok sebaik metode yang diberikan.
a.       Teknik Diskusi
b.      Role playing And Behaviour Modelling
Role playing adalah salah satu cara untuk membuat pelatihan  menyelesaikan suatu masalah dan kemampuan interpersonal lebih nyata .
c.       Videoconfrence Training
Salah satu dari metode instruksional yang baru adalah videoconfrence training. Komunikasi dua arah yang dikembangkan untuk memfasilitasi pertemuan bisnis antara 2 orang yang berbeda lokasi , videoconfrence menyatukan 2 orang melalui line telefon , komputer , video kamera dalam waktu interaksi .
Namun, menurut William B. Werther (1989 : 290) sebagai berikut : that is no simple technique is always best; the best method depends on : cost effectiveness; desired program content; learning principles; appropriateness of the facilities; trainee preference and capabilities; and trainer preferences and capabilities. Artinya tidak ada satu teknik pelatihan yang paling baik, metode yang paling baik tergantung pada efektivitas biaya, isi program yang diinginkan, prinsip-prinsip belajar, fasilitas yang layak, kemampuan dan preference peserta serta kemampuan dan preference pelatih. Kemudian Sondang. P Siagian (1994:192) menegaskan tepat tidaknya teknik pelatihan yang digunakan sangat tergantung dari berbagai pertimbangan yang ingin ditonjolkan seperti kehematan dalam pembiayaan, materi program, tersedianya fasilitas tertentu, preferensi dan kemampuan peserta, preferensi kemampuan pelatih dan prinsip-prinsip belajar yang hendak diterapkan.
Walaupun demikian, pengelola pelatihan hendaknya mengenal dan memahami semua metode dan teknik pelatihan, sehingga dapat memilih dan menentukan metode dan teknik mana yang paling tepat digunakan sesuai dengan kebutuhan, situasi dan kondisi yang ada.

C.     Jenis-jenis Pelatihan
Terdapat banyak pendekatan untuk pelatlian. Menurut (Simamora:2006 :278) ada lima jenis-jenis pelatihan yang dapat diselenggarakan:
1.      Pehtihan Keahlian (skils training) merupakan pelatihan yang sering di jumpai dalam organisasi. Program pelatihaannya relatif sederhana: kebutuhan atau kekurangan diidentifikasi rnelalui penilaian yang jeli. Kriteria penilalan efekifitas pelatihan juga berdasarkan pada sasaran yang diidentifikasi dalam tahap penilaian.
2.      Pelatihan Ulang (retraining) adalah subset pelatihan keahilan. Pelatihan ulang berupaya memberikan kepada para karyawan keahlian-keahlian yang mereka butuhkan untuk menghadapi tuntutan kerja yang berubah-ubah. Seperti tenaga kerja instansi pendidikan yang biasanya bekerja rnenggunakan mesin ketik manual mungkin harus dilatih dengan mesin computer atau akses internet
3.      Pelatihan Lintas Fungsional (cros fungtional training) melibatkan pelatihan karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang lainnya selain dan pekerjan yang ditugaskan.
4.      Pelatihan Tim merupakan bekerjasarna terdiri dari sekelompok Individu untuk menyelesaikan pekerjaan demi tujuan bersama dalam sebuah tim kerja.
5.      Pelatihan Kreatifitas (creativitas training) berlandaskan pada asumsi hahwa kreativitas dapat dipelajari. Maksudnya tenaga kerja diberikan peluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin yang berdasar pada penilaian rasional dan biaya dan kelaikan.

D.    Modul Pelatihan.
Seorang trainer tentulah dituntut untuk membuat sebuah modul pelatihan. Modul pelatihan adalah satu unit program pembelajaran yang terencana, didesain guna membantu peserta mencapai tujuan pelatihan. Modul pelatihan merupakan paket program pembelajaran yang bersifat self-contained dan self-instruction, serta memiliki model pembelajaran yang menerapkan pendekatan sistem/teknologi instruksional. Adapun fungsi dari modul pelatihan yakni:
·         Mengatasi kelemahan sistem pengajaran tradisional
·         Meningkatkan motivasi belajar
·         Meningkatkan kreativitas pelatih dalam mempersiapkan pembelajaran individual
·         Mewujudkan prinsip maju berkelanjutan
·         Mewujudkan belajar yang berkonsentrasi
Terdapat 2 jenis di dalam modul pelatihan:
·         Modul Sederhana, merupakan bahan tertulis yang terdiri dari 3-5 halaman, untuk 1-2 jam pelajaran
·         Modul Kompleks, merupakan bahan tertulis, terdiri dari 40-60 halaman, untuk 20-30 jam pelajaran, dan juga bisa dilengkapi dengan bahan audio, video/film, kegiatan percobaan, praktikum, dsb.
Berikut ini sistematika dari penyusunan sebuah modul pelatihan:
·         Tinjauan Mata Latihan, merupakan paparan umum mengenai keseluruhan pokok-pokok isi mata latihan yang mencakup: deskripsi, kegunaan, tujuan instruksional umum, susunan judul modul dan keterkaitan antar modul, bahan pendukung lain, petunjuk umum mempelajari mata latihan.
·         Sajian Materi Modul
·         Pendahuluan, merupakan pembukaan pembelajaran (set induction) suatu modul, mencakup: Tujuan Instruksional Khusus (TIK), deskripsi perilaku awal (entry behavior), keterkaitan pembahasan materi dan kegiatan dalam/antar modul (cross reference), pentingnya mempelajari modul, urutan butir sajian modul secara logis, dan petunjuk belajar.
·         Kegiatan Belajar (KB), kegiatan belajar meliputi:
a.       Uraian materi (paparan fakta/data, konsep, prinsip, dalil, teori, nilai, prosedur, keterampilan, hukum, masalah yang disajikan secara naratif atau piktorial)
b.      Contoh dan ilustrasi (benda, angka, gambar, dll. yang mewakili konsep untuk memantapkan pembaca terhadap uraian materi).
c.       Latihan, (berbagai bentuk kegiatan belajar yang harus dilakukan peserta untuk memantapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang terkait dengan uraian materi)
·         Rangkuman, merupakan sari pati dari uraian materi yang disajikan dalam kegiatan belajar.
·         Tes Formatif, merupakan tes yang diberikan untuk mengukur penguasaan peserta setelah suatu kegiatan belajar berakhir yang bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan peserta.
·         Kunci Jawaban Tes Formatif, diberikan di akhir modul.
d.      Glosarium, Merupakan daftar kata-kata yang dianggap sulit/sukar dimengerti pembaca sehingga perlu diberikan penjelasan tambahan, misalnya: istilah teknis bidang ilmu, kata-kata serapan dari bahasa asing/daerah, kata-kata lama yang dipakai kembali, kata-kata yang sering dipakai media massa
e.       Daftar Pustaka

E.     Contoh Games yang Berkaitan dengan Pelatihan
Banyak sekali jenis-jenis games yang dapat di lakukan saat pelatihan. Seorang trainer harus memberikan beberapa games untuk memecahkan suasan (ice breaker) saat pelatihan diberikan kepada peserta. Berikut beberapa contoh games yang sering dilakukan dalam sebuah pelatihan:
1.      Tik Tak
a.       Tujuan Perkenalan:
-           Agar peserta, fasilitator dan panitia penyelenggara pelatihan dapat saling mengenal satu sama lain
-           Terciptanya suasana akrab, yang akan mempermudah interaksi diantara peserta, fasilitator, dan panitia penyelenggara pelatihan
-            Memperlancar proses penyampaian dan penerimaan materi pelatihan
b.      Waktu: 1 jam (60 menit)
c.       Proses:
·         Fasilitator memandu peserta untuk memperkenalkan diri dengan menanyakan kepada peserta apa saja yang perlu diperkenalkan dengan kesepakatan bersama, dan disertai dengan melakukan gaya yang khas dari masing-masing peserta (berbeda satu dengan yang lain).
-           Peserta diminta membuat lingkaran besar.
-           Fasilitator di tengah dan menjelaskan cara permainan dengan memegang bola kertas dengan menyebut nama, alamat, jabatan dalam organisasi dan lain-lain sesuai kesepakatan, kemudian melempar bola pada salah satu peserta.
-           Peserta yang mendapat lemparan bola langsung menyebut nama, alamat, jabatan dalam organisasi, dan lain-lain sesuai kesepakatan, dengan melakukan gayanya (peserta lainnya diminta memperhatikan).
-           Lakukan sampai semua peserta, fasilitator dan panitia mendapat giliran untuk memperkenalkan diri disertai dengan gaya mereka masing-masing.
·         Untuk membantu saling mengingat nama teman dapat dilanjutkan dengan permainan “TIK, TAK, dan TIK-TAK” dengan cara sebagai berikut:
-           Semua peserta diminta duduk di kursi masing-masing dengan membuat lingkaran besar dan seorang fasilitator berdiri di tengah.
-           Fasilitator menjelaskan permainan sebagai berikut:
§  Bila fasilitator mengatakan “TIK” sambil menunjuk seorang peserta, maka peserta tersebut harus menyebutkan nama peserta yang duduk di sebelah kirinya dengan disertai gaya khasnya.
§  Bila fasilitator berkata “TAK” maka peserta yang ditunjuk harus menyebutkan nama peserta yang duduk di sebelah kanannya (sambil melakukan gayanya).
§  Bila fasilitator berkata “TIK-TAK” , maka semua peserta diwajibkan berpindah tempat duduk, sementara fasilitator mencari tempat duduk yang kosong sehingga ada seorang peserta yang tidak mendapatkan tempat duduknya, dan dialah yang akan menggantikan fungsi fasilitator untuk meneruskan permainan.
§  Permainan dapat dilakukan 3-5 kali (sesuai waktu dan keakraban yang tercipta).

·         Fasilitator meminta tanggapan peserta tentang permainan dalam perkenalan tersebut dengan memberi pertanyaan:
-           Bagaimana kesan peserta setelah melakukan permainan?
-           Pelajaran apa yang dapat diperoleh dari permainan tersebut?
·         Fasilitator mencatat pendapat peserta dan menjelaskan maksud dan tujuan permainan perkenalan yang telah dilakukan.
2.      Game Acak Koran
a.       Garis Besar
            Permainan ini melatih bagaimana cara menyelesaikan masalah yang mana masalahnya dibuat oleh diri sendiri atau kelompok.
b.      Tujuan
-           Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
-            Membangun kerjasama antar tim atau kelompok
c.       Waktu yang dibutuhkan: 10-15 menit
d.      Jumlah peserta, tidak terbatas (tetapi harus dibagi menjadi beberapa kelompok)
e.       Materi yang dibutuhkan: koran
f.       Prosedur
-           Bagi peserta menjadi tim yang terdiri dari 6-7 orang.
-           Berikan kepada tiap 1 lembar kertas Koran.
-           Instruksikan aturan permainannya (Meyobek Koran hingga acak lalu diminta menyusun sobekan (puzzle) Koran tersebut seperti bentuk semula)
3.      Game Tusuk kentang
a.       Garis Besar: peserta pelatihan diberikan sebuah permasalahan untuk dipikirkan dan dipecahkan.
b.      Tujuan: mendorong partisipasi peserta dan mencari solusi atas permasalahan yang ada
c.       Waktu yang dibutuhkan: 2-5 menit untuk setiap peserta
d.      Jumlah peserta: 4 – 5 orang dari peserta pelatihan
e.       Materi yang dibutuhkan: kentang dan sedotan
f.       Prosedur:
-           Minta beberapa orang dari peserta untuk maju kedepan, kemudian hadirkan kentang dan sedotan dihadapan mereka.
-           Instruksikan kepada peserta aturan dari game ini.
-           Minta peserta untuk menusuk kentang dengan menggunakan sedotan sampai tembus/tertancap didalam kentang.
g.      Poin Diskusi:
-           Bagaimana pendapat anda tentang permainan ini?
-           Apa yang dapat kita ambil dari permainan ini terkait dengan pemecahan masalah?
4.      Sepatu Lapangan
a.       Tujuan:
Permainan ini bermanfaat untuk mendorong proses kerjasama Tim, bahwa dalam sebuah Tim setiap orang akan belajar mendengar pendapat orang lain dan merekam masing-masing pendapat secara cermat dalam pikirannya, sebelum memutuskan pendapat apa yang terbaik menurut kelompok.
b.      Langkah – langkah dalam Ice Breaker Games ini: 
-           Bagilah peserta ke dalam kelompok – kelompok kecil ( 5 – 6 orang ), 1 orang akan menjadi pembicara kelompok.
-           Mintalah setiap kelompok untuk mendiskusikan tentang sepatu lapangan apa yang cocok untuk bekerja di ‘lapangan’ dan peralatan apa lagi yang dibutuhkan (waktunya sekitar 5 menit)
-           Mintalah pembicara kelompok untuk mengingat pendapat yang berbeda dan pendapat yang sama dari setiap orang di kelompoknya masing-masing.
-           Mintalah pembicara kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi ini seklaigus memperkenalkan nama anggota kelompoknya dan apa pendapat orang – orang tersebut mengenai topik diskusi di atas.
c.       Poin Diskusi:
-           Apakah pembicara telah menyampaikan pendapat semua anggota kelompoknya secara tepat ?
-           Apa yang dikurangi?
-           Apa yang ditambah ?
-           Apa yang tidak tepat
Referensi:
1.      Buku:
Jewel, L.N.1998.Contemporary Industrial/Organizational Psychology.McgrawHill
2.      Web:
id.wikipedia.org/wiki/Pelatihan‎ : pelatihan wikipediarejadireja.wordpress.com/2011/11/22/konsep-pelatihan/
http://surdiyanta.blogspot.com/2011/12/permainan-kreatif-untuk-kegiatan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar