Carl Jung merupakan salah satu
tokoh yang mengikuti teori Sigmud Freud, tetapi jung mengembangkan teori
kepribadian sebagai perbedaan dramatis dari psikologi kaum arthodox.
KEKUATAN JIWA
Jung
tokoh yang meminimilisasi pentingnya seks dalam teori kepribadian. Dia mengemukakan tiga
tipe dasar yaitu:
·
opposites= sifat berlawanan
·
equivalence=
perpindahan kekuatan
·
entropy= penyamaran
perbedaan energi
Definisi Kepribadian
Jung mengartikan kepribadian dengan berbeda dan
mengeluarkan penjelasan tentang manusia yang berbeda satu sama lain yang dia
sebut sebagai “analytical psuchology”.
Struktur Kepribadian
Sistem-sistem
dalam Kepribadian
Sistem utama dalam kepribadian
adalah ego, personal unconscious, dan collective unconscious.
1.
Ego
Ego
adalah pusat dari kesadaran, bagian dari jiwa yang diperhatikan dengan merasa,
berpikir, perasaan, dan ingatan. Itu adalah kesadaran kita pada diri kita
sendiri dan yang bertanggung jawab untuk membawa keluar semua aktivitas normal
pada saat kita sadar.
Sikap: Extraversion dan
Introversion
Kebanyakan
kesadaran kita mempersepsi dan mereaksikan ke lingkungan berdasarkan sikap
mental yang berlawanan dari extraversion dan introversion. Yang termasuk ke
dalam extraverts adalah terbuka, suka bergaul, tegas secara sosial,
diorientasiakan terhadap orang lain dan dunia luar. Yang termasuk ke dalam
introverts adalah pendiam dan sering malu, dan mereka cenderung untuk focus
pada diri mereka sendiri, pada pikiran dan perasaan mereka sendiri.
Menurut
Jung, setiap orang mempunyai kapasitas untuk kedua sikap tersebut, tetapi hanya
satu yang lebih dominan dalam kepribadian. Sikap yang dominan akan cenderung
untuk menentukan arah dari perilaku dan kesadaran seseorang. Sikap yang tidak
dominan menjadi bagian dari ketidaksadaran seseorang.Dimana itu dapat
mempengaruhi perilaku seseorang.
Fungsi Psikologis
Fungsi
ini menunjuk pada perbedaan dan cara yang berlawanan dalam merasa dan
pengertian baik dalam dunia luar yang nyata dan dunia dalam kita yang
subjektif. Jung telah mengusulkan 4 fungsi dalam jiwa, yaitu: merasakan,
intuisi, berpikir, dan perasaan.
Tipe Psikologis Jung
Extraverted
thinking : logis, objektif, dogmatis.
Extraverted feeling : emosional, sensitive, suka bergaul; lebih
khas wanita daripada pria.
Extraverted
sensing : ramah tamah, pencari
kesenangan, mudah adaptasi diri.
Extraverted intuiting :kreatif, mampu untuk memotivasi orang lain,
dan menangkap peluang.
Introverted
thinking : lebih tertarik pada ide-ide
daripada orang-orang.
Introverted feeling : sikap hati-hati, tidak memendam rasa,
mampu dalam emosi yang dalam.
Introverted
sensing : terlihat keluar, dengan
tujuan untuk kepentingan estetika.
Introverted intuiting : lebih memperhatikan ketidaksadaran daripada
realitas setiap hari.
Merasakan dan intuisi adalah kelompok
yang sama yang merupakan fungsi nonrasional. Fungsi ini menerima pengalaman dan
tidak mengevaluasi pengalaman tersebut.
Pasangan kedua dari fungsi yang
berlawanan, yaitu berpikir dan perasaan.Hal tersebut merupakan fungsi rasional
yang melibatkan diri dalam pembuatan keputusan dan evaluasi terhadap pengalaman
kita. Meskipun berpikir dan perasaan berlawanan, akan tetapi keduanya
memperhatikan dalam hal mengatur dan mengkategorikan pengalaman.
Tipe-tipe
Psikologis
Jung mengemukakan 8 tipe
psikologis, didasarkan pada interaksi dari dua sikap dan empat fungsi.
1. The
Extraverted Thinking Type cenderung :
-
Hidup dengan keras
sesuai dengan peraturan masyarakat.
-
Orang dalam tipe ini
cenderung menekan perasaan dan emosi mereka menjadi lebih objektif dalam segala
aspek kehidupan, dan menjadi dogmatis dalam pikiran atau pendapat.
-
Mereka hanya fokus pada
pembelajaran tentang dunia luar dan menggunakan logika untuk menjelaskan dan
mengerti akan hal tersebut.
2. The
Extraverted Feeling Type cenderung :
-
Menekankan mode dalam
berpikir dan emosional yang tinggi.
-
Orang dalam tipe ini
patuh kepada nilai-nilai tradisional dan moral-moral yang telah mereka
pelajari.
-
Tidak terbiasa peka
terhadap pendapat dan ekspektasi dari yang lainnya.
-
Merespon secara
emosional dan berteman dengan mudah.
-
Cenderung peramah dan
riang gembira.
3. The
Extraverted Sensing Type cenderung :
-
Fokus pada kesenangan
dan kebahagiaan dan pencarian pengalaman yang baru.
-
Orang yang tipe seperti
ini sangat paham terhadap dunia luar dan sangat mudah adaptasi dengan jenis
orang yang berbeda dan terhadap perubahan situasi.
-
Cenderung ramah tamah
dengan kapasitas yang tinggi untuk menikmati hidup.
4. The
Extraverted Intuiting Type cenderung :
-
Menemukan kesuksesan
dalam bisnis dan politik karena memiliki kemampuan yang tekun untuk peluang
yang luar biasa.
-
Orang seperti ini
sangat tertarik pada ide yang baru dan cenderung untuk menjadi kreatif.
-
Mampu untuk
menginspirasi orang lain untuk mencapai tujuan.
-
Orang seperti ini juga
suka berubah-ubah dalam hal ide. Tetapi bagaimanapun, ide mereka adalah yang
paling benar.
5. The
Introverted Thinking type :
-
Tidak bisa bergaul dengan
baik dengan orang lain dan mempunyai kesulitan untuk menemukan ide dalam
berkomunikasi.
-
Lebih fokus pada
pikiran daripada perasaan dan buruk dalam pengambilan keputusan yang praktis.
-
Lebih suka berurusan
dengan hal yang abstrak dan teori.
-
Fokus untuk mengerti
diri sendiri daripada orang lain.
Orang
lain melihat mereka sebagai orang yang keras kepala, suka menyendiri, sombong,
dan kurang menarik perhatian pada seseorang.
6. The
Introverted Feeling Type :
-
Menekankan pikiran
rasional.
-
Emosinya dalam, tetapi
menghindari untuk mengeluarkan atau mengekspresikannya.
-
Terlihat misterius dan
susah bergaul dan cenderung untuk diam, sederhana, dan kekanak-kanakan.
-
Mempunyai sedikit
pertimbangan tentang perasaan dan pikiran terhadap orang lain dan muncul sikap
yang menyendiri, dingin dan percaya diri.
7. The
Introverted Sensing Type :
-
Munculnya sikap yang
pasif, tenang dan terpisah dalam kehidupan sehari-hari.
-
Lebih melihat aktivitas
manusia dengan kebaikan dan hiburan.
-
Sentitif,
mengekspresikan diri mereka pada seni atau musik, dan cenderung untuk
menekankan intuisi mereka.
8. The
Introverted Intuiting Type :
-
Fokus dengan sungguh –
sungguh pada intuisi. Orang dengan tipe ini mempunyai kontak yang sedikit
dengan realitas.
-
Pelamun dan menyendiri,
tidak mau ambil pusing dengan urusan yang praktis, dan susah dimengerti orang
lain.
-
Diperkirakan mempunyai
tingkah laku yang aneh.
-
Kesulitan menghadapi
kehidupan sehari-hari dan perencanaan masa depan.
Personal Unconscious
and Complex
Sistem Jung memiliki
konsep yang sama dengan Freud pada bawah sadar. Ketidaksadaran pribadi
adalah sesuatu yang ada dalam pikiran
tapi telah dilupakan karena dianggap mengganggu. Pengalaman yang tidak
disetujui ego untuk muncul ke sadar tidak hilang, tetapi disimpan dalam personal unconscious.Sehingga taksadar
pribadi berisi pengalaman yang di tekan, dilupakan, dan yang gagal menimbulkan
kesan sadar.bagain terbesar dari isi tak sadar pribadi mudah dimunculkan
kekasadaran, yakni ingatan siap sewaktu-waktu dapat dimunculkan ke sadaran.
Menuru Jung, komplex
adalah perasaan-perasaan,fikiran-fikiran,
persepsi-persepsi, ingatan-ingatan mungkin mengorganisir diri menjadi satu.jung
menemukan kompleks ini melalui risetnya melalui risetnya dalam asosiasi kata.
Sering orang terjadi orang kesulitan membuat asosiasi tertentu, terjadi karena
kata itu dalam ketidaksadaran pribadi berhubungan dengan organisasi
fikiran-perasaan-ingatan yang bermuatan emosi yang kuat.
Complex bisa digolongkan pada sadar atau bawah sadar, dimana
yang tidak berada di bawah sadar dapat mengganggu kesadaran.. seseorang
dalam kompleks umumnya tidak menyadari
pengaruhnya, meskipun mungkin mudah mengamati dampaknya .
Orang dikatakan kompleks kalau orang itu jenuh ( preoccupied
) dengan sesuatu yang mempengaruhi hampir semua tingkah lakunya, sampai-sampai
oleh Jung, bukan oaring itu yang memiliki kompleks, tetapi komplekslah yang
memilki orang itu.kompleks mempunyai inti, yaitu inti kompleks yang bertindak
sebagai magnet menarik atau mengkonstrasikanberbagai pengalaman ke arahnya.
Misalnya, remaja puri yang memiliki kompleks inferior, dengan
terobsesi dengan penilaian bahwa dirinya kurang kemampuan, kurang berbakat,
kurang menarik, disbanding orang lain. Dia yakin ( sadar ) bahwa
inferioritasnya akibat dari prestasi buruknya disekolah, hanya mempunyai
sedikit teman, dan tidak mampu mengemukakan kemauan dan keinginannya. Orang
yang mengidam kompleks ibu;fikiran perasaan dan perbutannya dituntut oleh
konsepsi tentang ibu, persaan ibu, nasihat ibu, kebahagian ibu.
Mula-mula, Jung berpendapat pengalaman masa kecil yang memicu
berkembangnya suatu kompleks.Namun sesudah menganalisis bagaimana kompleks
kecil itu dapat menimbulkan kekuatan yang sangat besar, Jung menemukan faktor
penyumbang timbulnya kompleks di dalam tingkat kesadaraan yang paling dalam,
yaitu taksadar kolektif.
The Collective Unconcious
(Bawah Sadar Kolektif)
Konsep Jung yang satu
ini berawal dari pengalamannya menangani orang yang menderita skizofrenia saat
Ia bekerja sebagai psikiater di rumah sakit Burgholzi. Jung merupakan salah
satu pengikut teori Freud tentang bawah sadar yang digolongkan dalam berbagai
tingkatan jiwa yang terbentuk dari keinginan yang tertahan. Namun ia
mengembangkan teori ini lagi dengan menambahkan beberapa konsep, salah satunya
adalah konsep archetype (pola dasar).
Jung mengartikan bawah
sadar kolektif sebagai level terdasar di dalam tingkatan jiwa seseorang yang
berisi akumulasi dari pengalaman yang telah ada sejak purba kala, yang bersifat
turun temurun dan primitif. Pengalaman masa lalu yang bersifat primitif
tersebut menjadi fondasi/ dasar dari kejiwaan manusia, yang turut mempengaruhi
tingkah laku manusia di masa sekarang. Jung juga menghubungkan setiap
kepribadian individu dengan masa lalunya, bukan hanya dari masa kanak-
kanaknya, namun juga dari sejarah awal
spesies manusia ada. Sebagai contoh dari konsep bawah sadar kolektif: Ia
beranggapan bahwa manusia tidak mewarisi rasa takut terhadap ular, namun
manusia mewarisi potensi terhadap adanya rasa takut terhadap ular.
Archetypes (Pola Dasar)
Jung meyakini bahwa archetypes (pola dasar) berawal dari
bawah sadar kolektif yang bersifat turun temurun, universal, dan merupakan
bawaan lahir dari setiap individu.Pola – pola dasar ini tidak dipelajari dan
berfungsi untuk mengatur bagaimana manusia menghadapi sesuatu hal yang ada.Archetypes ini disebut juga sebagai
gambaran primordial. Secara umum terbagi kedalam 4 pola dasar, yaitu Persona archetype, Anima archetype &
animus archetype, shadow archetype, dan self
archetype.
·
Persona archetype: Merupakan wajah publik atau figur yang
individu tampakkan secara umum ke orang disekitarnya. Pola dasar ini
diidentikkan dengan ‘topeng’ sebagai suatu hal yang kita perlihatkan ke orang
disekitar kita namun bertentangan dengan diri yang sebenarnya. Pola dasar ini
dibutuhkan demi menunjang keberhasilan kehidupan sosial individu, baik dalam
hal pertemanan, bermitra ataupun pekerjaan. Persona
bisa menjadi bumerang bagi diri individu yang tidak bisa membedakannya
dengan sifat asli dirinya. Hal itu terjadi dikarenakan ego mengidentifikasikan persona
sebagai konsep dirinya, yang bertentangan dengan sifat dirinya yang asli, hal
itu sering disebut dengan inflasi persona. Sebagai contohnya: Orang yang menipu
seseorang dengan penyamaran tertentu untuk pertama kali, dan saat kedua kalinya
ia melakukan hal tersebut, ia bukan lagi menipu orang lain melainkan ia menipu
dirinya sendiri.
·
The Anima and the animus archetype:
Anima archetype merupakan sisi feminim yang ada pada
pria, sedangkan Animus archetype merupakan
sisi maskulin yang ada pada wanita.
Jung
mengakui bahwa manusia secara essensial/ mendasar merupakan makhluk yang bisexual.Dari segi psikologi, setiap
jenis kelamin memanifestasikan suatu karakteristik, watak, dan tingkah laku
tertentu yang ada pada lawan jenisnya.Hal ini merupakan penyesuaian dan bentuk
dari keberlangsungan hidup dari suatu spesies yang berhasil untuk saling
memahami sifat dari lawan jenisnya.
Jung
beranggapan bahwa anima dan animus ini harus di ekspresikan oleh
pria maupun wanita. Jika tidak, aspek penting ini akan menjadi terbengkalai dan
tidak berkembang, sehingga mengakibatkan kepribadiaan yang berorientasi pada
satu sisi saja, dan tidak seimbang seperti yang ia harapkan.
Simbol
yang memperlihatkan keseimbangan yang dimaksudkan oleh Jung adalah simbol Yin
dan Yang.Pemberian titik berwarna putih diatas warna hitam disebelah kanan
merupakan representasi sisi feminim yang ada pada pria (the anima archetype).Pemberian titik berwarna hitam pada warna
putih disebelah kiri merupakan representasi sisi maskulin yang ada pada wanita
(the animus archetype).
·
Shadow archetype:
Shadow archetype merupakan sisi buruk dari kepribadiaan
seseorang yang didalamnya terdapat insting hewani yang bersifat primitif, dan
merupakan akar mula semua jenis archetype.
Tingkah
laku yang sering diartikan masyarakat sebagai tindakan asusila dan tidak
bermoral, semuanya berawal dari pola dasar ini, sehingga jika manusia ingin
hidup secara harmonis maka pola dasar ini harus bisa dikendalikan.Namun yang
menjadi dilema adalah, didalam pola dasar ini juga terdapat spontanitas,
kekuatan, kreatifitas, dan emosi.Maka ego
lah yang berfungsi untuk mengendalikan insting hewaniah ini agar individu
dapat dikategorikan sebagai manusia yang beradab, namun dengan tetap memberi
ruang untuk mengekspresikan sisi kreatif dan emosi.
·
The Self Archetype:
The Self Archetype merupakan representasi dari integrasi,
penggabungan, dan harmoni dari keseluruhan aspek kepribadian. Aspek ini
merupakan tujuan utama didalam hidup manusia yang terus ia perjuangkan didalam
hidupnya. Pola dasar ini meliputi bagaimana menyeimbangkan berbagai macam aspek
kepribadian.
Di
dalam self archetype, alam sadar dan
bawah sadar berasimilasi sehingga the
self menjadi seimbang diantara alam sadar dan bawah sadar.
Realisasi
dari pola dasar ini terletak di masa depan individu tersebut. Pola dasar ini
bersifat motivator. Yaitu memotivasi individu untuk tetap fokus ke masa yang
akan datang. Pola dasar ini akan semakin berkembang seiring bertambahnya usia.Aktualisasi
dari pola dasar the selfini meliputi
tujuan hidup individu untuk masa depannya dan akurasi nya dalam mengetahui
kemampuan yang dimilikinya.
Perkembangan Kepribadian
Teori kepribadian Jung mengarah ke masa depan.
Jung percaya bahwa kepribadian kita ditentukan oleh apa yang kita harapkan.
Jung juga percaya bahwa sebagai individu, kita tumbuh dan berkembang tanpa
menghiraukan umur.
Childhood
to Young Adulthood
Ego mulai berkembang pada saat masa kanak kanak
awal, pada awalnya dengan cara yang masih primitif karena anak-anak belum
terbentuk identitas yang unik. Kepribadian anak itu adalah refleksi dari
kepribadian orang tuanya.Orang tua mencoba untuk mendorong kepribadian mereka
pada anaknya. Atau mereka menginginkan anak mereka untuk mengembangkan
kepribadian yang berbeda dari mereka sebagai cara untuk menutupi kekurangan.Ego
terbentuk ketika anak dapat membedakan antara dirinya dengan orang lain. Dengan
kata lain, kesadaran terbentuk ketika anak sudah bisa berkata “saya”.
Middle
Age to Old Age
Tahap ini dimulai antara usia 35 atau 40 tahun.
Pada usia pertengahan, ketika kesuksesan telah dicapai, kepribadian berubah.
Energi psikis harus disalurkan ke dalam alam bawah sadar dan sikap berubah dari
extraversi ke introversi. Sesudah usia pertengahan umumnya dapat mencapai
realisasi diri. Jika kita berhasil dalam mengintegrasikan ketidaksadaran dengan
kesadaran, kita berada dalam posisi untuk mencapai kesehatan psikologis yang
positif, suatu kondisi yang disebut Jung individuasi.Tahap perkembangan
berikutnya disebut Jung sebagai transendensi.Transendensi melibatkan penyatuan
kepribadian.
Tahap terakhir dari perkembangan kepribadian
adalah usia tua. Pada masa kanak-kanak dan masa tua, ketidaksadaran mendominasi
kepribadian. Orang yang lebih tua tidak akan melihat ke masa lalu, mereka
menginginkan tujuan untuk mengorientasikan diri mereka kemasa depan. Jung
menyarankan bahwa penurunan nilai-nilai agama itu berbahaya bagi masyarakat,
karena lebih sedikit orang percaya pada janji atau tujuan hidup setelah
kematian.Dia berpikir bahwa keniscayaan kematian harus dipandang sebagai tujuan
karena kesejahteraan psikologis kita tergantung pada usaha yang kita miliki.
Psikopatologi
Kritik terhadap
data dan metode penelitian Freud juga terjadi pada penelitian Jung.Data yang
diambil Jung tidak berdasarkan observasi yang objektif dan tidak dikumpulkan
secara sistematis.Jung tidak menyimpan rekaman dari komentar-komentar pasiennya
dan dia juga tidak memverifikasi kebenaran laporan yang didapat dari
pasiennya.Studi kasus Jung melibatkan sekelompok kecil sampel orang yang tidak
dapat mewakili populasi yang lebih besar.Analisis data Jung bersifat subjektif
dan tidak dapat dipercaya karena prosedur yang dia terapkan dalam analisisnya
tidak pernah dia jelaskan.
Assessment in Jung’s Theory: Word Association, Symptom Analysis, and
Dream Analysis
Teknik penafsiran Jung terhadap
kejiwaan seseorang didasarkan pada sains dan hal supranatural, yaitu hasil dari
penilaian objektif dan hal mistik.Dia membentuk teori kepribadiannya dengan
didasarkan pada fantasi pasiennya dan mimpi, dan penjelajahannya terhadap
bahasa kuno, hal kimia, dan astrologi.
Teknik yang dilakukan Jung berbeda
dengan teknik yang biasanya dilakukan oleh psikolog lainnya. Dalam memeriksa
pasiennya, Jung biasanya duduk berdua dan saling bertatap muka dengan
pasiennya, atau bahkan pergi jalan-jalan bersama, berbeda dari psikolog lain
yang biasanya menyuruh pasien untuk berbaring di tempat tidur.Jung menganggap
bahwa fantasi pasien mengandung jawaban atas permasalahan jiwanya dan ini bias
dilihat lewat raut wajahnya.
3 teknik dasar dalam teori Jung
yaitu word association(persatuan kata), symptom analysis(analisi gejala), dan
dream analysis(analisis mimpi). Untuk mengembangkan teori Jung, dibuatlah
sebuah test yang bernama Myers-Briggs Type Indicator.
1. Asosiasi
kata
Test
asosiasi kata adalah teknik dimana seseorang(subjek) merespon stimulus berupa
kata dengan kata apa saja yang muncul di benak mereka. Teknik ini menjadi
standar laboratorium dan alat klinis dalam Psikologi.
Di
awal tahun 1900 Jung menggunakan 100 kata yang dianggap dapat menimbulkan
emosi. Dia memberi penilaian(melihat efek emosional) terhadap respon subjek
pada setiap kata yang di berikan.
Jung
menggunakan asosiasi kata untuk menemukan gangguan(complex) pada pasiennya.
Complex ini timbul oleh beberapa factor, diantaranya : respon psikologi,
keterlambatan respon, memberikan respon yang sama bagi kata yang berbeda,
kesalahan dalam mengatakan sesuatu, gagap, memberikan respon lebih dari satu
kata, atau gagal merespon.
2. Analisis
gejala
Gejala
yang timbul dan asosiasi pasien(bagaimana seseorang menghubungan suatu hal
dengan hal lain) terhadap gejala tersebut serta bagaimana analis mengartikan
gejala tersebut.
3. Analisis
mimpi
Jung
setuju dengan pendapat Freud bahwa mimpi adalah ‘royal road’ dalam
ketidaksadaran(unconsciousness). Namun keduanya melihat analisis mimpi dalam
pendekatan/cara yang berbeda.Jung menyatakan bahwa mimpi itu lebih dari sekedar
keinginan bawah sadar seseorang.Yaitu mimpi adalah cikal bakal. Dimana mimpi
membantu kita untuk mempersiapkan dan mengantisipasi sesuatu yang akan terjadi.
Lalu mimpi juga penyeimbang.
Jung
melakukan analisis mimpi yang berangkai dimana ia meminta pasien untuk
memberitahukan mimpinya dalam suatu jangka waktu. Dengan cara ini(melihat
mimpi) Jung yakin bahwa ia dapat mengetahui apa masalah yang terjadi didalam
alam bawah sadar pasiennya.
Didalam
asosiasi bebas Freud, pasien memulai dengan sebuah elemen/unsure dalam mimpi
dan kemudian mengembangkan rangkaian asosiasi dengan cara melaporkan kejadian
yang berhubungan. Sedangkan Jung berfokus pada elemen asli/dasar dan meminta
pasien untuk memberikan asosiasi dan respon yang sama sampai ia dapat
mendeteksi masalahnya.
Isu Penting dalam Pikologi Kepribadian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar