Biografi Sigmund Freud
Sigmund Freud adalah seorang Jerman keturunan Yahudi,
dilahirkan pada tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg, dan pada masa bangkitnya
Hitler, ia harus melarikan diri ke Inggris dan meninggal di London pada tangal
23 September 1939.
Ayahnya adalah seorang pedagang wol yang kurang sukses.
Ketika bisnis ayahnya gagal di Morivia, keluarganya pindah ke Leipzig, Jerman.
Ketika usia Freud 4 tahun, keluarga mereka pindah lagi ke Vienna. Freud tinggal
disana selama lebih kurang 30 tahun.
Ayahnya seorang yang kejam dan otoriter, sehingga masa
kecil Freud dipenuhi penyiksaan dan kehancuran. Ibunya mempunyai pribadi yang
menarik, pelindung dan penyayang. Itulah yang menyebabkan ia tertarik pada
ibunya. Ketertarikan seksual pada ibunya inilah yang menjadi dasar konsep Oedipus complex dari tingkat
perkembangan dan akan dikemukakan pada teori psikoanalisa.
Diantara anggota keluarganya, Freud mempunyai
karakteristik kepribadian yang bernilai tinggi, seperti : keyakinan diri,
ambisi untuk sukses dan mimpi untuk ketenaran dan kemenangan. Keluarga Freud,
merupakan keluarga yang besar, ia memiliki 7 orang saudara. Freud termasuk anak
yang cerdas. Dia masuk sekolah satu tahun lebih cepat dari biasanya, bisa
berbahasa Jerman, Latin, Perancis, Inggris dan Italia. Freud memilih sekolah
kedokteran di Universitas Wina pada tahun 1873 dan tamat 8 tahun kemudian.
Minat Freud pada neurology menyebabkan ia
menspesialisasikan diri I bidang perawatan gangguan-gangguan saraf, sebuah
cabang ilmu kedokteran. Freud belajar selama satu tahun pada psikiater Perancis
terkenal, Jean Charcot, yang menggunakan hipnotis untuk menyembuhkan histeria.
Freud mencoba metode tersebut, tetapi ia tidak yakin dengan kemanjurannya.
Freud berpendapat bahwa histeria disebabkan karena adanya konflik-konflik
seksual. Sejak itu, Freud bekerja mengembangkan ide-idenya yang menjadi dasar
teori psikoanalis dan mencapai puncaknya dalam penerbitan karya besar
pertamanya, The Interpretation of Dreams
, 1900.
Dalam waktu singkat, Freud dikelilingi oleh sekelompok murid
yang berasal dari berbagai bangsa, diantaranya Ernest Jones dari Inggris, Carl
Jung dari Zurich, Karl Braham dari Berlin, Alfred dari Wina.
Dua orang diantara murid-murid itu kemudian memisahkan
diri karena pandangan yang berbeda. Mereka itu ialah A. Alder ( mendirikan
Individual Psychologie pada tahun 1910 ) dan C. G. Jung ( mendirikan
Analytische Psychologie pada tahun 1913 )
Kesehatan Freud menurun secara dramatis, tetapi dia
sehat secara mental, dan tetap bekerja sampai hari-hari berikutnya. Pada akkhir
September 1929, ia berkata pada Max Schur, therapistnya, “ Sekarang yang
tinggal hanyalah siksaan dan tidak masuk akal sama sekali “.
Dokter itu secara resmi memberi morphin kepada Freud
selam 24 jam. Setiap dosis lebih besar dari pada yang dibutuhkan untuk
menenangkan dan membuat Freud tersiksa sepanjang tahun-tahun berikutnya.
Dinamika Kepribadian
1. Insting
Freud sangat terpengaruh oleh filsafat determinisme dan
menganggap organisme manusia sebagai suatu kompleks sistem energi, yang
memperoleh energinya dari makanan serta mempergunakannya untuk bermacam-macam
hal, seperti sirkulasi, pernafasan, gerakan otot-otot, mengamati, mengingat,
berpikir dan sebagainya. Freud berpendapat, bahwa energi psikis dapat dipindahkan
ke energi fisiologis dan sebaliknya. Jembatan antara energi tubuh dengan
kepribadian ialah Das Es ( id ) dengan insting-instingnya.
Insting merupakan elemen dasar dari kepribadian,
dorongan motivasi yang mendorong perilaku yang menentukan arah tingkah laku
itu. Instink merupakan energi fisiologis yang berhubungan dengan kebutuhan
tubuh dan pengharapan pikiran.
Perwujudan psikologisnya disebut hasrat, sedangkan
rangsangan jasmaniahnya, dari mana hasrat itu muncul disebut dengan kebutuhan.
Jadi, keadaan lapar dapat digambarkan secara fisiologis sebagai keadaan
kekurangan makanan pada jaringan-jaringan tubuh, sedangkan secara psikologis
diwujudkan dalam bentuk hasrat akan makanan. Dorongan itu berfungsi sebagai
motif bagi tingkah laku, sedangkan insting menjalankan control selektif
terhadap tingkah laku.
Suatu Insting mempunyai 4 ciri khas, yaitu :
- Sumber
Yang menjadi sumber insting, yaitu kondisi jasmaniah
atau kebutuhan.
- Tujuan
Tujuan dari insting ini adalah menghilangkan rangsangan
kejasmanian, sehingga ketidakenakan yang timbul karena adanya tegangan yang
disebabkan oleh meningkatnya energi dapat ditiadakan.
- Obyek
Obyek dari insting adalah segala aktivitas yang
menantarai keinginan dan terpenuhinya keinginan tersebut.
- Pendorong ( Impetus )
Pendorong atau penggerak dari insting adalah kekuatan
insting itu, yang tergantung kepada intensitas ( besar-kecilnya ) kebutuhannya
selalu berubah-ubah.
Teori Freud tentang motivasi secara kokoh didasari
asumsi bahwa insting adalah satu-satunya sumber energi bagi tingkah laku
manusia. Freud mengklasifikasikan hal ini menjadi 2 kategori yaitu :
- Insting Kehidupan ( Life Instinct )
- Insting-insting hidup menjamin tujuan mempertahankan hidup individu dan memuaskan kebutuhan seperti makanan, minuman, dan seks.
- Bentuk energi yang dipakai oleh insting disebut libido, seperti insting makan, minum dan seksual.
- Insting hidup yang paling ditekan oleh Freud dalah tentang seks.
- Fungsi insting-insting hidup adalah melayani maksud individu untuk tetap hidup dan memperpanjang ras.
b.
Insting Kematian ( Death Instinct )
- Salah satu derivatif penting dari insting-insting mati adalah dorongan agresi.
- Insting kematian melaksanakan tugasnya lebih secara tersembunyi dibanding dengan insting hidup. Secara spesifik, Freud mengasumsikan bahwa “ Tujuan semua hidup adalah mati “
- Insting-insting mati ini disebut juga insting-insting merusak (destruktif) Insting ini fungsinya kurang jelas dibandingkan dengan insting hidup.
- Distribusi dan Penggunaan Energi Psikis
Dinamika kepribadian terdiri dari bagaiman cara energi
psikis itu didistibusikan oleh Das Es (Id), Das Ich (Ego), dan Das Ueber Ich
(Super Ego).
Pada mulanya id yang memiliki semua energi dan
mempergunakanya untuk gerakan-gerakan refleks dan pemenuhan keinginan
(wish-fulfillment ; wensvervulling). Kedua aktivitas ini dikemudikan oleh
Lustprinzip.
Penggunaan energi di dalam gerakan atau khayalan ini
disebut pemilihan obyek secara instinktif ( instinctual object cathexis
).Energi di dalam id sangat mudah bergerak dan berpindah, sehingga dapat dengan
mudah pindah dari satu gerakan ke gerakan yang lain, atau dari khayalan yang
satu ke khayalan yang lain. Sifat dapat dengan mudah dipindahkannya energi
instrinktif ini disebabkan karena id tidak mampu mengadakan diskriminasi di
antara obyek-obyek.
Karena ego tidak mempunyai energi sendiri, maka dia
harus meminjamkan dari id. Perpindahan energi dari id ke ego ini terjadi karena
sesuatu mekanisme yang disebut identifikasi.
Pembandingan dan pembedaan antara apa yang hanya ada dalam batin dengan apa
yang benar-benar ada dalam kenyataan inilah yang disebut dengan identifikasi.
Karena id tidak membeda-bedakan apa yang dihadapi,
apakah itu pengamatan, ingatan, tanggapan, pengertian ataukah halusinasi. Maka
pemilihan obyek (cathexis) dapat
terjadi baik terhadap pengamatan realistis maupun tanggapan ingatan yang
memenuhi keinginan. Karena hal yang demikian, maka energi lalu dipindahkan dari
proses-proses psikologis id yang autistis ke proses pengertian ego yang
realistis dan logis.
Sekali ego telah menguasai energi, dia dapat
mempergunakannya, kecuali untuk memuaskan insting dengan proses sekunder, juga
untuk tujuan-tujuan lain. Sebagian energi dipergunakan untuk berbagai proses
psikologis seperti mengamati, mengingat, membeda-bedakan, mengabstaksikan,
berpikir, dan sebagainya. Sebagian lagi harus dipergunakannya untuk mengekang
id jangan samapai bertindak impulsif dan irasional.
Kekuatan pengekang ini disebut anti-chathexis, apa bila id menjadi terlalu berbahaya, maka ego
lalu membentuk pertahanan terhadapnya. Pertahanan ini berlangsung secara
mekanis dan disebut mekanisme pertahanan (
defense mechanism of the ego ). Menurut Freud, psikoanalisa adalah konsepsi
dinamis yang mereduksikan kehidupan jiwa menjadi saling pengaruh antara
kekuatan pendorong atau kekuatan penahan.
Struktur Kepribadian
Pada mulanya,
Freud,berpendapat bahwa kepribadian berhubungan dengan alam kesadaran. Alam
kesadaran tersebut terbagi 3, yaitu :
a. Alam Sadar ( Conscious )
Bagian kesadaran yang memiliki fungsi mengingat, menyadari
dan merasakan sesuatu secara sadar.
b.
Alam Prasadar ( Preconscious
)
Bagian kesafaran yang
menyimpan ide, ingatan dan perasaan yang berfungsi mengantarkan ide, ingatan
tersebut ke alam sadar jika kita mengingatnya kembali.
c. Alam Bawah Sadar (
Unconscious )
Bagian dari dunia
kesadaran yang terbesar dan terpenting dari struktur psikis. Pikiran yang telah
sialami akan tersimpan di sini. Perilaku manusia sebagian besar sisorong oleh
perasaan dan pikiran yang tersimpan di bawah sadar ini.
Setelah freud memperbaharui teorinya, ia lalu membagi
struktur kepribadian yang terdiri atas 3 sistem atau aspek, yaitu :
- Das Es ( id )
Id disebut juga sebagai the selfish
beast yang merupakan aspek biologis dari kepribadian manusia, dan merupakan
sistem yang original di dalam kepribadian. Dari aspek inilah kedua aspek yang
lain tumbuh. Freud menyebutnya juga realitas psikis yang sebenar-benarnya ( The True Psyhc Reality ), id merupakan
dunia batin atau subyektif manusia, dan tidak mempunyai hubungan langsung
dengan dunia obyektif.
Id berisikan hal-hal yang dibawa
sejak lahir ( unsur-unsur biologis ), termasuk insting-insting. Id merupakan “
reservoir “ energi psikis yang menggerakkan das Ich ( ego ) dan das Ueber Ich (
super ego ). Yang menjadi pedoman dalam berfungsinya id ialah menghindarkan
diri dari ketidakenakan dan mengejar keenakan. Pedoman ini disebut Freud
sebagai Prinsip kesenangan ( pleasure principles )
Untuk menghilangkan ketidakenakan dan mencapai
kenikmatan, id mempunyai 2 proses, yaitu :
- Refleks dan reaksi-reaksi otomatis
Tindakan-tindakan refleks adalah reaksi-reaksi otomatik
dan bawaan, seperti bersin dan berkedip, yang mampu melahirkan kepuasan
ransangan sederhana dengan dan secara cepat.
- Proses primer
Mencakup suatu reaksi psikologis yang sedikit lebih
rumit atau kompleks. Ia berusaha menghentikan tegangan dengan membentuk
khayalan tentang objek yang dapat menghilangkan tegangan tersebut.
- Das Ich ( Ego )
Ego disebut juga the executive of
personality yang merupakan aspek psikologis daripada kepribadian manusia dan
timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia
kenyataan (Realita ).
Ego ini timbul karena
kebutuhan-kebutuhan organisme memerlukan transaksi-transaksi sesuai dengan
dunia kenyataan obyektif. Ego mengikuti
prinsip kenyataan dan beroperasi menurut proses sekunder. Proses sekunder
adalah berpikir realistis dimana ego. Menyusun rencana untuk memuaskan
kebutuhan dan kemudian menguji rencana itu.
Tujuan prinsip kenyataan adalah
mencegah terjadinya tegangan sampai ditemukan suatu obyek yang cocok untuk
pemuasan kebutuhan. Prinsip kerjanya adalah prinsip moral ( moral principles
), yang berada pada bagian sadar dan prasadar.
Ego ini
juga mengontrol jalan-jalan yang ditempuh, memilih kebutuhan-kebutuhan yang
dapat dipenuhi serta cara-cara memenuhinya, serta memilih obyek-obyek yang
dapat memenuhi kebutuhan. Di dalam menjalankan fungsi ini seringkali ego harus
mempersatukan pertentangan-pertentangan antara id, super ego dan dunia luar.
Tapi, harus diingat bahwa ego adalah derivat dari id dan bukan untuk
merintanginya. Peran utamanya adalah menjadi perantara antara
kebutuhan-kebutuhan instinktif dengan keadaan lingkungan, demi kepentingan
adanya organisme.
- Das Ueber Ich ( Super Ego )
Super ego disebut juga the conscience
and ego ideal yang merupakan aspek sosiologis dalam kepribadian manusia.
Merupakan wakil dari nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat. Das
Ueber Ich atau super ego lebih merupakan kesempurnaan daripada kesenangan.
Karena itu Super Ego dapat pula dianggap sebagai aspek moral kepribadian.
Prinsip kerjanya adalah prinsip realitas ( realitas principles )
Fungsinya yang pokok ialah menentukan
apakah sesuatu benar atau salah, pantas atau tidak, susila atau tidak, dan
dengan demikian pribadi dapat bertindak sesuai dengan moral masyarakat.
Super Ego, diinternalisasikan dalam
perkembangan anak sebagai respon terhadap hadiah dan hukuman yang diberikan
oleh orang tua ( dan pendidik-pendidik lain )
Ada 2 sub sistem dari Super Ego, yaitu :
- Reward
Perasaan bangga untuk mencapai perilaku sesuai ego ideal
- Punishment
Perasaan bersalah karena terbentuk perilaku yang
bertentangan dengan nilai-nilai
Fungsi-fungsi super ego, adalah :
- Merintangi impuls-impuls id, terutama impuls-impuls seksual dan agresif, karena impuls-impuls inilah yang pernyataannya dikutuk oleh masyarakat.
- Mendorong ego untuk menggantikan tujuan-tujuan realistis dengan tujuan-tujuan moralistis
- Mengajar kesempurnaan, jadi super ego cenderung untuk menentang baik id maupun ego untuk membuat dunia menurut gambarannya sendiri.
Akan tetapi, super ego sama seperti id bersifat tidak
rasional dan sama seperti ego, super ego melaksanakan kontrol atas insting.
Kecemasan dan Ketakutan
Dinamika kepribadian untuk sebagian besar dikuasai oleh
keharusan untuk memuaskan kebutuhan dengan cara
berhubbungan dengan obyek-obyek di luar. Reaksi individu terhadap
ancaman ketidaksenangan dan pengrusakan yang belum dihadapinya ialah menjadi
cemas atau takut.
Freud mengemukakan adanya 3 macam kecemasan, yaitu :
- Kecemasan Realistis
Kecemasan realistis, merupakan kecemasan yang paling
pokok, karena disebabkan rasa takut akan bahaya-bahya di dunia luar.
- Kecemasan Neurotis
Kecemasan neurotis adalah kecemasan kalau-kalau insting
tidak dapat dikendalikan dan meyebabkan orang berbuat sesuatu yang dapat
dihukum.
- Kecemasan Moral atau Perasaan Dosa
Orang yang super egonya berkembang baik cenderung untuk
merasa berdosa apabila ia melakukan atau bahkan berpikir untuk melakukan
sesuatu yang bertentangan dengan norma-norma moral.
Mekanisme Pertahanan Ego
Karena tekanan kecemasan ataupun ketakutan yang
berlebih-lebihan, maka ego kadang-kadang terpaksa mengambil cara yang ekstrem
untuk menghilangkan atau mereduksikan tegangan.Bentuk-bentuk pokok mekanisme
pertahanan ego itu adalah :
- Penekanan atau Represi
Ketika Freud memperbaharui teorinya
mengenai struktur kepribadian, pengertian penekanan dipakainya sebagai salah
satu bentuk mekanisme pertahanan ego. Penekanan terjadi apabila suatu pemilihan
obyek dipaksa ke luar dari kesadaran.
Penekanan mungkin juga mengambil
jalan dengan melawan anti-cathexis, atau mungkin menjelma dalam bentuk
pemindahan obyek. Supaya pemindahan obyek itu berhasil dalam mencegah kembali
timbulnya ketakutan maka haruslah dijelmakan dalam bentuk lambang yang tepat.
- Proyeksi
Ego lebih mudah menghadapi ketakutan
yang realistis dari pada ketakutan neurotis dan ketakutan moral. Mekanisme yang
dipergunakan untuk mengubah ketakutan neurotis dan ketakutan moral menjadi
ketakutan realistis inilah yang disebut proyeksi.
Pengubahan ini mudah dilakukan,
karena ketakutan neurotis dan ketakutan moral itu kedua-duanya sumber aslinya
ialah ketakutan akan hukuman dari luar.
- Pembentukan Reaksi
Pembentukan reaksi adalah penggantian
impuls atau perasaan yang menimbulkan ketakutan atau kecemasan dengan lawannya
di dalam kesadaran. Misalnya, benci diganti cinta. Pembentukan reaksi, biasanya
ditandai oleh sifat yang berlebih-lebihan, bentuk-bentukyang eksterm dari
sesuatu tingkah laku biasanya menunjukkan pemn\bentukan reaksi.
- Fiksasi
Pada umumnya, fiksasi dialami oleh
sesorang pada suatu fase yang lebih awal, karena menginjak fase berikutnya
membawa kecemasan atau ketakutan baginya. Anak yang sangat bergantung kepada
orang tua adalah contoh bagaimana fiksasi itu sebagai mekanisme pertahanan
bekerja
- Regresi
Regresi sangat erat kaitannya dengan
fiksasi. Orang yang mendapat pengalaman traumatis kembali kepada fase
perkembangan yang lebih awal, yaitu fase perkembangan yang telah ditinggalkan
atau dilewatinya.
Jalan regresi biasanya ditentukan
oleh fiksasi yang telah dialami lebih dahulu, artinya orang cenderung untuk
mengalami fiksasi.
Pada umumnya, fiksasi dan regresi
adalah keadaan nisbi, artinya sesorang jarang benar-benar mengalami fiksasi dan
regresi. Kepribadian cenderung untuk melingkupi inflantilisme. Fiksasi dan
regresi inilah yang menyebabkan ketidaksamaan dalam perkembangan kepribadian.
Beberapa bentuk mekanisme pertahanan yang lain, yaitu :
- Isolasi
- Intojeksi
- Identifikasi
- Supresi
- Sublimasi
Tahapan Perkembangan Kepribadian
Freud percaya bahwa seluruh tingkah laku manusia adalah
sikap untuk mempertahankan diri atau bertahan.
Berdasarkan pengamatannya, Freud mengeluarkan teori “
Tahapan Perkembangan Psikoanalisa “, setiap tahap didefinisikan sebagai
bagian-bagian erogenesis dari tubuh kita.
Freud mengemukakan ada 5 tahapan dalam teori tahapan perkembangan
psikoanalisa, yaitu:
- Fase Oral ( 0-1 tahun )
- Sumber kenikmatan adalah rangsangan yang sampai pada daerah mulut
- Bayi memperoleh kenikmatan dari menghisap dan mengemut
- Bila tidak tepenuhi, anak akan mengalami ketidakmampuan berhubungan dengan orang lain, tidak dapat mencintai dan percaya pada orang lain, isolasi atau penarikan diri dari lingkungan
- Terdiri atas 2 sub fase oral, yaitu :
§ Masa ketergantungan oral, bayi tergantung sepenuhnya kepada orang
lain
§ Masa agresifitas oral, sebagai reaksi
- Fase Anal ( 1-3 tahun )
- Pusat kenikmatan terdapat di daerah anus, berkaitan dengan kegiatan buang air besar ( masa-masa toilet training )
- Bila tidak terpenuhi, anak jadi tidak disiplin, tidak perduli terhadap lingkungan sosial
- Reaksi atau sikap orang tua :
§ Terlalu keras atau kaku, akan menimbulkan sikap menentang
§ Terlalu membiarkan mengatur sendri akan menimbulkan sikap ragu-ragu
- Terdiri dari 2 sub fase, yait :
§ Pengeluaran kotoran, sumber kepuasan adalah “ mengotori “ lingkungan
sebagai reaksi terhadap sikap orang lain yang dianggap tidak menyenangkan.
Fiksasi : impulsive, masa bodoh
§ Penahanan kotoran, tidak mau diatur orang lain
Fiksasi : sikap kaku, keras kepala
- Fase Phallic ( 3-5 tahun )
Konflik dasar dari tahap ini adalh
keinginan dari alam bawah sadar anak untuk melakukan hubungan seksual.
Keinginan dari alam bawah sadar akanmemusuhi atau merusak orang tua yang punya
jeniskelamin sama. Konflik ini disebut Oedipus
Complex.
Freud juga menjelaskan tentang Electra Complex, konflik yang dialami
wanita pada masa phallic. Freud mengatakan hal ini terjadi karena reaksi si
anak ketika dia menemukan bahwa anak laki-laki memiliki penis dan dia tidak. Si
anak menyalahkan ibunya atas bayangan/gambaran si ibu yang diturunkan
kepadanya. Dia menjadi cemburu dan mengalihkan / mentransfer cintanya pada sang
ayah karena memiliki organ yang dia inginkan
Secara garis besar, dari fase phallic ini ada beberapa
hal penting, yaitu :
- Pusat kenikmatan adalah alat kelamin, mulai menaruh perhatian terhadap perbedaan anatomi
- Laki-laki menglami Castration Anxiety. Tokoh ibu menjadi obyek kasih sayang. Ayah dianggap musuh.
- Perempuan mengalami Electra Complex. Tokoh ayah menjadi obyek kasih sayang. Ibu dianggap musuh.
- Untuk menekan perasaan ini, anak mengidentifikasikan dirinya dengan orang tua sejenis
- Kegagalan pada fase ini, akan menyebabkan kebingungan akan peran seks secara wajar, kegagalan akan menemukan standar moral yang tepat
- Fase Laten ( 6-12 tahun )
- Aktifitas seksual tenang, terpendam, tidak aktif atau ditekan melalui resolusi dari oedipus complex dan electra complex.
- Anak menumbuhkan dan mengembangkan ketrampilan dasar, memperoleh dan memperhatikan sistem nilai
- Dikatakan periode laten, karena sebenarnya tidak termasuk dalam tahapan psikoanalisa
- Instung seksual istirahat, disublimasikan dalam waktu perkembangan tertentu melalui kegiatan di sekolah, hobi dan olahraga, serta pengembangan persahabatan dengan anggota masyarakat lain yang berjenis kelamin sama atau tidak sama
- Fase Genital ( 12 tahun ke atas )
- Datangnya masa pubertas
- Dorongan seks semakin berkembang lagi
- Objek cinta berpindah dari cinta insect ke cinta heteroseksual yang tidak insect
- Fungsi biologis ialah reproduksi, aspek-aspek psikologis membantu mencapai tujuan ini dengan memberikan stabilitas dan keamanan sampai batas tertentu
- Individu yang telah mencapai tahap ini, akan mampu untuk perduli terhadap kesejahteraan dari orang yang dia cintai
- Sublimasi penting bagi masa ini adalah motif seksual dan agresif dari id, ditransformasi menjadi energi untuk menikah, bekerja dan merawat anak
Pandangan Freud Mengenai Sifat Manusia
Di dalam sistem Freud hanya terdapat satu pokok masalah
dan perlunya tujuan dalam hidup dalam mengurangi ketegangan
Kita semua harus melewati tahap perkembangan psikosesual
dan dimotivasi oleh dorongan id yang sama. Ego dan super ego dinyatakan
mempunyai fungsi yang sama untuk setiap orang, tetapi kepuasan mereka berbeda
dari satu orang ke yang lain, karena dibentuk melalui pengalaman pribadi.
Penilaian di dalam Teori Freud
Freud mempelajari metode baru yang telah digunakan
dengan berhasil oleh teman dan koleganya, yaitu Dr. Joseph Breur untuk merawat
kasus histeria. Metode yang dinamai oleh Breur dengan Catharsis atau pengobatan
dengan berbicara ( talking cure )
berupa menyuruh pasien menguraikan secara terperinci masing-masing sintom
segera sesudah simton itu muncul dan dikuti dengan menghilangnya simton-simton
tersebut.
- Asosiasi Bebas
Asosiasi bebas adalah menuntut pasien
mengatakan segala sesuatu yang muncul dalam kesadarannya, tak peduli betapa
memalukan atau tak pantas kedengarannya
- Analisa tentang mimpi-mimpi
Analisa ini merupakan konsekuensi
yang wajar dari instruksi kepada para pasien agar mereka berbicara tentang
segala sesuatu yang muncul dalam kesadarannya. Freud merumuskan teori terkenal
yang menyatakan bahwa mimpi
mengungkapkan kegiatan dan isi yang palin primitif dari jiwa manusia ( 1990 ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar