2.1. Definisi dan Teori Pengantar Memori
Memori mengacu pada representasi internal dari individu tentang apa yang telah dipelajarinya (Spear & Riccio, Memory:
Phenomena and Principles, 1994). Memori yang merupakan bagian dari ulang tahun keenammu, misalnya, merupakan representasi dari
kejadian dari pesta tersebut, siapa saja yang ada di sana, apa yang terjadi di sana, bagaimana suasananya, permainan apa saja yang kamu mainkan, apa hadiah favoritmu, dan sebagainya.
Memori
adalah kemampuan untuk menyimpan informasi dalam jangka waktu yang lama melewati tiga proses; encoding (pembentukan), storing (penyim-panan), dan retrieving (mengingat kembali). Encoding mengacu pada pem-bentukan representasi mental dari
informasi sehingga dapat ditempatkan di dalam memori kita. Storing adalah proses menempatkan informasi yang dikodekan ke dalam penyimpanan mental yang relatif permanen. Retrieving merupakan
proses mengambil
kembali (mengingat) informasi yang telah ditempatkan ke dalam penyimpanan jangka pendek atau jangka panjang.
Para
psikolog telah mengembangkan teori-teori dari memori dengan menggunakan komputer sebagai modelnya. Teori pemrosesan informasi dari memori
ini didasarkan pada kesamaan antara operasi dari otak manusia dan kerja
komputer. Memori merupakan proses di mana kita mengkodekan (input),
menyimpan (storage), dan menarik kembali informasi (retrieval). Anda dapat memikirkan proses di mana informasi masuk ke
dalam otak dengan
menganalogi-kan keyboard
komputer, hard drive sebagai media penyimpanan, dan software (perangkat lunak) untuk mengakses informasi yang tersimpan untuk ditampilkan ke layar (penarikan
kembali informasi).
Model teori
memori yang
terkenal membagi
memori menjadi tiga proses yang berbeda, yaitu: memori sensori, memori jangka pendek (short-term
memory), dan memori jangka panjang (long-term memory). Memori sensori adalah penyimpanan informasi awal
yang sesaat yang berlangsung hanya sekejap, disebut juga memori kerja. Memori jangka pendek (short-term
memory) adalah memori yang menyimpan informasi selama lima belas hingga dua puluh lima detik. Memori jangka panjang (long-term memory) adalah memori yang menyimpan informasi relatif permanen meskipun
tampaknya akan sulit diingat kembali.
1.
Memori
Sensori
Memori
sensori adalah penyimpanan informasi awal sesaat, yang berlangsung hanya sekejap. Sebenarnya terdapat beberapa tipe
memori sensori yang masin-masing terkait dengan sumber informasi memori yang berbeda.
Misalnya, memori iconic, mencerminkan
informasi dari sistem visual. Memori
echoic, menyimpan informasi auditori yang berasal dari telinga. Informasi sensori dapat menyimpan informasi dalam
waktu yang
sangat singkat. Misalnya, memori
econic sepertinya bertahan kurang lebih satu detik, sementara memori echoic biasanya menghilang antara dua atau tiga detik.
Psikolog George Sperling (1960) mendemonstrasikan eksistensi dari memori
sensoridalam serangkaian studi yang cemerlang. Ia secara singkat memperlihatkan kepada orang-oran serangkaian 12 huruf yang disusun dalam pola sebagai berikut:
F T
Y C
K D
N L
Y W
B M
Ketika
dihadapkan pada pola huruf-huruf ini, hanya dalam waktu 1/20 detik, kebanyakan
orang hanya dapat mengingat 4 atau 5 huruf dengan benar. Meskipun mereka tahu, bahwa mereka telah
melihat lebih dari itu, memori tentang huruf-huruf tersebut telah menghilang pada saat mereka menyebutkan beberapa huruf pertama.
Dengan demikian, dimungkinkan bahwa informasi tersebut telah secara akurat
tersimpan dalam memori sensori.
Hasil dari
penelitian ini, jelas memperlihatkan bahwa seseorang telah menyimpan pola yang lengkap di dalam memori. Terlepas dari cepatnya informasi
tersebut menghilang, informasi dalam memori sensori tersebut merupakan
representasi akurat dari apa yang telah dili-hat dari seseorang.
Fungsi dari memori sensori yaitu:
·
Prevents being
overwhelmed
Sensori memori menjaga kamu agar jangan terlalu kewalahan dengan banyaknya stimuli yan masuk karena banyak informasi
sensori yang
tidak kamu ikuti karena hal tersebut akan segera menghilang.
·
Gives decision time
Sensori memori memberikan
kamu beberapa detik untuk menentukan apakah beberapa informasi yang datan menarik atau penting. Informasi yang akan kamu perhatikan akan secara otomatis ditransfer ke dalam memori jangka pendek.
·
Provide stability, playback, and recognition
Memori iconic membuat
benda-benda yang ada di dalam dunia visualmu tampak lembut dan
bekesinambungan
seperti melihat pada saat kita berkedip. Memori echonic membiarkanmu menulang kembali informasi auditori seperti menahan
suara-suara yang ada disekitar kita, sehingga kita dapat
2.
Memori
jangka pendek
Memori jangka pendek adalah memori yang menyimpan informasi selama 15 hingga 25 detik. Proses spesifik dimana memori sensori
ditransformasikan ke dalam memori jangka pendek adalah tidak jelas. Meskipun demikian, yang jelas adalah bahwa tidak seperti memori sensori yang menyimpan representasi dunia secara relatif
menyeluruh dan mendetail, memori jangka pendek memiliki kapabilitas representasional yang tidak lengkap.
Pada
kenyataannya, jumlah spesifik dari informasi yang dapat disimpan dalam memori jangka pendek telah diidentifikasi sebanyak tujuh item,
atau bongkahan (chunks) informasi. Bongkahan adalah sekelompok stimulus yang berarti yang dapat disimpan sebagai unit dalam memori jangka pendek.
Fungsi memori jangka pendek:
·
Attending
·
Rehearsing
·
Storing
3.
Memori
jangka panjang
Memori jangka panjang adalah memori yang menyimpan informasi relatif permanen dalam waktu
cukup lama. Materi yang berhasil melewati memori jangka pendek dan beralih ke memori jangka panjang, memasuki sebuah pusat penyimpanan dengan kapasitas yang hampir tidak terbatas. Bukti adanya memori jangka panjang sebagai memori yang berbeda dengan memori jangka pendek, datang dari sejumlah sumber. Misalnya, orang dengan kerusakan otak tertentu tidak dapat mengingat informasi baru yang diterima setelah kerusakan terjadi, meskipun orang dan kejadian yang telah tersimpaan di dalam memori sebelum kerusakan
teap dapat diingat (Milner,1996).
Perbedaan
antara memori janka panjang dan memori jangka pendekjua didukung oleh efek
posisi serial, dimana kemampuan untuk menginagat informasi dalam sebuah daftar tercantum pada posisi
item tersebut di dalam daftar. Misalnya, serinkali efek dominansi/primancy
muncul, dimana item-item yang terlebih dahulu disebutkan dalam daftar lebih diingat dibandingkan item yang disebut belakangan. Terdapat juga efek resensi, yaitu item-item yang disebutkan pada bagian akhir daftar adalah item yang paling baik diingat (Bonanni, et al., 2007; Tan & Ward,2008; Tyadat
& Graigner, 2009).
Memori jangka panjang ini terbagi atas empat bagian: memori
deklaratif dan memori prosedural.
Memori deklaratif adalah memori
tentang informasi faktual: nama, wajah, tanal, dan fakta,
seperti “sebuah sepeda memiliki dua roda”. Sebaliknya memori prosedural atau
memori nondeklaratif adalah memori tentang kecakapan dan kebiasaan, seperti baaimana cara mengendarai sebuah sepeda atau memukul bola pada permainan
bisbol. Memori deklaratif dapat dibagi menjadi dua, yakni memori semantik dan memori
episodik. Memori semantik adalah
memori untuk penetahuan umum dan fakta-fakta tentang dunia, serta memori untuk aturan loika yang digunakan untuk menjelaskan fakta lain. Sebaliknya memori episodik adalah memori tentang kejadian-kejadian yang terjadi pada waktu, tempat, konteks tertentu. Misalnya, ingatan tentang saat pertama sekali belajar mengendarai sepeda atau membuat rencana pesta ulang tahun ke-21 untuk saudara laki-laki kita disimpan
dalam memori episodik.
2.2. Teori Pemrosesan Informasi
Pemrosesan informasi berjalan dengan tahap sebagai berikut:
Bayangkan kalian sedang mendengarkan dosen saat menjelaskan suatu materi. Semua
informasi yang
masuk ke dalam memori sensori menetap dalam waktu beberapa detik atau kurang dari itu. Jika tidak memperhatikan informasi yang masuk dalam sensori memori, maka akan mudah
dilupakan. Jika memper-hatikan informasi tersebut, maka informasi akan secara
otomatis terkirim ke memori jangka pendek.
Berlaku juga untuk memori jangka pendek. Jika tidak memperhatikan informasi dalam
memori jangka
pendek, maka informasi akan mudah dilupakan. Jika memperhatikan dengan melatih informasi tersebut, seperti mencatat, maka
informasi akan dikodekan untuk disimpan di dalam memori jangka panjang. Informasi yang dikodekan untuk disimpan di dalam memori jangka panjang akan menetap di sana dalam dasar
permanen yang relatif. Kemampuan mengingat bergantung pada kemampuan bagaimana suatu informasi dikodekan.
1.
Encoding
Encoding mengacu pada pembentukan representasi mental dari
infor-masi sehingga dapat ditempatkan di dalam memori kita. Ketika sedang mendengarkan materi yang dijelaskan dosen, mendengarkan musik, atau menonton film, informasi akan masuk
ke dalam memori dengan dikodekan.
Ada dua jenis encoding, yaitu: automatic
encoding, yaitu
transfer informasi dari memori
jangka
pendek ke memori jangka panjang tanpa usaha apapun dan biasanya tanpa kesadaran, contohnya: kejadian pribadi, fakta menarik,
kemampuan dan kebiasaan, dan effortful
encoding, yaitu transfer
informasi dari jangka pendek ke memori jangka panjang baik dengan bekerja keras untuk mengulang atau berlatih informasi atau, terutama, dengan membuat asosiasi antara informasi baru dan lama, contohnya: mempelajari
tentang suatu hal yang tidak umum atau terlalu
rumit atau tidak menarik.
Rehearsing
Seberapa mudahnya kita dapat mengingat
atau menarik kembali
memori tertentu
dari otak tergantung pada
seberapa banyak usaha untuk mengkodekan
informasi. Ada dua jenis usaha untuk mengkodekan informasi, yaitu: maintenance rehearsal, mengacu
hanya mengulangi atau berlatih informasi daripada
membentuk asosiasi baru, dan elaborative rehearsal dimana
melibatkan penggunaan
upaya untuk
secara aktif membuat asosiasi yang berarti antara informasi baru yang ingin dingat
dan informasi lama atau akrab yang sudah
tersimpan di memori
jangka panjang. Maintenance
rehearsal biasa digunakan untuk mengingat informasi hanya pada
periode waktu yang singkat, seperti mengingat nomor telepon sebelum
melakukan panggilan. Sementara elaborative rehearsal digunakan untuk mengingat informasi dalam periode
waktu yang lama, seperti: mengingat materi dari dosen atau
saat membaca literatur.
Levels of processing
theory
Berapa banyak usaha
dan waktu yang dimasukkan ke
dalam pengkodean informasi adalah dasar untuk tingkat teori pemrosesan (Craik & Lockhart, 1972). Teori level of processing mengatakan bahwa
mengingat bergantung
pada bagaimana informasi dikodekan.
Jika kita mengodekan dengan memperhatikan
hanya fitur dasar (panjang nomor telepon), informasi hanya
dikodekan pada tingkat dangkal dan mengakibatkan penarikan informasi menjadi
rendah. Jika mengodekan dengan
membuat asosiasi baru,
informasi ini akan dikodekan pada tingkat yang lebih dalam,
yang akan
menghasilkan memori yang
lebih baik.
Kedalaman dalam pemrosesan informasi terbagi menjadi tiga, yaitu: tingkat dangkal, dimana informasi hanya
diproses berdasarkan aspek fisik dan sensorinya. Misalnya, kita hanya
memikirkan huruf-huruf yang membentuk kata cinta. Lalu
tingkat menengah, dimana bentuk
diterjemahkan ke dalam unit yang berarti. Misalnya, kita
tidak hanya memikirkan huruf yang membentuk kata cinta,
tetapi juga suara fonetik tertentu yang mungkin tertaut dengan huruf tersebut. Dan
terakhir tingkat terdalam, dimana
informasi dianalisis dalam istilah arti. Kita melihat dalam konteks yang lebih luas dan menggambarkan asosiasi antara arti
dari informasi dan jaringan pengetahuan yang lebih luas. Misalnya, kita
tidak hanya memikirkan cinta sebagai sesuatu yang abstrak, tetapi juga melihat hubungan cinta terhadap orang-orang di sekitar kita dan bagaimana dia bisa mempengaruhi perilaku kita.
Kedalaman pemrosesan informasi ini penting ketika kita mempelajari
materi perkuliahan. Menghafalkan satu daftar istilah
kunci untuk ujian tidak akan menghasilkan penyimpanan
infomasi dalam jangka panjang karena pemrosesan terjadi
pada tingkat yang dangkal. Sebaliknya, memikirkan
tentang arti dari istilah-istilah tersebut dan mencerminkan
tentang bagaimana mereka terkait dengan informasi yang telah diketahui oleh
seseorang akan menghasilkan penyimpanan yang jauh lebih efektif dan
bertahan lama.
Elaboration
Elaborasi,
dalam pengertian ini, berarti menciptakan asosiasi yang lebih antara memori baru dan memori
yang ada melalui
pengolahan yang lebih
dalam.
Contohnya,
kita tidak
hanya mengingat definisi
dari memori, tetapi juga
mempelajari konsep memori
dengan menyebutkan contoh bagaimana informasi masuk ke dalam otak, bagaimana informasi
disimpan, dan bagaimana informasi
dapat diingat kembali.
2.
Storing
Storing adalah
proses menempatkan informasi yang dikodekan ke dalam penyimpanan mental yang relatif permanen.
3.
Retrieval
Retrieval merupakan proses mengambil kembali (mengingat) informasi yang telah ditempatkan ke dalam penyimpanan jangka pendek atau jangka panjang.
2.3. Lupa dan Sebab Terjadinya
Jika
diminta untuk menggambarkan apa yang
terjadi hari ini, kita dapat secara
akurat mengingat banyak
peristiwa
semisal percakapan pribadi. Namun, ketika esok harinya kita
ada dua mata kuliah ujian, sekalipun kita sudah belajar pada malam sebelumnya, ada
beberapa
hal yang
tampaknya telah kita lupakan. Mengapa beberapa memori menjadi hilang atau tidak dapat ditarik kembali? Apa yang menyebabkan terjadinya lupa? Kita akan membahasnya
dalam subbab ini.
1.
Pengertian
lupa
Lupa adalah istilah yang sangat populer
di
masyarakat. Setiap
waktu pasti ada orang
yang
lupa akan sesuatu,
baik tentang
peristiwa masa lampau ataupun sesuatu yang akan dilakukan, atau mungkin hal yang baru saja dilakukan.
Fenomena ini
dapat
terjadi pada siapapun, baik
anak-anak, remaja, orangtua, guru, pejabat, profesor, petani, dan sebagainya.
Lupa
mengacu pada ketidakmampuan untuk
mengambil, mengingat, atau
mengenali informasi yang disimpan atau masih tersimpan
dalam memori jangka panjang. Lupa
juga dapat diartikan sebagai suatu
gejala dimana informasi yang telah disimpan tidak dapat ditemukan kembali untuk
digunakan.
2.
Sebab-sebab
terjadinya lupa
Daya ingat memori kita tidak sempurna.
Banyak hal-hal yang pernah kita
ketahui,
tetapi tidak
dapat diingat kembali
pada suatu waktu. Alasannya antara lain: apa yang telah kita
ingat, dimana
disimpan dalam bagian tertentu di
otak,
tidak pernah atau jarang
digunakan lagi. Akibatnya memori itu akan terhapus dari otak
sehingga kita
tidak dapat
mengingatnya
kembali. Atau ketika
kita
mempelajari sesuatu
yang baru, ada kemungkinan
hal-hal yang sudah kita ingat
pada suatu waktu tidak dapat diingat kembali.
Beberapa sebab-sebab mengapa orang bisa melupakan tentang suatu hal akan dibahas di bawah ini.
1.
Represi
Menurut
Freud, represi adalah proses
mental yang secara otomatis menyembunyikan informasi tentang emosi
mengancam atau kecemasan di bawah sadar,
dimana
memori yang ditekan tidak
dapat dipanggil secara sukarela, tetapi sesuatu yang dapat menyebabkan mereka untuk memasuki kesadaran di lain waktu.
2.
Poor
retrieval cues/ poor encoding
Isyarat
pengambilan merupakan pengingat
mental yang kita ciptakan dengan membentuk gambar mental yang jelas atau membuat asosiasi antara informasi baru dan informasi yang kita sudah tahu.
3.
Interference
Gangguan,
dimana merupakan salah
satu alasan umum dalam hal lupa,
memiliki pengertian
bahwa penarikan kembali beberapa memori tertentu diblokir atau dicegah
dengan memori
terkait lainnya.
4.
Amnesia
Amnesia,
yang mungkin bersifat
sementara atau permanen, adalah
hilangnya memori yang mungkin terjadi setelah pukulan atau kerusakan pada otak atau setelah penyakit, anestesi umum, obat-obatan tertentu, atau trauma psikologis yang parah.
5.
Distorsi
Kita
mungkin tidak menyadari kapan kita tidak dapat mengingat sesuatu karena
distorsi memori yang disebabkan oleh bias atau sugesti. Misalnya,
bias beroperasi ketika mahasiswa mengingat 89%
dari nilai A
di SMA tetapi
hanya 29% dari
nilai D yang diingat atau ketika
pasangan bercerai hanya mengingat
sebagian besar saat-saat yang buruk saja,
tidak untuk
yang
baik. sugesti
beroperasi ketika korban kejahatan merupakan orang yang salah diidentifikasi yang
kemudian
diperjelas oleh
bukti DNA. karena
bias dan sugesti,
kita lupa atau tidak dapat mengingat suatu hal, sering
tanpa kita menyadari
distorsi memori.
3.
Teori-teori
mengenai lupa
Ada empat teori utama tentang lupa: decay theory, yang menyatakan bahwa
waktu sendiri menyebabkan memori jejak memudar,
interference
theory, yang menunjukkan bahwa memori lain akan mengganggu dalam mengingat, reconstruction
(schema) theory,
yang
menyatakan
bahwa
informasi dalam memori menjadi terdistorsi ketika kita mencoba untuk
mengingatnya,
dan motivated
forgetting, yang
menunjukkan bahwa kita lupa akan
informasi yang
tidak menyenangkan atau mengancam.
1.
Decay
theory
Teori ini menyatakan bahwa memori menjadi
semakin lemah dengan berlalunya waktu bila tidak pernah diulang kembali. Memori yang tidak
digunakan akan memudar
secara bertahap dari waktu ke waktu.
Setiap informasi dalam memori akan meninggalkan jejak. Jejak ini akan hilang
atau rusak bila tidak pernah dipakai lagi.
2.
Interference theory
Teori
gangguan didasarkan pada bukti kuat bahwa kejadian lupa di LTM tidak terjadi karena berlalunya waktu, melainkan, karena memori
lain mengganggu pengambilan
apa yang kita coba ingat, terutama jika memori lain yang mirip dengan salah satu memori yang
kita coba ingat. Dalam kata lain lupa terjadi karena informasi yang satu
mengganggu proses mengingat informasi lainnya.
Psikolog
merujuk pada gangguan yang dibangun oleh
memori dari pembelajaran
sebelumnya sebagai gangguan proaktif (proactive
interference) dan
gangguan yang dibangun oleh memori dari pembelajaran
setelahnya sebagai gangguan retroaktif (retroactive interference).
3.
Reconstruction (schema) theory
Pertama
kali disajikan pada tahun 1932 oleh Sir Fredric
Bartlett, teori yang
dikenal sebagai teori rekonstruksi,
atau teori skema, menunjukkan bahwa informasi yang tersimpan
dalam LTM tidak dilupakan dalam arti biasa, tetapi kadang-kadang diingat
dalam kondisi
terdistorsi,
dengan cara yang salah. Skema
adalah jaringan asosiatif yang terdiri dari
keyakinan, pengetahuan, dan harapan. Ingatan kita
tentang informasi dalam memori jangka
panjang sering menjadi
terdistorsi, karena kita mengingatnya
dengan cara yang lebih konsisten dengan
skema
ini.
4.
Motivated
forgetting
Bertahun
yang lalu, Sigmund Freud menyarankan bahwa kita lupa beberapa informasi, karena itu mengancam kita
dalam beberapa cara. kita akan
memiliki lebih banyak untuk mengatakan
tentang teori lupa termotivasi dalam kepribadian. Freud percaya bahwa pikiran
sadar sering ditangani dengan
informasi yang tidak menyenangkan atau berbahaya dengan mendorongnya tak sadarkan diri, dengan tindakan represi. Hal-hal yang
menyakitkan atau tidak menyenangkan ini cenderung ditekan atau tidak diperbolehkan
muncul dalam kesadaran.
2.4.
Dasar
Biologis Teori Memori
Banyak yang
telah dipelajari tentang memori melalui studi tentang peran otak dalam
penyimpanan dan pengambilan informasi. Pengetahuan tidak hanya memberi kita
pemahaman yang lebih baik tentang otak, tetapi juga membantu kita untuk
memahami tentang memori. Berikut adalah dasar biologis dari teori memori:
1.
Teori
Sinaptic Memori
Beberapa
perubahan fisik terjadi dalam sistem saraf ketika kita belajar tentang sesuatu
hal yang baru. Karl Lashley, seorang peneliti tentang memori, mengatakan bahwa
“sesuatu” yang tersisa setelah belajar yang disebut dengan engram merupakan dasar biologis dari memori. Dalam istilah neuro-psychology, engram diartikan sebagai sarana hipotetis dimana jejak memori
disimpan.
Menurut
Hebb, seorang peneliti Kanada, setiap pengalaman mengaktif-kan pola yang unik
dari neuron yang ada di otak. Aktivitas ini menyebabkan perubahan struktural
terjadi pada neuron-neuron di dekat synaptic gap yang menghubungkan mereka. Perubahan
jangka panjang yang sering terjadi di neuron ini membuat tembakan di lingkaran
neuron yang sama lebih banyak di masa yang akan datang. Menurutnya,
perubahan-perubahan dalam fungsi sinapsis di otak, yang disebutnya fasilitas
sinaptik (synaptic facilitation),
adalah dasar biologis dari memori.
Dalam
serangkaian percobaan pintar yang dilakukan pada siput laut (Aplysia), Kandel
dan rekan-rekannya sangat mendukung teori sinaptik Hebb. Siput laut dipilih
sebagai studi memori untuk respon klasik yang dikondisikan karena mereka
memiliki sistem saraf yang sangat sederhana yang terdiri dari neuron yang
sangat besar dan mudah untuk dipelajari. Selama pengkondisian klasik, siput
laut disentuh lembut (CS), kemudian siput diberi kejutan listrik ringan (UCS),
yang menyebabkan penarikan refleksif dari insang dan menyedot air (UCR).
Kemudian, ketika siput tersentuh (CS) akan menyebab-kan insang tertarik dan
menyedot air (CR). Perubahan dalam neuron pada sinapsis yang disebabkan oleh
pengkondisian klasik dipelajari dengan mengukur jumlah neurotransmitter dalam
koneksi saraf yang terlibat dalam penarikan insang dan sifon. Setelah pengkondisian
klasik, jumlah neuro-transmitter di sinaps meningkat.
2.
Lokasi
Memori di Otak
Untuk
mengetahui bagaimana otak menyimpan memori, peneliti telah mempelajari
pembentukan memori di siput laut, yang memiliki sistem saraf relatif sederhana,
pada kerusakan otak masing individu, yang menunjukkan penurunan dalam beberapa
jenis memori tetapi tidak yang lainnya, dan pada individu dimana otak mereka
mengalami pemindaian untuk aktivitas saraf sementara mereka menggunakan
berbagai jenis memori. Berdasarkan studi ini, peneliti telah mengidentifikasi
beberapa area di otak yang termasuk dalam pemrosesan dan penyimpanan berbagai
jenis pikiran dan memori.
1.
Cortex
: short-term memory
Kemampuan
untuk menahan kata-kata, fakta, dan peristiwa dalam memori jangka pendek
tergantung pada aktivitas di korteks, yang merupakan lapisan tipis sel-sel otak
yang menutupi permukaan otak depan.
2.
Cortex
: long-term memory
Kemampuan
untuk mengingat atau menarik kembali lagu, kata-kata, fakta, dan acara dalam
satu hari, satu bulan, atau satu tahun tergantung pada daerah yang tersebar
luas di seluruh korteks.
3.
Amygdala
: memori emosional
Anggap saja
bahwa setiap kali Anda mendengar lagu tertentu yang terkait dengan orang yang
spesial, Anda memiliki perasaan romantis. Perasaan romantis yang terkait dengan
memori emosional ini disediakan oleh amigdala, yang terletak di ujung lobus
temporal dan menerima masukan dari semua indera. Peneliti menyimpulkan bahwa
amigdala memainkan peran penting dalam mengenali ekspresi wajah, terutama yang
ketakutan dan merasa seperti diancam, dan menambahkan berbagai emosi yang luas
(positif atau negatif) pada memori kita.
4.
Hippocampus
: mentransfer memori
Seperti
perintah “save” pada komputer Anda dimana men-transfer file ke penyimpanan
tetap pada hard drive Anda, hippocam-pus mentransfer kata-kata, fakta, dan
peristiwa pribadi dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang yang lebih
permanen. Hippocampus berbentuk melengkung, dengan struktur seukuran jari, yang
terletak di bawah korteks di lobus temporal. Hippocampus sangat penting untuk
menyimpan berbagai jenis memori. Hippocampus diperlukan untuk mentransfer
informasi deklaratif (kata-kata, fakta, dan peristiwa) dari memori jangka
pendek ke memori jangka panjang tetapi tidak untuk mentransfer nondeklaratif
atau prosedural informasi (keterampilan motorik dan kebiasaan).
5.
Otak
: model memori
Temuan
terbaru menunjukkan bahwa korteks menyimpan memori jangka pendek sama seperti
memori jangka panjang; hippocampus mentransfer atau menyimpan informasi
deklaratif di memori jangka panjang, tetapi tidak untuk mentransfer
nondeklaratif atau prosedural informasi, dan amigdala menyimpan memori
emosional baik positif atau negatif.
2.5.
Pembahasan
Studi Kasus
Kebiasaan lupa meletakkan sesuatu setelah kita berinteraksi dengan orang lain
termasuk dalam tahapan sensory register
dimana informasi hanya tersimpan kurang dari sepuluh detik. Karena pada
saat meletakkan benda
itu, orang tersebut mendapatkan banyak stimulus dari indera lainnya seperti
indera pendengaran dan indera penglihatan. Oleh karena itu informasi yang
diterima menjadi
mudah terbuang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar