Wikipedia

Hasil penelusuran

Rabu, 18 Juni 2014

MENGELOLA KELAS



MENGAPA KELAS PERLU DIKELOLA SECARA EFEKTIF?
Manajemen kelas yang efektif akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid. Para pakar dalam bidang manajemen kelas melaporkan bahwa ada perubahan dalam pemikiran tentang cara terbaik untuk mengelola kelas. Dalam lingkaran pendidikan, biasanya dikatakan bahwa tidak seorang pun yang memerhatikan manajemen kelas (classroom) yang baik kecuali kelas menjadi ruwet. Ketika kelas dikelola secara efektif, kelas akan berjalan lancar dan murid akan aktif dalam pembelajaran. Begitu juga dengan sebaliknya, jika kelas dikelola dengan buruk, maka kelas dapat menjadi kacau dan tidak menarik sebagai tempat belajar.
Isu Manajemen di Kelas Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah
Banyak kesamaan dalam isu manajemen dalam sekolah dasar dan sekolah menengah. Akan tetapi, ada juga beberapa perbedaan terutama dalam pengelolaan kelasnya, yakni guru SD sering menghadapi sekitar 20 sampai 25 murid yang sama sehari penuh, sedangkan guru sekolah menengah menghadapi 100 sampai 150 dalam waktu sekitar 50 menit sehari. Kejemuan dan berinteraksi dengan orang yang sama sepanjang hari dalam sekolah dasar dapat menimbulkan masalah. Guru sekolah menengah harus berpindah pelajaran dengan cepat. Mereka juga mungkin menghadapi lebih banyak masalah dan murid mereka juga mungkin punya masalah yang lebih parah dan rumit untuk diubah. Problem ini dapat lebih berat ketimbang problem murid SD. Murid sekolah menengah  mungkin menuntut penjelasan yang lebih mendalam dan logis dari aturan dan disiplin.
Kelas Padat, Kompleks, dan Berpotensi Kacau.
Walter Doyle (1986) mendeskripsikan 6 karakteristik yang merefleksikan kompleksitas dan potensi problemnya, yaitu:
·      Kelas adalah multidimensional. Kelas adalah setting untuk banyak aktivitas, mulai dari aktivitas akademik (membaca, menulis,dan lain-lain) sampai aktivitas sosial (bermain, berinteraksi, dan sebagainya) yang harus diperhatikan guru.
·      Aktivitas terjadi secara simultan. Misalnya satu kelompok murid mungkin mengerjakan tugas menulis, yang lain mendiskusikan cerita dari guru, dan yang lainnya lagi mungkin akan berbicara tentang apa yang mereka lakukan setelah kelas dan seterusnya.
·      Hal-hal yang terjadi secara cepat. Misalnya, dua murid berdebat tentang kepemilikan buku, bertengkar, berkelahi, mengeluh ada yang menyontes tugasnya, dan sebagainya.
·      Kejadian yang sering kali tidak bisa diprediksi. Misalnya tiba-tiba salah satu dari murid ada yang sakit, komputer kerja rusak, pertemuan mendadak, dan lain sebagainya.
·      Hanya ada sedikit privasi. Kelas adalah tempat publik dimana murid melihat guru mengatasi masalah, melihat kejadian tak terduga, dan mengalami frustasi. Bahkan guru itu sendiri, kadang mengeluh kalau mereka berada di atas bara api atau terus menerus dipeloti oleh puluhan pasang mata.
·      Kelas punya sejarah. Murid tentu memiliki kenangan tentang apa yang terjadi dikelas pada waktu dulu. Karena masa lalu mempengaruhi masa depan, maka disini lah seorang guru dituntut untuk membangun prinsip manejemen kelas yang efektif pada murid terutama di minggu-minggu pertama sekolah.
Adapun beberapa strategi yang baik untuk memulai kegiatan belajar mengajar adalah:
·      membangun ekspektasi untuk perilaku dan menghilangkan ketidakpastian.
·      memastikan murid merasakan pengalaman kesuksesan
·      selalu siap dan hadir
·      selalu bersikap tegas
Tujuan dan Strategi Manajemen
Manajemen Kelas yang efektif, mempunyai 2 tujuan:
1.      Membantu murid mengahabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan.
2.      Mencegah murid mengalami problem akademik dan emosional.
MENDESAIAN LINGKUNGAN FISIK KELAS
Berikut ini ada beberapa prinsip dasar yang dapat dipakai untuk menata kelas:
·      Kurangi kepadatan di tempat lalu-lalang. Daerahnya antara lain: area belajar kelompok, bangku murid, meja guru, dan lokasi tempat penyimpanan pensil, rak buku, komputer dan lokasi lainnya.
·      Pastikan bahwa semua murid terlihat dengan mudah. b
·      Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses.
·      Pastikan murid dapat dengan mudah melihat semua presentasi di kelas.
Gaya Penataan
Penataan Kelas Standar. Adapun sejumlah gaya penataan kelas standar, seperti:
a.       gaya auditorium, yaitu gaya susunan kelas dimana semua murid duduk menghadap guru. Penataan ini membatasi kontak murid tatap muka dan guru bebas bergerak kemana saja.

b.      gaya tatap muka (face-to-face), yaitu gaya susunan kelas diman murid saling menghadap. Gangguan dari murid lain  akan lebih besar pada susunan ini ketimbang gaya auditorial.

c.       gaya off-set, yaitu gaya susunan kelas dimana sejumlah murid (biasanya tiga atau emapat anak) duduk di bangku, tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain. Gangguan dalam gaya ini lebih sedikit ketimbang gaya tatap muka dan dapat efektif untuk kegiatan pembelajaran koorperatif.

d.      gaya seminar, yaitu gaya susunan kelas dimana sejumlah besar murid (sepuluh atau lebih) duduk disusunan berbentuk lingkaran atau persegi atau bentuk U. Ini efektif ketika guru menginginkan murid berbicara satu sama lain atau dengan guru itu sendiri.

e.       gaya klaster, yaitu gaya susunan kelas di mana sejumlah murid, (biasanya empat sampai delapan murid) bekerja dalam kelompok kecil. Ini efektif untuk aktivitas kolaboratif.

Susunan meja yang mengelompok akan mendorong interaksi sosial diantara murid dan dapat membantu proses belajar koorperatif, sedangkan susunan yang berbentuk lajur akan mengurangi interaksi sosial antar murid, mengarahkan perhatian murid kepada guru dan dapat bermanfaat ketika murid mengerjakan tugas secara sendiri-sendiri.
Di dalam susunan yang berbentuk lajur, terdapat suatu area yang dinamakan dengan “zona aksi”. Zona aksi adalah urutan kursi di depan dan di tengah susunan lajur. Murid di kursi ini lebih sering berinteraksi dengan guru, sering mengajukan pertanyaan dan mengawali diskusi daripada murid yang duduk di pinggir.
Susunan kelas sekolah dasar yang efektif dapat ditunjukkan seperti gambar berikut ini:

Sedangkan susunan kelas yang efektif untuk sekolah menengah dapat ditunjukkan seperti gambar berikut ini:

MENCIPTAKAN LINGKUNGAN YANG POSITIF UNTUK PEMBELAJARAN
Murid memerlukan lingkungan yang positif untuk pembelajaran. Bagaimana menciptakan lingkungan kelas yang positif? Pertama, kita harus menggunakan manejemen kelas yang otoritatif, bukan gaya otoriter atau permisif. Gaya otoritatif adalah melakukan pewrcakapan dengan murid, memerhatikan murid dan membatasi perilaku murid jika diperlukan. Pengajaran yang otoritatif berhubungan dengan perilaku murid yang kompeten. Hal ini sangat bertolak belakang dengan gaya otoriter dan permisif. Gaya yang otoriter adalah gaya yang restriktif dan punitif. Guru yang otoriter sangat mengekang dan mengontrol murid dan tidak banyak melakukan percakapan dengan murid. Di sini murid akan cenderung lebih pasif, dan memiliki kemampuan komunikasi yang buruk. Dan gaya yang permisif, memberikan banyak otonomi kepada murid namun tidak memberi banyak dukungan untuk mengembangkan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku mereka.
Kedua, bedakan antara aturan dan prosedur dan pertimbangkan kemungkinan yang tepat untuk melibatkan murid dalam diskusi dan pembuatan aturan. Aturan kelas harus:
·      masuk akal dan perlu
·      jelas dan dapat dipahami
·      konsisten dengan tujuan instruksional dan pembelajaran
·      kompatibel dengan aturan sekolah
Ketiga, agar murid mau bekerja sama maka diperlukan:
·      pengembangan hubungan positif dengan murid
·      mengajak murid berbagi dan mengemban tanggung jawab (melibatkan murid dalam perencanaan dan implementasi inisiatif sekolah dan kelas, mendorong murid untuk menilai perilaku mereka sendiri, jangan menerima alasan-alasan, dan bersabar sampai strategi pemberian tanggung jawab ini bisa bekerja)
·      memberi imbalan pada perilaku yang tepat (memilih penguat yang efektif, menggunakan prompts dan shaping secara efektif  dan menggunakan hadiah yang mengandung informasi penguasaan keahlian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar