Wikipedia

Hasil penelusuran

Minggu, 15 Juni 2014

TES STANDAR DAN PENGAJARAN



Sifat Tes Standar atau Ujian yang Dibakukan
Apa Itu Tes Standar?
Tes standar adalah tes yang mengandung prosedur yang seragam untuk menentukan nilai dan administrasinya. Tes standar bisa membandingkan kemampuan murid dengan murid lain pada usia atau level yang sama dan dalam banyak kasus, perbandingan ini kan di tingkat nasional.
Tujuan Tes Standar
Tes standar biasanya bertujuan untuk:
·         Memberikan informasi tentang kemampuan murid. Tes standar adalah sumber informasi tentang seberapa baik prestasi dan kemampuan murid.
·         Mendiagnosis kekuatan dan kelemahan murid. Tes standar juga dapat memberikan informasi tentang kekuatan dan kelemahan pembelajaran murid (Popham,2002). Misalnya, murid yang kurang bagus dalam pelajaran membaca mungkin diberi satu atau lebih tes standar untuk mengetahui letak kelemahannya secar tepat.
·         Memberikan bukti untuk penempatan murid dalam program khusus. Tes standar juga dapat dipakai untuk membuat keputusan tentang apakah murid diizinkan masuk ke program spesifdilakuik atau tidak. Di tingkat Sd, tes standar digunakan untukl menentukan penempatan murid dalam kelompok membaca yang berbeda-beda. Di tingkat SMA, bisa dipakai untuk menentukan materi pelajaran apa )misalnya matematika) apa yang mesti di pelajari murid secara mendalam.
·         Memberi informasi untuk merencanakan dan meningkatkan pengajaran atau instruksi. Misalnya, skor murid pada tes membaca standar pada awal masuk sekolah dapat membantu guru untuk menentukan pada level manakah murid harus diberi pengajaran membaca dan pada akhir tahun, bisa memberikan informasi tentang seberapa efektifkah metode pengajaran yang telah diberikan.
·         Membantu administrator mengevaluasi program.Tes standar ini dapat digunakan jika sekolah hendak beralih ke program pendidikan yang baru, maka administrasi sekolah harus mengetahui seberapa efektif program baru tersebut.
·         Memberikan akuntabilitas. Pada akuntabilitas, telah memunculkan:
ü  Tes berbasis standar : tes yang menilai kemampuan/keahlian yang harus dipunyai muridsebelum mereka naik ke kelas berikutnya atau ke jenjang universitas.
ü  Tes beresiko tinggi : menggunakan tes dengan cara sedemikian rupa yang mengandung konsekuensi penting bagi murid, seperti memengaruhi keputusan apakah murid tersebut lulus atau tidak.
Namun tes standar bukanlah satu-satunya metode untuk mengevaluasi para murid dan juga bukan satu-satunya informasi untuk menuntut pertanggung jawaban sekolah atas prestasi murid-muridnya.
Kriteria untuk Mengevaluasi Tes Standar
Adapun kriterianya, antara lain:
a.       Norma.
Kelompok norma adalah kelompok dari individu yang sama yang sebelumnya telah diberi ujian oleh penguji. Norma ini didasarkan pada:
·         Norma nasional yaitu apabila norma tersebut terdiri dario representasi murid secara nasional.
·         Norma kelompok spesial yakni terdiri dari nilai tes untuk subkelompok dari sampel nasional.
·         Norma lokal yakni membandingkan kinerja  murid dengan murid lain dari kelas yang sama, sekolah yang sama, atau diskrit yang sama.
b.      Validitas
Validitas adalah sejauh mana sebuah tes bisa mengukur apa-apa yang diukur dan apa inferensi tentang nilai tes itu akurat atau tidak. Ada 3 tipe validitas, antara lain:
·         validitas isi, yakni kemampuan tes untuk mencakup sampel (to sampel) isiyamng hendak diukur.
·         validitas kriteria yakni kemampuan tes untuk memprediksi kinerja murid saat diukur dengan penilaian atau kriteria lain. Validitas kriteria dapt bersifat concurrent dan predictive. Concurrent validity adalah relasi antara nilai tes dengan kriteria lain yang ada saat ini. Sedangkan predictive validity adalah relasi antara nilai tes dengan kinerja masa depan murid. Contoh: nilai sain pada kelas empat SD dapat dipakai untuk memprediksikan seberapa banyak pelajaran yang berhubungan dengan saian yang akan diambilnya ke jenjang-jenjang berikutnya, apakah saat SMA, anak tersebut akan tertarik mengambil bidang pelajaran yang sama dan mendapat penghargaan di bidang itu atau tidak.
·         Validitas konstruk adalah sejauh mana  ada bukti bahwa sebuah tes mengukur konstruk tertentu.  Sebuah konstruk adalah ciri atau karakteristik yang tidak bisa dilihat dari seseorang, seperti inteligensi, gaya belajar, personalitas atau kecemasan.
c.       Reliabilitas
Reabilitas merupakan sejauh man sebuah prosedur tes bisa menghasilkan nilai yang konsisten dan dapat direproduksi. Reliabilitas ini dapat diukur dengan beberapa cara, antara lain:
·         Tes-retest reliability yakni sejauh mana sebuah tes menghasilkan kinerja yang sama ketika seorang siswa diberi tes yang sama dalam 2 kesempatan yang berbeda. Contoh: hari ini seorang murid yang diberi sebuah tes, beberapa hari selanjutnya murid tersebut diberikan sebuah tes yang sama. Dampak negatif dari tes-retest reliability ini adalah murid terkadang mendapat hasil yang lebih baik pada kesempatan kedua karena mereka sudah pernah mengerjakannya dan beberapa murid mungkin telah mempelajari informasi pada waktu tes pertama dan tes kedua dan karenanya pada tes kedua hasilnya berbeda.
·         Alternate-forms reliability yakni reliabilitas yang ditentukan dengan memberikan bentuk yang berbeda dari tes yang sama pada dua kesempatan yang berbeda untuk kelompok murid yang sama dan mengamati seberapa konsistenkah skornya.
·         Split-half reliability yakni reliabilitas yang dinilai dengan membagi item tes menjadi dua bagian, seperti item bernomor genap dan ganjil. Nilai pada kedua set item tersebut dibandingkan guna menentukan seberapa konsistenkah kinerja murid di kedua set itu.
d.      Keadilan
Tes yang adil (fair) adalah tes yang btidak bias (unbiased) dan tidak diskriminatif. Tes ini tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti gender, etnis, atau faktor subjektif yang lain seperti bias penilai.Apabila tes tersebut fair, maka murid akan mempunyai kesempatan untuk menunjukan kemampuan mereka sehingga kinerja mereka tidak dipengaruhi oleh faktor gender, etnis, ketidakmampuan (cacat) atau faktor lain yang tidak berhubungan dengan tujuan dari tes tersebut.
Tes Kecakapan dan Prestasi
Ada dua tipe tes standar yakni tes kecakapan (aptitude) dan tes prestasi (achievement). Perbandingan antar kedua tes ini adalah:
ü  Tes kecakapan adalah tipe tes yang didesain guna memprediksi kemampuan murid untuk mempelajari suatu keahlian atau menguasai sesuatu dengan pendidikan dan training tingkat lanjut. Tes ini mencakup tes kemampuan mental umum seperti tes kecerdasan Stanford Binet, Wechsler Scales, dan sebagainya.
ü  Tes prestasi adalah tipe tes yang dimaksudkan untuk mengukur apa yang telah dipelajari atau keahlian apa yang telah dikuasai murid.
Scholastic Assessment Test (SAT) yang vsering dipakai saat masuk ke perguruan tinggi biasanya sering dideskripsikan sebagai tes kecakapan, namun SAT dapat juga menjadi tes prestasi tergantung pada tujuan penggunaannya.
Jenis-Jenis Tes Prestasi Standar
1.      Survey Batteries, sekelompok tes pokok persoalan individual yang didesain untuk murid level tertentu. Tes ini merupakan tes standar nasional yang banyak digunakan. Awalnya, tes ini terdiri dai soal pilihan ganda untuk pengetahuan isi murid. Namun, sekarang lebih banyak memasukkan pertanyaan terbuka yang dimaksudkan untuk mengevaluasi keahlian berpikir dan penalaran murid.
2.      Tes untuk Subjek Spesifik, menilai keahlian secara lebih rinci dan ekstensif ketimbnag survey battery. Contoh tes area spesifik untuk bidang membaca adalah Woodcock Reading Mastery Test dan Gates-McKillop-Horowitz Reading Diagnostic Test.
3.      Tes Diagnostik, terdiri dari evaluasi area pembelajaran spesifik secara relatif mendalam. Tujuannya adalah menentukan kebutuhan pembelajaran spesifik dari murid sehingga kebutuhan itu dapat dipenuhi melalui instruksi reguler atau remedial. Tes ini digunakan untuk mengetahui kelemahan murid, seringkali diberikan setelah instruksi dilaksanakan.
Ujian Negara Beresiko Tinggi
Pada 1990-an, ujian negara menjadi lebih terakait dengan sasaran pendidikan dan pengajaran yang ditentukan negara. Kebanyakan ujian negara terutama berisoi soal pilihan ganda dan hampir semuanya menggunakan penilaian yang mengacu pada kriteria tertentu. Para pembuat kebijakan sering mengemukakakan keuntungan dari ujian yang diwajibkan negara, berikut ini:
·         meningkatkan kinerja murid
·         lebih banyak pelajaran yang diujikan
·         ekspektais tinggi untuk semua murid
·         identifikasi sekolah, guru dan administrator yang berkinerja buruk
·         meningkatkan rasa percaya diri  di sekolah ketika nilai tesnya meningkat
Ujian negara ini dipakai dalam keputusan untuk remediasi, kenaikan, dan kelulusan. Ujian negara dikritik karena mengumpulkan kurikulum, mempromosikan memorisasi tanpa analisis, mendorong guru untuk mengajar demi tes, dan mendeskriminasi murid dari latar belakang miskin dan etnis minoritas. Dibutuhkan evaluasi lebih lanjut terhadap tes beresiko tinggi dan dibutuhkan perubahan dalam sistem ujian negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar