Sifat Tes Standar atau
Ujian yang Dibakukan
Apa
Itu Tes Standar?
Tes standar adalah tes yang mengandung
prosedur yang seragam untuk menentukan nilai dan administrasinya. Tes standar
bisa membandingkan kemampuan murid dengan murid lain pada usia atau level yang
sama dan dalam banyak kasus, perbandingan ini kan di tingkat nasional.
Tujuan Tes Standar
Tes standar biasanya bertujuan untuk:
·
Memberikan
informasi tentang kemampuan murid. Tes standar adalah
sumber informasi tentang seberapa baik prestasi dan kemampuan murid.
·
Mendiagnosis
kekuatan dan kelemahan murid. Tes standar juga
dapat memberikan informasi tentang kekuatan dan kelemahan pembelajaran murid
(Popham,2002). Misalnya, murid yang kurang bagus dalam pelajaran membaca mungkin
diberi satu atau lebih tes standar untuk mengetahui letak kelemahannya secar
tepat.
·
Memberikan
bukti untuk penempatan murid dalam program khusus.
Tes standar juga dapat dipakai untuk membuat keputusan tentang apakah murid
diizinkan masuk ke program spesifdilakuik atau tidak. Di tingkat Sd, tes
standar digunakan untukl menentukan penempatan murid dalam kelompok membaca
yang berbeda-beda. Di tingkat SMA, bisa dipakai untuk menentukan materi pelajaran
apa )misalnya matematika) apa yang mesti di pelajari murid secara mendalam.
·
Memberi
informasi untuk merencanakan dan meningkatkan pengajaran atau instruksi.
Misalnya, skor murid pada tes membaca standar pada awal masuk sekolah dapat
membantu guru untuk menentukan pada level manakah murid harus diberi pengajaran
membaca dan pada akhir tahun, bisa memberikan informasi tentang seberapa
efektifkah metode pengajaran yang telah diberikan.
·
Membantu
administrator mengevaluasi program.Tes standar ini dapat
digunakan jika sekolah hendak beralih ke program pendidikan yang baru, maka
administrasi sekolah harus mengetahui seberapa efektif program baru tersebut.
·
Memberikan
akuntabilitas. Pada akuntabilitas, telah memunculkan:
ü Tes
berbasis standar : tes yang menilai kemampuan/keahlian yang harus dipunyai
muridsebelum mereka naik ke kelas berikutnya atau ke jenjang universitas.
ü Tes
beresiko tinggi : menggunakan tes dengan cara sedemikian rupa yang mengandung
konsekuensi penting bagi murid, seperti memengaruhi keputusan apakah murid
tersebut lulus atau tidak.
Namun tes standar bukanlah satu-satunya
metode untuk mengevaluasi para murid dan juga bukan satu-satunya informasi
untuk menuntut pertanggung jawaban sekolah atas prestasi murid-muridnya.
Kriteria
untuk Mengevaluasi Tes Standar
Adapun kriterianya, antara lain:
a. Norma.
Kelompok norma adalah kelompok dari
individu yang sama yang sebelumnya telah diberi ujian oleh penguji. Norma ini
didasarkan pada:
·
Norma nasional yaitu apabila norma
tersebut terdiri dario representasi murid secara nasional.
·
Norma kelompok spesial yakni terdiri
dari nilai tes untuk subkelompok dari sampel nasional.
·
Norma lokal yakni membandingkan
kinerja murid dengan murid lain dari
kelas yang sama, sekolah yang sama, atau diskrit yang sama.
b. Validitas
Validitas adalah sejauh mana sebuah tes
bisa mengukur apa-apa yang diukur dan apa inferensi tentang nilai tes itu
akurat atau tidak. Ada 3 tipe validitas, antara lain:
·
validitas isi, yakni kemampuan tes untuk
mencakup sampel (to sampel) isiyamng hendak diukur.
·
validitas kriteria yakni kemampuan tes
untuk memprediksi kinerja murid saat diukur dengan penilaian atau kriteria
lain. Validitas kriteria dapt bersifat concurrent
dan predictive. Concurrent validity adalah
relasi antara nilai tes dengan kriteria lain yang ada saat ini. Sedangkan predictive validity adalah relasi antara
nilai tes dengan kinerja masa depan murid. Contoh: nilai sain pada kelas empat SD
dapat dipakai untuk memprediksikan seberapa banyak pelajaran yang berhubungan
dengan saian yang akan diambilnya ke jenjang-jenjang berikutnya, apakah saat
SMA, anak tersebut akan tertarik mengambil bidang pelajaran yang sama dan
mendapat penghargaan di bidang itu atau tidak.
·
Validitas konstruk adalah sejauh
mana ada bukti bahwa sebuah tes mengukur
konstruk tertentu. Sebuah konstruk
adalah ciri atau karakteristik yang tidak bisa dilihat dari seseorang, seperti
inteligensi, gaya belajar, personalitas atau kecemasan.
c. Reliabilitas
Reabilitas merupakan sejauh man sebuah
prosedur tes bisa menghasilkan nilai yang konsisten dan dapat direproduksi.
Reliabilitas ini dapat diukur dengan beberapa cara, antara lain:
·
Tes-retest
reliability yakni sejauh mana sebuah tes
menghasilkan kinerja yang sama ketika seorang siswa diberi tes yang sama dalam
2 kesempatan yang berbeda. Contoh: hari ini seorang murid yang diberi sebuah
tes, beberapa hari selanjutnya murid tersebut diberikan sebuah tes yang sama.
Dampak negatif dari tes-retest
reliability ini adalah murid terkadang mendapat hasil yang lebih baik pada
kesempatan kedua karena mereka sudah pernah mengerjakannya dan beberapa murid
mungkin telah mempelajari informasi pada waktu tes pertama dan tes kedua dan
karenanya pada tes kedua hasilnya berbeda.
·
Alternate-forms
reliability yakni reliabilitas yang ditentukan
dengan memberikan bentuk yang berbeda dari tes yang sama pada dua kesempatan
yang berbeda untuk kelompok murid yang sama dan mengamati seberapa konsistenkah
skornya.
·
Split-half
reliability yakni reliabilitas yang dinilai dengan
membagi item tes menjadi dua bagian, seperti item bernomor genap dan ganjil.
Nilai pada kedua set item tersebut dibandingkan guna menentukan seberapa
konsistenkah kinerja murid di kedua set itu.
d. Keadilan
Tes yang adil (fair) adalah tes yang
btidak bias (unbiased) dan tidak diskriminatif. Tes ini tidak dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti gender, etnis, atau faktor subjektif yang lain seperti
bias penilai.Apabila tes tersebut fair, maka murid akan mempunyai kesempatan
untuk menunjukan kemampuan mereka sehingga kinerja mereka tidak dipengaruhi
oleh faktor gender, etnis, ketidakmampuan (cacat) atau faktor lain yang tidak
berhubungan dengan tujuan dari tes tersebut.
Tes
Kecakapan dan Prestasi
Ada dua tipe tes standar yakni tes
kecakapan (aptitude) dan tes prestasi
(achievement). Perbandingan antar
kedua tes ini adalah:
ü Tes
kecakapan adalah tipe tes yang didesain guna memprediksi kemampuan murid untuk
mempelajari suatu keahlian atau menguasai sesuatu dengan pendidikan dan
training tingkat lanjut. Tes ini mencakup tes kemampuan mental umum seperti tes
kecerdasan Stanford Binet, Wechsler Scales, dan sebagainya.
ü Tes
prestasi adalah tipe tes yang dimaksudkan untuk mengukur apa yang telah
dipelajari atau keahlian apa yang telah dikuasai murid.
Scholastic
Assessment Test (SAT) yang vsering dipakai saat masuk ke
perguruan tinggi biasanya sering dideskripsikan sebagai tes kecakapan, namun
SAT dapat juga menjadi tes prestasi tergantung pada tujuan penggunaannya.
Jenis-Jenis Tes Prestasi Standar
1.
Survey
Batteries, sekelompok tes pokok persoalan individual yang
didesain untuk murid level tertentu. Tes ini merupakan tes standar nasional
yang banyak digunakan. Awalnya, tes ini terdiri dai soal pilihan ganda untuk
pengetahuan isi murid. Namun, sekarang lebih banyak memasukkan pertanyaan
terbuka yang dimaksudkan untuk mengevaluasi keahlian berpikir dan penalaran
murid.
2.
Tes
untuk Subjek Spesifik, menilai keahlian secara lebih rinci
dan ekstensif ketimbnag survey battery. Contoh tes area spesifik untuk bidang
membaca adalah Woodcock Reading Mastery
Test dan Gates-McKillop-Horowitz Reading Diagnostic Test.
3.
Tes
Diagnostik, terdiri dari evaluasi area pembelajaran
spesifik secara relatif mendalam. Tujuannya adalah menentukan kebutuhan
pembelajaran spesifik dari murid sehingga kebutuhan itu dapat dipenuhi melalui
instruksi reguler atau remedial. Tes ini digunakan untuk mengetahui kelemahan
murid, seringkali diberikan setelah instruksi dilaksanakan.
Ujian Negara Beresiko Tinggi
Pada 1990-an, ujian negara menjadi lebih
terakait dengan sasaran pendidikan dan pengajaran yang ditentukan negara.
Kebanyakan ujian negara terutama berisoi soal pilihan ganda dan hampir semuanya
menggunakan penilaian yang mengacu pada kriteria tertentu. Para pembuat
kebijakan sering mengemukakakan keuntungan dari ujian yang diwajibkan negara,
berikut ini:
·
meningkatkan kinerja murid
·
lebih banyak pelajaran yang diujikan
·
ekspektais tinggi untuk semua murid
·
identifikasi sekolah, guru dan
administrator yang berkinerja buruk
·
meningkatkan rasa percaya diri di sekolah ketika nilai tesnya meningkat
Ujian negara ini dipakai dalam keputusan
untuk remediasi, kenaikan, dan kelulusan. Ujian negara dikritik karena
mengumpulkan kurikulum, mempromosikan memorisasi tanpa analisis, mendorong guru
untuk mengajar demi tes, dan mendeskriminasi murid dari latar belakang miskin
dan etnis minoritas. Dibutuhkan evaluasi lebih lanjut terhadap tes beresiko tinggi
dan dibutuhkan perubahan dalam sistem ujian negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar