Wikipedia

Hasil penelusuran

Kamis, 12 Juni 2014

Pedagogi dan Andragogi



A.    Pengertian Pedagogi dan Andragogi
Pedagogi berasal dari kata paid, yang artinya anak, dan agogos, yang berarti memimpin/membimbing, dimana secara harfiah pedagogi berarti seni dan pengetahuan mengajar anak. Karena pedagogi berarti seni dan pengetahuan mengajar anak, maka memakai pendekatan pedagogi untuk orang dewasa tidak tepat, karena mereka bukan lagi anak-anak. Sedangkan andragogi yang berasal dari bahasa Yunani, aner atau andr, yang berarti orang dewasa agogos, yang berarti mengarahkan/memimpin. Andragogi dirumuskan dalam suatu ilmu dan seni untuk membantu orang dewasa belajar.
Praktek pedagogi ini lebih cocok pada anak-anak, karenanya tingkat ketergantungan anak-anak kepada orang dewasa masih tinggi dan menurun seiring dengan bertambahnya usia mereka. Hal ini berarti bahwa anak-anak dapat diajar untuk memperoleh suatu pengetahuan dan pengalaman tertentu. Berbeda halnya dengan orang dewasa, mereka sudah punya self directing, dan tingkat ketergantungan kepada orang lain berkurang. Orang dewasa lebih cenderung dibimbing, dimotivasi untuk memperoleh sesuatu yang pada akhirnya mereka sendiri dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Maka dalam konsep orang dewasa ini, praktek andragogi lebih cocok diterapkan daripada pedagogi.
B.     Perbedaan Pedagogi dan Andragogi
No
Aspek Fundamental
Pedagogi
Andragogi
1
Pembelajar disebut “siswa” atau “anak didik”
Pembelajar disebut “peserta didik” atau “warga belajar”
2
Guru sebagai sumber utama yang memberikan ide-ide dan contoh
Peserta dianggap sebagai sumber daya utama untuk ide-ide dan contoh
3
Gaya belajar dependen dan  terpusat pada isi atau pengetahuan teoritis
Gaya belajar dependen dan terpusat pada masalah kehidupan nyata
4
Peserta berkontribusi sedikit pengalaman dan diasumsikan bahwa siswa tidak berpengalaman dan/atau kurang informasi
Keterlibatan atau kontribusi peserta sangat penting dan diasumsikan bahwa peserta didik memiliki pengalaman untuk berkontribusi
5
Guru mengontrol waktu dan kecepatan
Pembelajar mempengaruhi waktu dan kecepatan
6
Metode pelatihan pasif, seperti metode ceramah
Metode pelatihan aktif, seperti tanya jawab

C.     Asumsi
No
Asumsi dan Proses
Pedagogi
Andragogi
1
Konsep diri
Ketergantungan
Peningkatan arah-diri atau kemandirian
2
Pengalaman
Berharga kecil
Pelajar merupakan sumber daya yang kaya untuk belajar
3
Kesiapan
Tugas perkembangan: tekanan sosial
Tugas perkembangan: peran sosial
4
Perpektif waktu
Aplikasi ditunda
Kecepatan aplikasi
5
Orientasi untuk belajar
Berpusat pada substansi mata pelajaran
Berpusat pada masalah
6
Iklim belkajar
Berorientasi otoritas, resmi, dan kompetitif
Mutualisme/pemberian pertolongan, rasa hormat, kolaborasi, dan informal
7
Perencaan
Oleh guru
Reksa (mutual) diagnosis diri
8
Perumusan dan tujuan
Oleh guru
Reksa negosiasi
9
Desain
Logika materi pelajaran, unit konten
Diurutkan dalam hal kesiapan unit masalah
10
Kegiatan
Teknik pelayanan
Teknik pengalaman (penyelidikan)
11
Evaluasi
Oleh guru
Reksa diagnosis-kebutuhan dan reksa program pengukuran

Berdasarkan dengan penjelasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa praktek pedagogi lebih cenderung diterapkan pada anak-anak yang masih tergantung dengan bantuan orang dewasa. Mereka belum bisa hidup secara mandiri dan masih membutuhkan tenaga orang dewasa. Seperti pada pengalaman saya ini, praktek pedagogi muncul ketika saya masih duduk di bangku sekolah, SD, SMP dan SMA. Pada waktu itu, saya hanya menerima informasi-informasi yang diberikan dari para guru. Guru cenderung memberikan materi pembelajaran pada murid-muridnya lewat metode ceramah. Murid hanya sebagai penerima saja dan umumnya berperan pasif dalam kegiatan pembelajaran . Dalam hal ini, gurulah yang menjadi pusatnya. Guru yang memberikan ide-ide dan contoh-contoh kepada murid-muridnya. Pengajaran yang diberikan pada guru terpusat pada isi pembelajaran dan pengetahuan yang teoritis. Pada waktu saya SD dulu, saya hanya mendapat pengetahuan dari buku yang diajarkan oleh guru dan mendapat tugas juga dari buku. Jika saya mendapat kesulitan sewaktu mengerjakan tugas atau memahami materi yang diberikan guru, guru senantiasa mengajarkan saya kembali untuk memahami materi tersebut dan mengerjakan tugas yang telah diberikan guru. Misalnya pelajaran matematika, dulu ketika saya tidak memahami pelajaran tersebut, guru senantiasa menjelaskan bagaimana caranya memahami rumus-rumus yang ada dan bagaimana caranya menggunakan rumus tersebut. Bagaimana menyelesaikan suatu persoalan, itu semua diajarkan oleh guru. Hal ini terus berlanjut sampai saya duduk di bangku SMP. Dimana metode teacher centered masih diterapkan disini. Peran guru masih sangat mendominasi perilaku siswa dan sedikit berkurang pada waktu SMA. Tapi, walaupun begitu, peran para guru masih sangat diperlukan semasa SMA. Hal ini dikarenakan, para murid belum sepenuhnya bisa hidup mandiri meskipun beberapa aspek mendukung. Pada masa ini peran guru masih sangat diperlukan untuk mengarahkan perilaku para murid, dari negatif ke arah positif. Maka dari itulah, praktek pedagogi sangat sesuai pada mas ini.
Lain halnya dengan andragogi. Pada andragogi, kita lebih cenderung untuk lebih mandiri, cenderung untuk bereksplorasi, mencari pengetahuan dari setiap pengalaman yang didapatkannya. Misalnya, pada masa kuliah ini, saya lebih cenderung untuk mencari informasi sendiri daripada hanya menunggu untuk  menerima informasi dari guru. Disini, saya dituntut untuk lebih aktif lagi. Mengandalkan kemampuan sendiri untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang muncul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar