PENGERTIAN BELAJAR (LEARNING)
Belajar merupakan sebuah perubahan yang
relatif menetap pada perilaku sebagai akibat dari pengalaman. Tidak semua
perubahan tersebut merupakan hasil dari belajar, namun terdapat juga disebabkan
oleh hal lainnya, salah satunya adalah keadaan biologis seseorang seperti
obat-obatan, kelelahan, pematangan dan cedera dan lain sebagainya.
Terdapat 2 jenis dalam pembelajaran ini,
yakni:
· Pembelajaran
asosiasi, adalah pembelajaran yang terjadi ketika sebuah hubungan atau asosiasi
dibuat untuk menghubungkan 2 peristiwa. Prosesnya terbagi dalam 2 bentuk:
pengondisian klasik (menghubungkan 2 rangsangan) dan pengondisian instrumental
(hubungan antara sebuah perilaku dan konsekuensinya)
· Pembelajaran
melalui pengamatan, adalah pembelajaran yang muncul ketika seseorang mengamati
dan meniru perilaku orang lain disebut juga dengan meniru atau modelling.
PENGONDISIAN
KLASIK
Ivan Pavlov merupakan seorang fisiolog
dari Rusia, namun yang diingat bukanlah
karena penelitian fisiologisnya, tapi eksperimen yang dilakukannya tentang
dasar dari proses belajar yang kemudian dikenal dengan nama “pengondisian
klasik”. Eksperimen Pavlov ini dilakukan dengan mengamati perilaku seekor
anjing yang mengeluarkan salivasi (air liur) ketika dihadapkan oleh bubuk
daging.
Istilah-istilah yang penting di dalam
pengondisian klasik:
1. stimulus netral (neutral stimulus)
yakni stimulus yang sebelum pengondisian , tidak secara alami memunculkan
respon yang menarik.
2.
stimulus
tidak terkondisi (Unconditioned Stimulus/UCS),
yakni stimulus yang secara alami memunculkan suatu respon tertentu tanpa harus
dipelajari.
3.
respon
tidak terkondisi (Unconditioned Respon/UCR) yakni respon
yang bersifat natural dan tidak membutuhkan penelitian (misalnya salivasi pada
aroma makanan)
4.
stimulus
terkondisi (Conditioned Stimulus/CS) yakni stimulus yang
sebelumnya netral yang telah dipasangkan dengan suatu stimulus tidak terkondisi
untuk menghasilkan respons yang sebelumnya hanya disebabkan oleh stimulus yang
tidak terkondisikan tersebut.
5. respon terkondisi (Conditioned
Respon/CR), yakni respon yang setelah pengondisian,
mengikuti suatu stimulus yang sebelumnya netral (misalnya salivasi karena bunyi
bel).
Maka
dari istilah-istilah tersebut dapat disimpulkan bahwa pengondisian klasik
merupakan “bentuk pembelajaran dimana stimulus yang sebelumnay netral (CS)
dipasngkan dengan stimulus tidak terkondisi (UCS) untuk menimbulkan respon
terkondisi (CR) yang identik atau sangat mirip dengan respon tidak terkondisi
(UCR).”
Pengondisian
klasik dapat juga diartikan sebagai pembelajaran dari sebuah rangsangan netral
yang diasosiasikan dengan rangsangan bermakna dan memiliki kemampuan untuk
menghasilkan respon yang sama.
Akuisisi,
merupakam pembelajaran awal dari hubungan antara rangsangan-respon. Meliputi
sebuah rangsangan netral yang diasosiasikan dengan UCS, dan kemudian menjadi
rangsangan yang dikondisikan yang menghasilkan CR. Ada 2 hal penting di dalam
akuisisi yakni waktu dan kemungkinan.
Generalisasi,
suatu proses dimana, setelah suatu stimulus dikondisikan untuk menghasilkan
sesuatu respon tertentu, stimulus yang mirip dengan stimulus asli menghasilkan
respon yang sama. Contoh: kita tidak perlu lagi belajar mengemudi dari awal
lagi ketika berganti mobil atau mengendarai mobil di jalanan yang berbeda
dengan tempat kita belajar.
Diskriminasi,
adalah suatu proses yang terjadi jika stimulus membangkitkan suatu respon
terkondisi, namun stimulus yang lain tidak, kemampuan untuk membedakan dua stimulus
atau lebih. Contoh, eksperimen Pavlov , anjing akan mengeluarkan air liur
ketika mendengar bunyi bel yang mana telah ia pelajari sebelumnya selama proses
pengondisian berlangsung.
Extinction,
adalah melemahnya respon yang terkondisi (CR) disebabkan oleh hilangnya
rangsangan yang tidak terkondisikan. Contoh, eksperimen Pavlov, yang memberikan
bunyi bel berulang-ulang setelah pengondisian terhadap seekor anjing tanpa
memberikannya makanan sama sekali dan lama-kelamaan anjing tersebut tidak
mengeluarkan air liurnya lagi. Tanpa asosiasi yang berkelanjutan dengan
rangsangan yang tidak terkondisikan (UCS), rangsangan yang dikondisikan (CS)
akan kehilangan kekuatannya untuk menghasilkan respon yang terkondisikan (CR).
Pemulihan
Spontan (spontaneous recovery), suatu proses
pengondisian klasik saat respon yang terkondisi dapat kembali muncul setelah
ada jeda waktu beberapa saat tanpa dilakukannya pengondisian lebih lanjut.
Contoh, eksperimen Pavlov, setelah respon yang dikeluarkan anjing melemah,
keesokan harinya Pavlov menghilangkan air liur sebagai respon yang terkondisi
dari bunyi bel, ia membawa anjing tersebut ke laboraturium dan membunyikan bel,
namun tetap tanpa memberikan bubuk daging. Anjing tersebut mengeluarkan air
liur kembali yang menandakan bahwa respon yang sebelumnya telah punah dapat
secara spontan muncul kembali.
Pengondisian Klasik pada Manusia.
Pengondisian Klasik telah memberikan
pengaruh besar terhadap kelangsungan hidup manusia. Pengondisian klasik dapat memberikan kita suatu penjelasan
mengenai:
1. Ketakutan
dan menghilangkannya
Fobia
adalah ketakutan yang tidak masuk akal. Dapat diatasi dengan Counter Conditioning. Counter Conditioning
merupakan prosedur pengondisian klasi untuk melemahkan sebuah CR dengan
mengasosiasikan rangsangan penyebab ketakutan dengan respon baru yang tidak
sesuai dengan ketakutan.
Misalnya kasus seorang anak berusia 3
tahun yang bernama Peter takut terhadap tikus putih, mantel berbulu, katak ,
ikan dan mainan mekanik. Marry Cover Jones (1924) mampu menghilangkan ketakutan
anka tersebut. Jones membawa seekor kelinci ke hadapan Peter, namun menjaga
jarak agar tidak terlalu dekat dan membuat Peter bkesal. Disaat yang sama
ketika Peter dihadapkan oleh seekor kelinci, Peter diberikan biskuit dan susu.
Selama beberapa hari berturut-turut, kelinci dibawa semakin dekat kepada Peter
selama ia makan biskuit dan susu. Pada akhirnya, Peter sampai pada suatu titik
dimana ia memakan makanannya dengan satu tangannya dan memberikan kelinci
tersebut makanannya dengan tangan yang satunya lagi. Perasaan senang yang
dihasilkan oleh biskuit dan susu tidak sebanding dengan rasa takut yang
dihasilkan oleh kelinci, sehingga akhirnya rasa takut Peter hilang melalui
CounterConditioning.
2. Emosi
yang menyenangkan
Seperti pelangi, matahari cerah dan lagu
favorit. Sebuah pelangi yang indah atau peristiwa indah-alami lainnya yang kita
amati dapat menjadi rangsangan terkondisi. Begitu juga dengan sebuah restoran
tempat seseorang menikmati pengalaman romantis yang positif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar